Beberapa minggu lalu, saya mendapat kesempatan untuk jalan-jalan ke Jepang tepatnya ke Chubu selama 6 hari 4 malam bersama teman-teman dari media dan agen travel berjumlah 8 orang.
Chubu terletak di tengah-tengah Pulau Honshu yang merupakan pulau terbesar di Jepang yang terdiri lima Prefektur yaitu Shizuoka, Aichi, Gifu, Yamanashi dan Nagano. Chubu, secara geografis berada hampir di tengah-tengah Jepang.
Chubu juga berada satu lokasi dengan Gunung Fuji yang diliputi oleh daerah pegunungan setinggi 3000 meter. Oleh sebab itu di Chubu kita bisa menikmati pemandangan puncak menjulang 'Pegunungan Alpen Jepang'. Pemandangan gunung cantik ini adalah daya tarik utama dari wilayah tersebut.
jepun-3-1107-5a5eca3bdd0fa877392da762.jpg
Perjalanan saya ke Jepang ini atas undangan media trip yang diselenggarakan oleh Points Global bekerjasama dengan Freeplus Indonesia. Destinasi pertama yang kami kunjungi di Jepang ini adalah Chubu. Sebelumnya saya sudah mengupas perjalanan
wisata dari hari pertama hingga ketiga. Nah, sekarang saya akan mengupas perjalanan di hari keempat hingga keenam.
Hari ke-4, Wisata Prefektur Gifu dan Toyama
Usai sarapan di hotel Hotel Gujo Hachiman, hari keempat ini kami satu rombongan mulai checkout dari hotel dan kembali ke bis untuk melanjutkan perjalanan berikutnya. Karena lokasi yang akan kami kunjungi berada diwilayah paling tinggi, sepanjang jalan mulai tampak tumpukan salju, kami yang memang hingga hari ketiga belum menemukan salju langsung berteriak senang.Â
aaaaa-5a5ecb3016835f1c1d71b8c4.jpg
Masing-masing sibuk dengan kameranya untuk mengambil momen terbaiknya. Â Selain itu ada juga yang sibuk untuk siaran langsung dimasukan ke media sosial tentunya.
Shirakawa-Go Village-Takayama
Tujuan kami adalah mengunjungi Shirakawa-Go Village, Â desa ini terletak di lembah Sungai Sho-Gawa (Shirakawa), lembah Gunung Ryohaku, berbatasan dengan perfektur Gifu dan Toyama. Â
jepun-3-2317-5a5ecaf1ab12ae76562fd922.jpg
Letak perumahan penduduk juga bervariasi, Â mulai dari 350 meter hingga sekitar 2700 meter di atas permukaan laut. Â Saat musim salju, desa ini tampak begitu cantik. Pandangan memesona pun berlanjut di malam hari, kala lampu-lampu menghiasi perumahan penduduk. Tak hanya letaknya yang unik, nilai sejarah dan sosial yang tinggi, Â menjadikan Desa Shirakawa Go sebagai salah satu Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 1995. Â
Yang membuat unik adalah di desa ini hampir semua model dan gaya arsitektur bangunannya berbentuk Gassho-zukuri yaitu berbentuk segitiga runcing. Kata Gassho merupakan bahasa Jepang yang menyatakan sebuah gerakan ritual, dimana tangan terkatup di dada dengan tujuan untuk berdoa atau tanda hormat, permintaan maaf maupun menyatakan rasa syukur. Konstruksi bangunan model Gassho-Zukuri di Shirakawa-Go yang berbentuk segitiga ini bertujuan agar air hujan dan salju lebat lebih mudah menetes atau turun ke bawah. Dengan begitu beban atap akan berkurang dan rumah tetap berdiri kokoh. Biasanya Rumah Gassho ini memiliki bentuk yang besar yang terdiri dari 3 hingga 4 lantai di bawah atapnya.
jepun-3-1579-5a5ecb5add0fa875350b7f32.jpg
Kesempatan terbaik bagi Anda apabila bisa menyaksikan Tradisi Yui di Shirakawa Go. Tradisi Yui merupakan proses penggantian atap rumah yang dilakukan selama 30 tahun sekali dengan cara gotong-royong sesama warga. Rasa kebersamaan inilah yang menjadi kekuatan dan kekeluargaan yang membuat Desa Shirakawa ini tetap bertahan bahkan mendapat perhatian khusus di dunia pariwisata dunia.
Rumah Gassho-Zukuri di Shirakwa Go saat ini berjumlah sekitar 114 rumah dan yang bangunan tertua sudah berusia sekitar hampir 300 tahun. Rumah Gassho-Zukuri yang terbesar di Shirakawa Go adalah Wada House atau Rumah Wada. Â Bangunan ini merupakan bangunan khusus dan penting di Shirakawa-Go yang ditempati oleh keluarga para pemimpin desa dari generasi hingga generasi.
1050655-5a5ecd8d16835f2086538f02.jpg
Rumah Wada  ini, di masa lalu dijadikan sebagai tempat untuk menjalankan bisnis. Di bawah lantai satu dijadikan tempat pembuatan bubuk senjata dan lantai atas digunakan untuk tempat memelihara ulat sutra. Harga tiket masuk Wada House di Shirakawa Go Jepang ini adalah sebesar 300 Yen.
Kebetulan saya memang masuk ke dalam ingin mengetahui isi lantai perlantainya di rumah tersebut. Dari dalam rumah tersebut barulah kita bisa merasakan keunikan struktur bangunan serta fitur-fitur arsitektur lainnya. Dari lantai atasnya terhampar pemandangan sekeliling desa yang super cantik. Selain Wada House ada juga 2 rumah Gassho-zukuri lain yang dibuka untuk umum (Kanda House dan Nagase House).
Nah, buat temen-temen yang pengen berkunjung ke Jepang nih, jangan sampai melewatkan Shirakawa Go Village dalam destinasi wisatanya. Jalan-jalan ke Jepang memang paling seru dan menyenangkan apalagi saat musim salju tiba. Tapi jangan salah yah, tidak hanya musim salju saja kamu juga bisa berkunjung ke Shirakawa Go, karena pada saat musim semi, pemandangan desa yang cerah dan keindahan hutan yang sejuk juga tidak kalah menarik. Â
1050692-5a5ecd7ccbe523032311dba3.jpg
Selesai menikmati pemandangan di Shirakawa-go, kami kembali ke Takayama. Daya tarik dari Takayama City adalah atmosfer kota tua yang memiliki suasana jadul abad 17-an dengan masih berdirinya rumah-rumah pedagang yang dulunya sukses.
Sambil berjalan di lorong-lorong jalanan kota tua, kita bisa membayangkan suasana kehidupan pada masa lampau. Sekarang lorong-lorong tersebut diramaikan oleh toko-toko suvenir, penjual sake serta restoran.
1050800-5a5ed1c616835f1ff06a5322.jpg
Kalau mau mengintip rumah pejabat pada jaman dahulu, kita bisa mampir ke Takayama Jinya yang berada tidak jauh dari Takayama Old Town. Takayama Jinya ini merupakan kantor cabang pemerintahan pada masa Edo Bakufu tahun 1682 sampai 1868. Meskipun umurnya sudah tua, namun bangunannya masih sangat well-preserved. Seru juga ngintip rumah pejabat zaman dulu, seperti masuk ke setting film.
1050803-5a5ed151ab12ae7269436942.jpg
Satu hal yang terkenal di Takayama City di daerah Gifu Prefecture ini adalah Hida Beef. Pokoknya kalau dengar Takayama, orang-orang langsung ingat Hida Beef. Sebelumnya kami tidak tahu menahu tentang Hida Beef ini dan ternyata jenis daging sapi ini masuk 3 top beef di Jepang selain Kobe Beef dan Matsusaka Beef. Kami juga sempat mencicipi Hida Beef Steak di hotel tempat kami menginap tapi di area ini tentunya ada banyak tempat lain untuk makan Hida Beef.
1050798-5a5ed1d3cf01b45dfd3c53d3.jpg
Gero Onsen, Bosenkan Hotel
Usai berkeliling di Takayama City, kamipun lanjut untuk kembali ke hotel ketiga yaitu di Gero Onsen, Bosenkan Hotel. Sebuah Penginapan yang beroperasi sejak Tahun 1818. Di Area dengan luas sekitar 1.100 M persegi ini, Anda dapat merasakan keindahan 4 musim sambil jalan-jalan di sebuah taman bernuansa Jepang.
333-5a5ed2b9f1334429cc438e52.jpg
Selain itu, Anda dapat juga menikmati pemandian air panas outdoor ditemani desiran air sungai yang menawan. Masakan juga tidak kalah lezat, Di hotel ini juga disediakan satu set masakan khas Jepang dengan bahan-bahan yang telah dipilih oleh Head Chef yang tentunya berpengalaman.
jepun-3-1723-5a5ed33bcbe52307576f40a2.jpg
Untuk beristirahat pun disediakan kamar ala Jepang yang nyaman dilengkapi dengan Futon (Kasur), toliet dan kamar mandinya. Wifi pun tersedia di Lobby lantai 1. Tersedia pula penyewaan pemandian air panas outdoor dengan tarif 2.160 Yen /45 Menit dan dapat dipesan di hari itu juga. Sebuah penginapan yang menyajikan secara dekat pengalaman berbudaya Jepang.
jepun-3-1627-5a5ed4b0caf7db28a27f11d3.jpg
Usai makan malam, kami berencana akan mandi di onsen, salah satu hal yang wajib dicoba selagi di Jepang, membuat saya berpikir dua kali untuk mencobanya atau tidak. Maklum karena di Indonesia tidak wajar mandi bareng-bareng sambil telanjang di tempat pemandian umum.
jepun-3-1787-5a5ed50ccbe523032272cf84.jpg
Didorong perasaan ingin merasakan budaya mandi ala Jepang sekaligus melepas kecapekan setelah menyusuri perkampungan Shirakawa go , saya pun memberanikan diri untuk mandi di onsen tempat kami menginap. Kandungan mineral yang terkandung dalam Onsen dipercaya bisa menyehatkan badan dan menyembuhkan beberapa penyakit, seperti penyakit kulit, pernafasan, dan pencernaan.
Dan terbukti setelah berendam di air panas tersebut, tubuh kami terasa segar kembali dan bisa tidur dengan lelapnya, sehingga esok pagi bisa semangat berkeliling di Prefektur Aichi.
Hari ke-5, Prefektur Aichi
Ideyu Morning Market
jepun-3-1802-5a5ed6015e13736480015862.jpg
Sarapan di hotel, kemudian kami menuju Ideyu Morning Market. Lumayan seru mengamati kesibukan di pasar ini sekaligus melihat produk-produk berkualitas tinggi yang dijual di sini. Selain para penjual ikan/seafood mentah, sayuran dan bunga, di dalam bangunan pasar ini juga ada beberapa restoran kecil yang mengolah bahan-bahan seafood tersebut menjadi makanan siap santap. Hal paling signifikan yang kami amati dari pasar ini bersih dan tidak ada sampah berserakan.
jepun-3-1806-5a5ed55fab12ae732c3323b3.jpg
Inuyama Castle
Usai berbelanja di Ideyu Morning Market perjalanan dilanjutkan menuju ke Kastil Inuyama. Kastil Inuyama (Inuyama-jo) adalah salah satu tempat tujuan wisata di Jepang yang menarik untuk dikunjungi yang menghadap Sungai Kiso, yang dijadikan sebagai perbatasan antara prefektur Aichi dan Gifu.
2222-5a5ed5f0cf01b45f77119bf2.jpg
Terletak di Inuyama-shi, Aichi, kastil ini selesai dibangun pada tahun 1537 oleh Oda Nobuyasu, yang merupakan paman dari daimyo terkenal Oda Nobunaga, seorang daimyo muda yang berusaha menyatukan Jepang di abad ke-16.
Kastil Inuyama merupakan salah satu Istana Kayu di Nagoya, Prefektur Aichi. Kastil Inuyama adalah salah satu dari 12 istana di Jepang yang dibangun sebelum periode Edo. Kastil Inuyama dikenal dengan arsitekturnya yang sangat indah, serta memiliki sejarah yang selamat dari peperangan serta bencana alam di Jepang. Istana tersebut menghadap Sungai Kiso, yang dijadikan sebagai perbatasan antara prefektur Aichi dan Gifu.
jepun-3-1924-5a5ed64ccf01b45f71790c52.jpg
Tingkat atas menara benteng adalah ruang observasi berukuran 7,3 m dari utara ke selatan dan 5,5 m timur ke barat, dan mempertahankan karakteristik halus ketika menara istana pertama kali dirancang. Tinggi kastil kira-kira 25 m diukur dari permukaan tanah, dan ditetapkan sebagai National Treasure.
Sesampainya dipintu masuk, kita sudah langsung dihadang dengan suasana castle dan perkampungan Jepang. Perjalanan menuju castle juga melewati beberapa mon (gerbang) seperti di Fushimi Inari Taisha.
jepun-3-2651-5a5ed759f1334429c966fed2.jpg
Suasananya sangat kental dengan nuansa traditional. Untuk memasuki castle, juga terdapat beberapa persyaratan seperti kita harus melepas sepatu. Karena selain lantai yang licin, juga menjaga kebersihan castle.
Biasanya para pengunjung akan menuju puncak castle. Selain bisa menyaksikan pemandangan dari atas castle, pada bagian puncaknya juga masih terdapat deretan barang-barang peninggalan sejarah. Karena pengunjung yang ramai dan tangga castle yang bisa dibilang sangat kecil dan licin, jadi kita harus sangat berhati-hati untuk naik dan turun tangga.
Sampai dipuncak, saya begitu kagum dengan pemandangannya yang sangat cantik sekali. Dimana kita bisa menyaksikan sungai ala Jepang serta suasana perumahan dan perkampungan ala Jepang. Karena puncak yang kecil, kita bisa keliling memutari puncak sehingga bisa menyaksikan pemandangan sekeliling. Namun kita juga mesti sangat hati-hati saat berada di atas, karena beranda yang kecil dan licin.
jepun-3-2677-5a5ed75fab12ae732f458292.jpg
Selesai menjelajahi Kastil, perjalanan dilanjutkan untuk makan siang di di Jyou lalu lanjut ke Nagoya TV Tower dan Oasis 21. Kawasan pusat kota Sakae adalah surga pebelanja, dengan banyaknya toserba termasuk pemain raksasa Jepang, Mitsukoshi dan Matsuzakaya berkumpul dekat stasiun.
Acara dilanjutkan dengan meeting dengan Ministry of Ministry of Land, Infrastructure and Transport saling memberikan saran dan kritik untuk pariwisata yang ada di Nagoya ini. Ditutup dengan makan malam di Kin no Kura dan beristirahat di Meitetsu Grand Hotel.
Hari ke-6, Chubu Airport-Jakarta
Hari keenam kami pagi-pagi harus checkout dari hotel, karena jam 7 kami harus segera menuju Chubu Airport melalui jalur kereta api dari Meitetsu Station, untuk perjalanan pulang naik Asiana Airlines dengan rute Chubu-Seoul-Jakarta.
33333333-5a5ed77cab12ae7311185e63.jpg
Mudah-mudahan dari sharing itinerary ini bisa jadi inspirasi destinasi alternatif buat yang sudah pernah ke Tokyo, Osaka atau Kyoto dan mau mencari destinasi lain yang menarik, salah satunya wisata ke Chubu ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya