Mohon tunggu...
Ririn Aprilia
Ririn Aprilia Mohon Tunggu... Notaris - notaris

Mom of two boys, love simple life, grateful and love the sky much......

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Mengunjungi Perkampungan Ama-san di Hachiman

11 Januari 2018   14:07 Diperbarui: 12 Januari 2018   16:37 858
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prefektur Mie merupakan salah satu prefektur di Jepang yang letaknya berdekatan dengan Nagoya, Osaka, dan Kyoto. Menyajikan berbagai macam wisata mulai dari wisata religi di Kuil Ise Jing yang terkenal, wisata alam dan kebun bunga di Hokusei, sampai dengan wisata budayanya yang unik di salah satu semenanjung Mie.

Jepang saat ini ternyata sedang gencar mengadakan promosi wisata bagi para wisatawan muslim. Salah satunya wisata yang berada di daerah Hachiman Prefektur Mie ini.

Di Hachiman Prefektur Mie ini terdapat para penyelam wanita yang disebut dengan "Ama" (wanita penyelam), merupakan sebuah profesi yang sudah dilakukan sejak lama, bahkan tercatat dalam sejarah yaitu pada sebuah literatur di abad ke-7. Namun saat ini hanya berada di wilayah Mie, Iwate, dan Prefektur Ishikawa saja.

Laut lepas yang biru, dengan pemandangan hijau sekeliling yang indah dan barisan rumah penduduk yang tertata rapi di pinggir pantai adalah keindahan yang disajikan Mie bagi para pengunjungnya. Sembari menikmati alam, pengalaman melihat para ama menyelam lama tanpa dilengkapi alat-alat selam ini merupakan salah satu pengalaman berharga di Mie.

Ama sendiri artinya adalah wanita laut dalam bahasa Jepang. Ama-san berarti woman divers yang merupakan salah satu aset budaya di Hachiman. Jadi, Ama-san ini adalah wanita-wanita pemburu kerang dengan cara tradisional yang memiliki teknik kemampuan pernapasan yang luar bisa karena bisa menyelam selama satu menit.

Ama-san ini juga merupakan salah satu pendukung sustainable fishery karena selain cara mengambil kerang (terkadang mereka juga mengambil ikan, gurita, dan rumput laut) tidak menggunakan cara yang merusak seperti bom, mereka juga memiliki waktu yang ketat untuk berburu demi menghindari overfishing.

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Kini, untuk melestarikan kebudayaan ini, Ama menjadi salah satu tourist attraction di Hachiman selain karena unik, juga sebagai pembelajaran mengenai pemanfaatan hasil laut yang ramah lingkungan.

Ama-san juga disebut-sebut sebagai pekerjaan tertua bagi wanita di Jepang (sebagian besar Ama-san adalah wanita). Rata-rata usia para Ama-san berumur 70 hingga 82 tahun, namun jangan salah usia boleh tua tapi kelincahan dan kegesitan seakan masih berusia 60 tahun. Para Ama-san ini memang awet muda karena mereka banyak terkena mineral dari laut dan rumput laut.

Kota Hachiman di Prefektur Mie ini masih sangat melestarikan profesi Ama. Saat ini tercatat masih ada 300 perempuan yang menjadi Ama di sana. Prefektur Mie dikenal juga sebagai tempat berkembangnya budaya Ama.

Bagi kamu yang ingin mengunjungi para ama-san, kini amagoya (pondok untuk para penyelam ama) dibuka untuk umum, bahkan bagi wisatawan muslim yang berkunjung wisata di hachiman ini adalah pilihan yang tepat.

Di sana kita akan melihat langsung para Ama-san ini menyelam tanpa menggunakan peralatan menyelam dan ini tidak pernah berubah dari zaman dulu, bahkan ada beberapa orang bisa menyelam ke dasar laut hingga mencapai kedalaman 20 meter. Mereka menangkap bermacam-macam mulai dari abalone dan lobster hingga berbagai jenis rumput laut, kerang dan sebagainya. Mereka menyelam selama 1 menit untuk satu kali dan ini diulangi berkali-kali sebanyak 50 hingga 100 kali dalam sehari.

Penyelaman yang dilakukan para Ama-san ini biasanya dilakukan dalam dua cara. Pertama mereka menyelam dengan bergantung pada seutas tali yang dikaitkan pada sang suami yang menantinya di atas perahu. Metode ini biasanya digunakan saat Ama menyelam di tengah lautan lepas dengan tingkat kedalaman agak tinggi. Sang suami harus tahu benar kapan ia harus menarik sang istri ke permukaan.

Kedua adalah dengan menyelam sendirian yang biasanya dilakukan di peairan yang agak dangkal. Di sini Ama mengikatkan diri mereka dengan seutas tali pada keranjang kayu di permukaan. Saat ini ini Ama tidak sebanyak dulu, dan hanya berada di beberapa daerah tertentu seperti Mie, Iwate dan Ishikawa.

Lewat moslem toura Ama Tour, Amakoya, para wisatawan dapat melihat secara langsung keunikan kehidupan para Amachan ini, selain tentu dengan fasilitas yang lengkap termasuk tempat sholat bagi wisatawan muslim.

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Di Ama tour ini kita bisa melihat cara mereka mengolah hasil laut dan ingin mencicipi seafood panggangnya. Menikmati makanan laut segar yang dibuat oleh ama sambil mendengarkan pengalaman menyelam mereka. Walaupun hanya bisa berbahasa Jepang, tapi mereka sangat ramah.

Untuk menu yang ditawarkan di wisata ini adalah halal meski memang belum halal certified, tapi mereka memastikan bahwa menu yang ditawarkan adalah full seafood dan tidak mengandung alkohol termasuk mirin. Mulai dari oyster, Ise Lobster, sashimi, scallops, hingga hijiki (sejenis rumput laut yang dimasak dengan rasa agak sedikit manis).

Semua bahan-bahan dari menu yang disuguhkan ini berasal dari hasil lokal. Nasinya berasal dari beras yang ditanam Ama-san, misonya dibuat oleh Ama-san juga, bahkan cumi dan berbagai macam kerang yang disajikan betul-betul fresh dibakar langsung di depan meja para tamu yang datang oleh Ama-san.

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Buat Anda yang ingin sholat, tak perlu risau karena di restoran ini tersedia mushola. Yang terletak persis di samping restoran. Ruangan yang cukup nyaman dan sejuk karena dilengkapi dengan AC dan dengan keadaan antara mushola wanita dan laki-laki terpisah.

Akses untuk menuju ke hachiman ini bisa langsung dari Bandara Internasional Chubu, lalu naik kapal laut yang jaraknya hanya 40 menit menuju Kota Toba di Mie. Jadi masukan daftar tur kamu ke Jepang untuk mengunjungi para Ama-san ini di liburanmu nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun