2. Sampling Audit: Berdasarkan SA 530, auditor akan menentukan ukuran sampel yang cukup untuk mengurangi risiko sampling. Sampling ini dapat bersifat statistik atau nonstatistik, tergantung pada kebutuhan pengujian rinci dan pengendalian.
 Tahap 3: Eksekusi
Pada tahap ini, auditor akan melaksanakan prosedur audit yang telah direncanakan, termasuk:
1. Pengujian Pengendalian: Menguji efektivitas pengendalian internal PT Gua Selomangleng terkait pelaporan keuangan.
2. Pengujian Rinci: Melakukan pengujian rinci terhadap transaksi dan saldo akun yang signifikan. Dalam hal ini, auditor akan memproyeksikan kesalahan penyajian yang ditemukan dalam sampel ke populasi keseluruhan.
 Tahap 4: Kesimpulan dan Pelaporan
Tahap akhir ini melibatkan penarikan kesimpulan dan penyusunan laporan audit. Auditor akan mengevaluasi hasil pengujian dan memastikan bahwa laporan keuangan PT Gua Selomangleng memberikan gambaran yang wajar sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.
 Contoh Penerapan SA 530
Misalnya, dalam audit atas persediaan minyak sawit, auditor menggunakan sampling audit untuk menguji keakuratan saldo persediaan. Berdasarkan SA 530, auditor akan menentukan ukuran sampel yang representatif. Jika dari sampel tersebut ditemukan kesalahan penyajian sebesar 2%, auditor akan memproyeksikan kesalahan tersebut ke seluruh populasi persediaan. Jika total persediaan adalah Rp 10 miliar, kesalahan proyeksi sebesar 2% berarti Rp 200 juta.
 Kesimpulan
Audit oleh KAP Meruya Illir dan Rekan atas laporan keuangan PT Gua Selomangleng mengikuti empat tahapan utama dan mematuhi PSAK 69 serta SA 530. Dengan demikian, auditor dapat memberikan keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan klien mencerminkan kondisi keuangan yang sebenarnya sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.