Penyelaman yang dilakukan para Ama-san ini biasanya dilakukan dalam dua cara. Pertama mereka menyelam dengan bergantung pada seutas tali yang dikaitkan pada sang suami yang menantinya di atas perahu. Metode ini biasanya digunakan saat Ama menyelam di tengah lautan lepas dengan tingkat kedalaman agak tinggi. Sang suami harus tahu benar kapan ia harus menarik sang istri ke permukaan.
Kedua adalah dengan menyelam sendirian yang biasanya dilakukan di peairan yang agak dangkal. Di sini Ama mengikatkan diri mereka dengan seutas tali pada keranjang kayu di permukaan. Saat ini ini Ama tidak sebanyak dulu, dan hanya berada di beberapa daerah tertentu seperti Mie, Iwate dan Ishikawa.
Lewat moslem toura Ama Tour, Amakoya, para wisatawan dapat melihat secara langsung keunikan kehidupan para Amachan ini, selain tentu dengan fasilitas yang lengkap termasuk tempat sholat bagi wisatawan muslim.
Untuk menu yang ditawarkan di wisata ini adalah halal meski memang belum halal certified, tapi mereka memastikan bahwa menu yang ditawarkan adalah full seafood dan tidak mengandung alkohol termasuk mirin. Mulai dari oyster, Ise Lobster, sashimi, scallops, hingga hijiki (sejenis rumput laut yang dimasak dengan rasa agak sedikit manis).
Semua bahan-bahan dari menu yang disuguhkan ini berasal dari hasil lokal. Nasinya berasal dari beras yang ditanam Ama-san, misonya dibuat oleh Ama-san juga, bahkan cumi dan berbagai macam kerang yang disajikan betul-betul fresh dibakar langsung di depan meja para tamu yang datang oleh Ama-san.
Akses untuk menuju ke hachiman ini bisa langsung dari Bandara Internasional Chubu, lalu naik kapal laut yang jaraknya hanya 40 menit menuju Kota Toba di Mie. Jadi masukan daftar tur kamu ke Jepang untuk mengunjungi para Ama-san ini di liburanmu nanti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H