Udara memang  bukan  media bagi mikroorganisme  untuk berkembang biak dan  melangsungkan kehidupan akan tetapi, hanya sebagai tempat persinggahan sementara bagi  mikroorganisme yang terbawa oleh angin dan debu. Sejak pandemi Covid-19 melanda, seluruh warga di penjuru dunia mulai peduli terhadap penting nya memakai masker untuk meminimalisir kontak dengan berbagai jenis mikroorganisme patogen yang tersebar di udara. Masker digunakan sebagai alat untuk mencegah dan meminimalkan seseorang terkontaminasi dengan mikroorganisme tersebut, karena penyebaran nya dapat melalui droplet ketika seseorang sedang berbicara, bersin dan batuk. Lantas jika kita dapat melindungi diri dengan menggunakan masker, apakah hal tersebut juga bisa melindungi lingkungan dan makhluk hidup lain? Dilansir dari The Independent, studi yang dilakukan University of Southern Denmark memperkirakan 129 miliar masker dibuang setiap bulan. Dengan jumlah yang sangat besar tersebut apakah dampak nya terhadap lingkungan, biota perairan dan kita sendiri sebagai konsumen tertinggi di rantai makanan?
Masker sekali pakai terbuat dari plastik mikrofiber yang merupakan limbah yang sulit terurai dan jika jumlah nya terus meningkat tanpa disertai dengan pengelolaan yang tepat maka hal tersebut akan memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan berimbas pada biota dan manusia. Polipropilen, Polietilen, dan Vinil merupakan jenis plastik yang digunakan pada masker sekali pakai dan plastik ini membutuhkan waktu sekitar 450 tahun untuk terurai. Penggunaan masker sekali pakai yang sering dibuang sembarangan serta kurang tepatnya manajemen pengelolaan limbah masker, menyebabkan banyak limbah masker di daratan dan tak sedikit pula yang berakhir di laut. Peneliti mengatakan bahwa terdapat sekitar 26.000 ton sampah masker yang dibuang ke laut.Â
Keberadaan limbah masker ini sangat berdampak buruk terhadap hewan. Banyak ditemukan kasus kasus hewan yang terjerat hingga mati akibat masker. Dilaporkan bahwa pada tahun 2020, seekor kelelawar serotin dan landak di Belanda, rubah merah di Inggris, ikan buntal kotak kotak di sebelah barat pantai Miami, dan kepiting di Prancis ditemukan terjerat masker sekali pakai.
Tak hanya itu, kurang lebih 900 hewan berhasil diselamatkan oleh tim RSPCA yang mana didominasi oleh burung yang terjerat masker sekali pakai. Tali masker dapat menjebak kaki burung, menyebabkan burung akan kesulitan dalam bergerak dan terbang. Selain terjerat, hewan hewan juga dilaporkan juga memakan limbah masker tersebut, seperti di Malaysia ditemukan beberapa kera ekor panjang yang sedang mengunyah masker, lalu di Boston sendiri ditemukan pula seekor anak anjing yang telah memakan masker wajah sekali pakai. Tak sampai disitu, mirisnya ada hewan yang tidak tertolong setelah mereka menelan masker sekali pakai, seorang mahasiswa dari Universitas Leiden, Liselotte Rambonnet menyatakan bahwa hewan yang terjerat akan menjadi lemah, dan keberadaan plastik di dalam perut hewan akan menyebabkan kelaparan pada hewan tersebut. Hal ini dapat berujung kematian pada hewan bila tidak ditangani segera. Â Seperti pada kasus di Brazil yang mana ditemukan seekor pinguin yang telah mati dan pinguin tersebut dikonfirmasi terdapat masker N95 di dalam perutnya.
Di Amerika Serikat ditemukan ikan buntal yang mati akibat tersangkut masker dan di Prancis ditemukan kepiting yang juga mati dengan penyebab yang sama.
Sesuai dengan pedoman dari Kementerian Kesehatan RI, cara pengelolaan masker sekali pakai yaitu:
Mengumpulkan masker bekas sekali pakai dengan cara melipat masker menjadi dua ke arah dalam masker lalu digulung kemudian ikat dengan tali masker bekas tersebut.Â
Melakukan desinfeksi masker bekas tersebut menggunakan larutan desinfektan, klorin ataupun pemutih untuk membunuh mikroorganisme pada masker tersebut.Â
Sebelum membuang masker sekali pakai, kita perlu merusak masker tersebut. Hal ini berguna agar orang yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan kembali masker bekas tersebut.Â
Buang masker ke tempat yang telah disediakan oleh pemerintah atau ke tempat sampah pada umumnya, namun sebelum itu kita harus membungkusnya ke dalam plastik dan pastikan terbungkus dengan rapat.
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!