Mohon tunggu...
Ririn Aprilia
Ririn Aprilia Mohon Tunggu... Notaris - notaris

Mom of two boys, love simple life, grateful and love the sky much......

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kenapa Jokowi??

15 Januari 2018   11:58 Diperbarui: 15 Januari 2018   13:01 689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah berkeliling, kami satu rombongan dipersilahkan untuk sesi bincang-bincang dengan Bapak Walikota seputar pemerintahannya. Sosok Jokowi kala itu memang sudah merakyat, santun dan bersahaja tanpa memperlihatkan bahwa dirinya adalah seorang pejabat di Solo. Terlihat muda (kala itu), postur tinggi semampai bahkan terkesan kurus memang sudah dari dulu ternyata.

Gaya bicara dan tertawanya memang khas seorang Jokowi tanpa dibuat-buat semua natural ala kadarnya, itulah yang membuat saya kagum pada sosoknya. Dan Jokowi merupakan salah satu dari pejabat negeri ini yang sukses melahirkan karya nyata yang bermanfaat bagi masyarakat Solo.

Salah satunya adalah menciptakan proses pelayanan perizinan yang cepat, efisien dan transparan untuk mengatasi pelayanan perizinan yang lama, berbelit-belit, serta rentan pungutan liar. Dengan membentuk sistem pelayanan perizinan satu pintu (One Stop Service-OSS) dan mendelegasikan kewenangan penerbitan izin dari walikota ke instansi (SKPD) yang dibentuk untuk menerbitkan izin.

Menurutnya dengan adanya sistem tersebut, maka pelayanan perizinan yang lebih cepat, praktis, efisien dan transparan, serta pendapatan daerah yang meningkat.

Tidak hanya saling bertatap muka dan saling tanya jawab soal era pemerintahannya, kami semua diajak untuk melihat langsung proses sistem pelayanan perizinan satu pintu tersebut di kantor walikotanya.

Sungguh saya kagum dengan hasil nyata dari seorang Walikota Solo ini, kemampuannya dalam  memetakan masalah dan menemukan solusi yang sesuai untuk problem yang sesuai. Tanpa kemampuan itu, ia hanya akan menjadi sebuah palu yang memandang semua hal adalah paku. Terbukti sejak menjadi walikota Solo, sudah banyak penghargaan dari dunia internasional atas prestasi kerjanya. Sementara pada 2012 lalu Jokowi pernah meraih peringkat ketiga walikota terbaik saat menjabat di Solo.

Sekali lagi saya makin kagum dengan gaya kepemimpinannya ini, pun hingga ketika saya tahu dia mencalon diri menjadi Gubernur DKI Jakarta. Belum genap kepemimpinannya selama 2 tahun dia sudah melakukan banyak hal bagi Jakarta, seperti yang cukup fenomenal adalah pembenahan Waduk Pluit yang dulu dihuni 1.600 pemukim liar sehingga menjadikan waduk itu dangkal dan tak efektif membendung banjir Jakarta. Jokowi pun berhasil memindahkan ratusan PKL tanpa kekerasan ke Blok G Pasar Tanah Abang. Di sana para PKL diberi tempat yang layak dan uang sewa yang murah.

Masih ada lagi yang pertama dan paling banyak bisa dilihat dalam program Penataan Kampung, Penataan Pasar dan Pembuatan Rumah Susun. Di antaranya, penataan dan pengisian Rumah Susun Marunda dan Muara baru, pembangunan 200 Rumah susun di Pulo Gebang, pembangunan Kampung Deret Tanah Tinggi, penataan kampung Cakung Barat, pembangunan Rusunawa di Rawa Bebek, pembangunan 8 blok Rumah Susun Daan Mogot.

Prestasi lainnya adalah ketika baru menjabat sebagai Gubernur DKI, bersama wakilnya Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok, Jokowi menggebrak dengan pemberian layanan kesehatan gratis bagi warga kurang mampu Jakarta melalui program Kartu Jakarta Sehat untuk 4,7 juta jiwa.  Ini diiringi kewajiban rumah sakit swasta untuk menambah kelas 3 perawatan sebanyak 40 persen.

Di bidang pendidikan, Jokowi juga memberi dana bantuan pendidikan pada 320 ribu pelajar melalui program Kartu Jakarta Pintar. Dengan sejumlah gebrakan itu, tak mengherankan Jokowi kembali masuk penghargaan kepala daerah terbaik tingkat dunia, selain ada nama lainnya seperti Ridwan Kamil (Walikota Bandung), Tri Rismaharini (Walikota Surabaya),  dan Ilham Arief Sirajuddin (Walikota Makassar).

Keempat kepala daerah di Indonesia itu bersaing dengan 118 wali kota di seluruh dunia, yakni 19 wali kota dari kawasan Amerika Utara, 16 wali kota dari kawasan Amerika Latin, 43 dari Eropa, 24 dari Asia, 7 dari Australia dan 9 dari Afrika. Selain itu, Jokowi satu-satunya orang Indonesia yang masuk dalam daftar 50 pemimpin hebat dunia versi Majalah Fortune edisi 7 April 2014 menempati urutan ke-37.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun