Pungutan liar semacam ini tidak hanya memberikan tekanan finansial yang berlebihan pada orang tua murid, tetapi juga menyimpang dari tujuan utama dunia pendidikan. Menghapus tradisi wisuda TK-SMA dapat mengurangi tekanan finansial yang dirasakan oleh orang tua dan meminimalisir praktik pungli yang merugikan. Orang tua tidak seharusnya diberatkan dengan urusan yang tidak relevan dengan pendidikan, seperti pembayaran uang wisuda, uang terima kasih, uang wisata perpisahan, dan lain sebagainya.
Ubaid, salah satu pihak yang mengungkapkan kekhawatiran ini, mengatakan bahwa segala bentuk pungutan liar tersebut tidak memiliki relevansi dengan dunia pendidikan. Ia menegaskan bahwa praktik seperti itu hanya merupakan jenis modus pungli yang tidak patut diterima. Oleh karena itu, perlu dilakukan langkah-langkah untuk memberantas praktik pungli dan menjaga integritas serta esensi dari dunia pendidikan.
Dalam menghadapi permasalahan ini, perlu kerjasama antara pihak sekolah, orang tua murid, dan pihak terkait lainnya. Langkah-langkah yang dapat diambil termasuk penegakan aturan yang jelas dan transparan terkait biaya-biaya terkait wisuda, sosialisasi kepada orang tua mengenai hak dan kewajiban mereka, serta pengawasan yang ketat untuk mencegah praktik pungli. Hal ini akan menjaga integritas tradisi wisuda dan memberikan keadilan bagi semua pihak yang terlibat.
Dalam konteks ini, saya mendukung penghapusan wisuda TK hingga SMA sebagai upaya untuk mengurangi beban finansial yang tidak perlu bagi orang tua murid. Acara perpisahan siswa TK hingga SMA dapat tetap diselenggarakan dengan seragam sekolah yang sederhana, tanpa perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk perlengkapan wisuda. Wisuda bukanlah hal yang wajib dilakukan, sehingga fokus dapat lebih ditempatkan pada penghargaan terhadap prestasi akademik dan pengembangan kreativitas anak usia dini.
Dengan menghapus wisuda TK-SMA, kita dapat memperkuat esensi pendidikan anak usia dini yang lebih berfokus pada proses belajar dan kreativitas, tanpa memberikan beban finansial yang tidak perlu kepada orang tua murid.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H