Mohon tunggu...
Rieka Yusuf
Rieka Yusuf Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Memiliki ketertarikan dalam jurnalistik, media, kiasan, dan origami.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mistisisme Penyumbang Nafkah Industri Layar Kaca

30 Juni 2020   14:25 Diperbarui: 30 Juni 2020   16:11 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kala itu, tayangan horor belum merambah pada media televisi. Mengingat saat itu hanya ada satu stasiun televisi nasional yang segala aspek penayangannya dikontrol ketat oleh pemerintah. 

Baru ketika akhir masa orde baru, tayangan horor mulai muncul di layar kaca. Seperti film Si Manis Jembatan Ancol, Jin dan Jun, serta Tuyul dan Mbak Yul. Tayangan-tayangan ini pun terus berkembang seiring keberadaan stasiun televisi swasta.

Meski jadi hiburan baru, program acara tersebut juga kerap menimbulkan kontra. Jin dan Jun contohnya, digugat oleh masyarakat karena menampilkan sosok astral dengan karakter ramah dan baik hati. Atau Si Manis Jembatan Ancol yang ceritanya diangkat dari kisah nyata yang melegenda di era 90-an digugat karena tidak menampilkan sosok agamis sebagai pahlawan.

Hingga tahun 2002, mistisisme tak hanya dikemas sebagai ide utama dalam produksi film, namun juga menjadi konsep sebuah acara, seperti Silet. Tayangan infotainment tersebut dipadukan dengan konsep dan cerita misteri, mitos, takhayul, serta investigasi berbau mistis Lainnya. Setelah berjaya pada tayangan gosip, konten mistis juga berkembang melalui tayangan reality show.

Sebagai pelopor, reality show Dunia Lain mencoba menyajikan realitas dunia gaib dengan melakukan observasi sebuah tempat yang memiliki hal-hal beraroma mistis. Selain mencoba mengilustrasikan situasi melalui lisan, yang membuat populer Dunia Lain juga adanya sesi Uji Nyali. Di segmen ini, seorang peserta akan ditantang untuk berada di ruangan atau tempat -yang sebelumnya sudah diceritakan bagaimana riwayat hingga unsur mistisnya- semalaman.

Tim produksi beserta pembawa acara dan aktor pemilik kemampuan supranatural akan mengawasi peserta uji nyali dari tempat berbeda melalui kamera di sekitar peserta. Hingga akhirnya peserta tersebut menyelesaikan tantangan atau menyerah sebelum waktu yang ditentukan. Adegan-adegan yang memperlihatkan peserta bergelut dengan ketakutannya menjadi hal menarik. Begitu setelahnya, peserta masih ditanyai apa yang dirasakan.

Meski dalam penjelasan sebelumnya reality show adalah kisah nyata tanpa rekayasa, namun sejatinya tidak ada yang apa adanya di layar kaca. Untuk menarik audiens, sebuah acara harus dimodifikasi sedemikian rupa. Karena adegan-adegan seperti kerasukan, berbagai penampakan makhluk halus, maupun kesaksian yang disampaikan dengan emosional adalah hal-hal yang dinanti-nanti. Jika demikian, realitas sesungguhnya sangat sulit ditemui pada acara reality show dengan tema mistisisme. Meski tidak dalam porsi seluruhnya, sebagian acara tersebut pasti punya gimmick sebagai pelengkap juga pemanis.

Konsep mistisisme dengan mengilustrasikan suatu tempat dari sudut pandang gaib juga turut dilakukan pada acara Mister Tukul Jalan-Jalan. Sosok Tukul yang dikenal sebagai pelawak ditampilkan dalam konsep yang berbeda. Ide agak segar diberikan dengan menambahkan sesi lukis hantu oleh Soleh Pati, seorang ustad lengkap dengan pakaiannya yang serba hitam. Karakter lucu dari Tukul pun hilang terserap kesan mistis yang disajikan dalam acara.

Sekian tahun kemudian, perkembangan mistisisme di layar kaca terus berevolusi. Kali ini sebuah konsep reality show di Thailand diadopsi pada acara Karma Show. Acara tersebut turut menghadirkan aktor sebagai anak Indigo dan seorang pembawa acara untuk meramal peristiwa mistis 31 orang dengan cara memilih acak berdasarkan tanggal kelahiran orang-orang tersebut. Tak hanya penjelasan yang bersifat metafisika, kelainan fisik hingga psikis juga bisa diramal pada acara Karma. Sang anak indigo pun memberi beberapa diagnosa beserta cara mengatasi peristiwa-peristiwa mistis yang dialami oleh peserta terpilih.

Sejak dahulu, masyarakat Indonesia sudah akrab dengan hal berbau mistis, bahkan menjadi sesuatu yang dipercaya hidup berdampingan dengan mereka. Beberapa budaya di Indonesia erat kaitannya dengan hal mistis. Tak hanya yang bersifat kepercayaan terhadap keberadaan makhluk halus, hal gaib juga melekat pada kesenian hingga kesehatan manusia. Dalam budaya misalnya, sering kali mistisisme menjadi unsur yang melekat pada kesenian dari budaya tersebut. Terlebih Indonesia dengan 1340 suku bangsa beserta adat istiadat juga para leluhur yang memiliki cerita yang syarat akan mistis.

Hal ini turut didukung dengan masih banyaknya masyarakat yang memiliki kepercayaan terhadap beberapa mitos. Sebagian dari mereka bahkan masih melakukan penghormatan terhadap hal-hal tak kasat mata yang dipercaya memiliki dampak bagi kehidupan mereka. Ungkapan senada dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan Dr. Manthias Clasen untuk tesisnya, bahwa salah satu alasan orang menyukai hal gaib karena mereka menghormati leluhurnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun