Pagelaran seni akbar Panggung Gembira Ponpes IMBS Miftahul 'Ulum Pekajangan adalah serangkaian acara yang mempersembahkan sebuah karya inovatif dan Kreatif ala santri yang meliputi Drama kolosal, musikalisasi komedi, tarian daerah, dll . Kegiatan ini merupakan ajang pengekspresian jiwa kreativitas seni santri melalui media dekorasi, show dan pembuatan konsep acara, yang mungkin sebagian besar anggapan dari banyak kalangan, tugas santri pada umumnya di pondok pesantren hanyalah sebtas belajar dan mengaji saja, namun dalam wadah yang disediakan oleh pihak pengasuh ponpes IMBS ini berupa Pagelaran Seni, mampu mematahkan argumen kebanyakan orang tentang anak yang mengenyam pendidikan di pondok pesantren. Keprihatinan anak pada zaman sekarang menjadi landasan pacu bagi pengasuh ponpes untuk merubah daya ketertarikan seorang anak dalam menyikapi era globalisasi ke arah yang lebih baik. sebagaimana sambutan Ayahanda Mudir IMBS MIFTAHUL 'ULUM beliau Al-Ustadz Sumarno M.pd,i dalam sambutanya yakni " Pagelaran Pangung Gembira kali ini adalah Pendidikan yang mendidik bukan sekedar penampilan, dan tontonan ".
 Acara Panggung Gembira ini menuntut santri untuk mencurahkan berbagai ide kreasi yang dimilki layaknya seorang seniman dalam pembuatan hasil karya yang mampu menarik perhatian banyak orang. Bukan hanya itu, mereka pun diajari cara membagi waktu dan tanggung jawab atas  kewajiban yang dimiliki selama di bangku pesantren. Dari mulai penataan panggung, pemasangan background, tamanisasi hingga pada acara, semuanya dikerjakan oleh tangan-tangan ide kreatif santri. Pada kesempatan kali ini, dapat dihadiri oleh Bapak Wakil Bupati Kab. Pekalongan yakni H. Riswadi S.H dan ketua Lembaga Pengembangan Pondok Pesantren Muhammadiyah (LP2M) Jawa Tengah yakni Bapak KH. Najmuddin dari Solo yang turut menyaksikan sekaligus membuka acara pada malam itu.Â
Konsep utama yang menjadi dasar latar belakang diadakannya Pagelaran Seni ini ialah sebagai media Dakwah Islami kontemporer melalui media seni pertunjukan yang berpendidikan sebagai wujud pengaplikasian seorang santri pondok pesantren dalam menyiarkan agama islam. mengutip dari sambutan bapak pengasuh Al-ustadz Sumarno, beliau memaparkan bahwa tontonan yang memberikan tuntunan dan tuntunan yang melalui tontonan itu bertujuan agar semua kalangan dapat merasakan adanya pesan-pesan pendidikan di tiap-tiap acara yang ada bukan sekedar bagus atau tidaknya sebuah acara melainkan hikmah dan feedback yang dapat diambil dan diresapi. Karena, sekarang ini banyak dari berbagai industri perfilman yang sebatas menayangkan adegan-adegan yang tidak diselipi sebuah pesan moral yang mampu mendidik dan menggiring orang orang untuk mulai melakukan aktivitas yang positif.
Santri selaku pemeran utama dalam jalannya agenda acara ini, diharapkan mampu untuk kedepannya agar lebih tampil percaya diri dan bertekad kuat dalam mengambil keputusan serta mampu mengikuti alur perkembangan dunia moderenisasi saat ini dengan landasan agama yang kokoh sehingga tidak akan mudah goyah oleh guncangan apapun. sejalan dengan khittah perjuangan di era Walisongo yakni menyebarkan islam bisa dilalui dengan berbagai macam cara seperti contoh Sunan Kalijaga, caranya berdakwah dengan memanfaat media wayang, lagu merupakan sebagian kecil dari banyaknya media dakwah lainnya yang dapat kita temui di sekitaran kita. Pondok Pesantren IMBS menjadi contoh, bahwa santri itu bisa dan mampu terjun di berbagai macam bidang kehidupan manapun dan kapanpun. Maka oleh karenanya, kita selaku seorang muslim yang telah dari lahir merasakan indahnya hidup dinaungi ajaran-ajaran-Nya patutlah bangga dan ikut serta menyebar luaskan syiar agama islam ini dengan memanfaatkan teknologi dan berbagai macam kemajuan di era sekarang ini dengan progress yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H