Mohon tunggu...
Rieska Utami
Rieska Utami Mohon Tunggu... Administrasi - karyawan swasta

penyuka sepi dan penikmat kopi

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Second Act", Memiliki Karir Impian Tak Semudah yang Dibayangkan

20 Maret 2019   23:30 Diperbarui: 21 Maret 2019   05:28 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memiliki karir impian tak semudah membalikkan telapak tangan. Apalagi untuk sesorang tanpa latar belakang pendidikan tinggi dan usia yang sudah tidak muda lagi. Film yang rilis pada bulan Desember 2018 ini, mengisahkan tentang seorang wanita yang telah menjadi seorang asisten manajer selama 15 tahun. Ia gagal menjadi manajer karena ia tak memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai. 

Pada acara ulang tahunnya yang ke40, Maya (Jennifer Lopez) membuat sebuah permohonan untuk bisa mewujudkan mimpinya untuk memiliki karier yang cemerlang dan bekerja di perusahaan Ia memiliki seorang kekasih,Trey (Milo Ventimiglia) seorang pelatih football. 

Trey ingin membangun keluarga dan memiliki anak bersama Maya. Namun, Maya masih memiliki ambisi untuk mengejar karir impiannya dan ia masih mengingat tentang anak perempuannya yang ia berikan untuk diadopsi. Maya bercerita pada sahabat dekatnya, Joan (Leah Remini) tentang kegelisahan yang dialaminya.

http://movieden.net
http://movieden.net
Suatu saat, anak baptisnya, Dilly ( Dalton Harrod) membuatkan sebuah resume palsu dengan menjadikan Maya sebagai lulusan terbaik Harvard dengan berbagai keahlian dan beberapa  pekerjaan sosial yang ia lakukan. 

Bahkan Dilly membuatkan facebook dan website khusus dan memberikan identitas baru pada Maya sebagai Maya Vargas. Pertolongan Dilly tidak sampai disitu saja, ia pun diam-diam melamar pekerjaan untuk maya pada sebuah perusahaan produk kecantikan terkenal.

Maya yang diundang untuk wawancara kerja, langsung bertemu dengan direktur perusaahan tersebut, Anderson (Treat Williams), Maya mendapatkan pertanyaan mengenai pangsa pasar tetang produk kecantikan yang mereka jual.  

Jawaban Maya yang sangat to the point dengan kondisi riil di lapangan membuat direktur terkesima. Anderson mengungkapkan bahwa ia sangat senang bisa berkonsultasi dengan Maya yang seorang lulusan harvard terbaik. 

Maya sangat bingung dan saat itu juga seorang wanita datang yang tak lain adalah Zoe (Vanessa Hudgenns) anak perempuan Andersen, yang tak setuju akan pendapat Maya tentang produk kecantikan yang kurang memuaskan sehingga mereka pun beradu argumen hingga Mayameninggalkan ruangan tersebut.

Maya sangat marah pada Joan dan Dilly, dan Ia pun sudah putus asa karena tak mungkin ia bisa bekerja pada perusahaan itu. Namun suatu ketika saat ia sedang bekerja di supermarket , ia mendapat kabar bahwa ia diterima di perusahaan itu. 

Maya sangat bahagia, namun kekasihnya tak setuju karena itu artinya ia akan membohongi diri sendiri dan orang lain. Namun, Maya masih berambisi  Dan ingin menjadi seorang wanita karir yang sukes hingga akhirnya mereka pun berpisah.

Maya yang langsung diterima bekerja sebagai konsultan perusahaan mendapatkan ruang kerja dan apartemen mewah disertai dengan para asisten yang siap membantunya.

www.rollingstone.com
www.rollingstone.com
Dalam sebuah rapat sekaligus perkenalan Maya sebagai pegawai baru perusahaan tersebut, Maya bersikeras bahwa produk yang benar-benar konsumen inginkan adalah produk organik yang original bukan seperti produk yang saat ini di produksi. Pertentangan pun terjadi antara Ron (Freddie Stroma), Zoe dan Maya. Hingga Zoe mengambil keputusan untuk bersaing membuat produk baru yang organik dengan biaya yang terjangkau dan menguntungkan perusahaan. Zoe bekerja sama dengan Ron yang notabene adalah seorang pria yang sangat menyebalkan.

Dalam perjalanan pengembangan produknya, Maya masih diliputi rasa bersalah tentang identitas palsunya. Meskpun begitu ia ingin membuktikan kmampuannya agar ia bisa sukses dan tak dipandang sebelah mata.  Juga masa lalu Maya yang masih menghantuinya, ia masih teringat akan anak perempuannya.

Perjuangan Maya untuk mengekar karir impiannya dan pertemuan dengan anak erempuannya akan mengubah hidup Maya selanjutnya.

Penuh pelajaran hidup

The only thing stopping you,,is you...

Ini adalah salah satu tagline dalam poster film Second Act ini. Seperti yang Maya alami dalam film ini, ia tidak percaya diri akan kemampuannya, hingga kekasihnya berkali-kali memotivasinya bahwa ia adalah wanita yang sangat berbakat. Hal ini memang sangat berkaitan dalam kehidupan kita, rasa kurang percaya diri bahkan rasa rendah diri yang kita miiki, yang akan menahan kita untuk sukses.

us.hola.com
us.hola.com
Demikian juga dalam menyinggung soal sebuah gelar pendidikan untuk menempati sebuah posisi di perusahaan juga sedikit menggelitik para pencipta lapangan kerja. Latar belakang pendidikan yang lebih penting dari kemampuan dan pengalaman juga terkadang menjadi sebuah permasalahan menarik dalam pencarian kerja saat ini. 

Memang, gelar sarjana, latar belakang universitas memang memegang peranan penting bagi kualitas seorang karyawan, namun, kemampuan dan dedikasi serta passion dalam suatu bidang  pekerjaan pun layak dipertimbangkan.

Juga dengan sebuah kebohongan yang diceritakan dalam film ini, tak bisa membuat hidupnya bahagia. Meskipun Maya bisa menikmati kehidupan impiannya, ia tak bisa merasakan kebahagiaan seutuhnya. Memang dibalik kebohongan ada alasan yang melatarbelakanginya tetapi lebih baik jujur meskipun hal itu menyakitkan.

www.celebsfirst.com
www.celebsfirst.com
Persahabatan dalam film ini pun tak bisa dipandang sebelah mata. Memiliki seorang sahabat yang ada saat kita membutuhkan memang menjadi penawar lara yang luar biasa.  

Khususnya Joan yang selalu ada untuk Maya maya. Ia bukan hanya sebagai teman bicara saja bagi Maya, ia sudah sepeti keluarganya yang selalu memberikan solusi ketika Maya mendapatkan maslaah. Memang memiliki sahabat merupakan sebuah anugerah bukan?

Adegan humor yang tak kalah menarik

www.paulhansonclark.com
www.paulhansonclark.com
Inilah mengapa saya sangat menyukai genre drama komedi romantis. Di sela-sela percakapan yang intens dan serius selalu saja ada humor segar yang membuat film ini semakin menarik. Menurut saya humor-humor dalam film ini pas, tidak berlebihan dan tidak membosankan. Apalagi jika anda menonton adegan saat Maya menjadi seorang penerjemah yang akan membuat anda tak bisa menahan tawa.

Dipenuhi dengan gaya yang fashionable

www.pajiba.com
www.pajiba.com
Mengambil setting di kota New York, unruk sebuah drama memang tak lepas dari busana modis yang mencuri perhatian. Jennnifer Lopez yang selain memiliki wajah yang menawan dan rupawan, bentuk badan yag proporsional memberikan gambaran seorang wanita karir sukses yang diidam-idamkan pria maupun wanita. Dengan paduan busana yang pas dan modis dalam film ini, membuat penampilannya semakin memesona. Tak hanya itu perpaduan busana Vanesa Hudgens pun turut menjadi perhatian, gayanya chic dan casual memberikan kesan seorang wanita yang pintar dan elegan.

Film ini memang benar-benar membuat saya jatuh cinta. Selain karena saya merindukan tipikal film drama komedi romantis khususnya office drama seperti hal nya film-film Sandra Bullock di era tahun 2000an, membuat saya semakin menginginkan genre film seperti ini untuk diproduksi setiap tahunnya.

Semoga Anda pun sama senangya dengan saya setelah menonton film ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun