[caption caption="Museum Tsunami Aceh"]
[caption caption="Memorial Hall di Museum Tsunami Aceh"]
Di sebelah Museum Tsunami terdapat Komplek Pemakaman Tentara Belanda. Perawatan Pemakaman ini dibiayai oleh Pemerintah Belanda hingga kini, sehingga komplek pemakaman ini terawat dan menjadi salah satu lokasi wisata di banda Aceh.
[caption caption="Taman Pemakaman Kerkhorf di Sebelah Museum Tsunami Aceh"]
Situs peringatan tsunami lain yang kami kunjungi adalah Kapal Apung Lampulo, yaitu kapal yang saat ini berda di atap sebuah reruntuhan rumah. Kapal tersebut pada saat terjadinya bencana ikut terseret arus dengan beberapa awak kapal yang berada di atasnya. Awak kapal tersebut selamat dari bencana yang melanda.Selain itu terdapat juga Taman Aceh Thanks to The World sebagai bentuk terima kasih Aceh kepada dunia yang telah membantu merehabilitasi wilayah dan penduduknya pasca tsunami. Tidak terasa hari sudah mulai sore, pertanda kami harus bergegas menuju Bandara untuk pulang ke Jakarta.Â
[caption caption="Kapal Apung Lampulo"]
[caption caption="Taman Aceh Thanks To The World"]
Dalam perjalanan menuju Bandara kami juga melewati taman pemakaman massal korban tsunami. Berdasarkan keterangan teman saya, pemakanan ini banyak dikunjungi peziarah khususnya pada waktu peringatan bencana tahunan. Terdapat quotes yang bermakna sangat dalam di komplek pemakansn tersebut.
[caption caption="Quotes Bermakna di Salah Satu Pemakaman Massal"]
Sampailah kami harus kembali ke Jakarta untuk pulang. Perjalanan selama 9 hari yang berawal dari Padang berakhir di Banda Aceh. Setiap daerah yang kami kunjungi menawarkan objek wisata yang menarik dan beragam. Banda Aceh menutup perjalanan kami dengan suguhan wisata religius, makanan yang khas, serta napak tilas bencana Tsunami yang selalu mengingatkan akan kekuasaan Allah SWT.
  Â