Beberapa bulan ini, sekolah mengadakan proyek gelar karya kebhinekaan untuk mata pelajaran P5 kelas 10. Gelar karya tersebut berupa teater ataupun drama musikalisasi. Gambaran penampilan yang diangkat yaitu tentang kebudayaan dari berbagai pulau di Indonesia.
“ Oke anak-anak, sekarang kita akan mengundi pembagian budaya apa yang akan didapatkan oleh masing-masing kelas,” ujar Pak Arko.
Kami sebagai kelas XA sangat menginginkan mendapatkan kebudayaan dari jawa, karena dirasa akan gampang mempersiapkannya.
“ Dan yang mendapatkan pulau jawa adalah kelas XB,” ujar Bu Dani.
Kami pun merasa sedikit kecewa dengan hasil undian tersebut karena tidak sesuai dengan harapan kami, tetapi kami malah mendapatkan kebudayaan Sumatera.
“ Ya, ayo walaupun hasilnya tidak sesuai dengan ekspetasi kalian tapi kalian pasti bisa, jangan hilang semangat," ujar Pak Arko.
Setelah itu kami pun mulai membentuk kepanitiaan.
“ Baiklah teman-teman jadi siapa yang akan kalian tunjuk untuk menjadi ketua panitia?” Ujar Maureen selaku perwakilan kelas. Dan semua siswa banyak yang menunjuk Rymalla dan Evan untuk menjadi ketua P5.
Setelah itu ada yang berbicara.
“ Kayaknya kalau 2 ketua saja tidak cukup untuk menghandle semua ni.”
Kami pun mengusulkan maureen saja menjadi ketua ke-3. Setelah itu kepanitiaan pun dibentuk yang terdiri dari banyak seksi atau bidang. Semua itu pun telah dibuat, lalu kami pun memulai latihan untuk penampilan gelar karya. Kami mengumpulkan berbagai macam ide dari teman-teman supaya dapat membuat pertunjukan menjadi semakin menarik.
Di tengah panasnya terik matahari kami pun berlatih untuk proyek P5 pada puncak lustrum nantinya.
“ Kami ke kelas dulu ya sebentar,” ujar satu geng murid yang malas latihan yang bernama Valen, Ano dan Alan.
“ Mereka kemana ya kok ga balik-balik lagi ke Pendhapa?” Kata Maureen sekalu ketua P5.
Setelah itu Maureen pun mengecek ke kelas dan menemukan mereka lagi enak-enakan tiduran.
“ Woi bangun kalian! Sini kembali ke Pendhapa,” kata Maureen.
“ Hah nanti aja, lagi enak nih tidurnya,” kata Ano yang setengah sadar karena ngantuk.
Setelah itu dengan tegas pun Maureen menyuruh mereka keluar dari kelas dan bergabung latihan dengan teman-teman yang lain.
“ Ayo cepat keluar atau ngga kalian nanti saya aduin ke Pak Ncus,” ujar Maureen.
“ Berisik banget sih lu, yaudah iya!” Kata Valen.
Dengan muka terpaksa mereka pun keluar dari kelas dan menuju ke Pendapha.
Dan kami pun memulai latihan. Saat kami sedang latihan mereka bertiga menghilang lagi ntah kemana, dan ternyata setelah Maureen cari, Maureen menemukan mereka di belakang tirai pendapha sedang bermain.
“ Kalian kenapa di sini? Kalian bisa lihatkan kita lagi latihan, kenapa kalian sibuk main sendiri?” Maureen berkata sambil marah.
“ Kami kan lagi capek, masa sih kalian paksa kami latihan,” kata Valen.
Dan Rymalla datang setelah mendengar kericuhan itu.
" Ada apa ini?” Kata Rymalla.
“ Ini Ry, masa kami lagi capek tapi kami di paksa latihan sama nih orang!” Kata Ano sambil menunjuk Maureen.
“ Yah kan namanya latihan Ano, waktu kita tinggal sedikit lagi sebelum pergelaran, bukan hanya kalian juga kok yang capek, kami juga capek! Tapi kami tetap semangat untuk latihan,” kata Rymalla.
Setelah itu mereka pun kembali ke pendapha untuk melakukan evaluasi.
“ Teman-teman jadi, tadi pas kita latihan, ada salah tiga teman kita yang bersantai-santai saja, sementara kita di sini capek juga, jadi itu jangan dicontoh ya temen-temen," kata Maureen saat evaluasi.
Tiba-tiba Ano merasa tidak terima dan ia bilang,
“ Woi lu ngerti ngga sih orang capek? Lalu tadi juga lu ngapain pake mukul-mukul Valen segala, kalo lu mau negur ya tinggal ngomong aja jangan main tangan! Gimana sih lu.”
“ Lah mana ada aku mukul si Valen, sejak kapan?” Kata Maureen
“ Lah tadi gua ngerasain kalo lu mukul gua,” kata Valen.
“ Tapi kan itu hanya reflek doang!” Merasa tidak terima Maureen membantah.
Setelah lama mereka pun berdebat, Pak Ncus pun datang,
“ Ada apa ini?” Kata Pak Ncus.
Lalu Rymalla pun menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
“ Nah anak-anak jadi memang hal ini pasti akan menimbulkan berbagai macam konflik, jadi kita bisa belajar dari pengalaman ini, sebaiknya kalau ada konflik atau semacamnya kita harus mengingat untuk apa kita mulai, jadi di sini kita harus bisa menyelesaikan konflik dengan baik-baik. Valen, Alan dan Ano kalian harus semangat juga dalam bekerja sama dengan teman kelas ini untuk menghasilkan penampilan yang maksimal, kalau bukan kalian yang bisa bekerjasama dengan baik ya siapa lagi, jadi ayo kita sama-sama harus bisa menyukseskan penampilan ini," kata Pak Ncus sembari memberi semangat kepada mereka.
Dua bulan terlah berlalu, hari yang di tunggu-tunggu pun tiba, pada pergelaran gelar karya kami pun dapat membayar keringat, capek, dan kerja keras kami semua dengan hasil tampilan yang memuaskan. Dari pengalaman tersebut kita bisa pelajari bahwa untuk menyukseskan sesuatu kita harus perlu kerja sama yang baik, memang konflik itu pasti akan datang, tetapi kita harus bijaksana dalam menyelesaikannya, karena hal tersebut dapat memaksimalkan pergelaran, dengan adanya ide-ide, dan perbedaan-perbedaan pendapat.
" Terima kasih semuanya, kalian telah menunjukan yang terbaik dan yang sangat baik, kalian bisa membuktikan semua kerja keras kita selama beberapa bulan ini, proud of you all," ujar Maureen selaku ketua utama.
Dan setelah berlatih sekian bulan kami sebagai anak kelas XA pun berhasil menunjukan yang terbaik dan kami dapat belajar dari pengalaman-pengalaman ini.
TAMAT.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H