Mohon tunggu...
Muhamad Ridwan
Muhamad Ridwan Mohon Tunggu... Lainnya - Hanya mengisi kekosongan

stay where your heart smile

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Anak, Si Peniru Ulung

13 Februari 2023   00:55 Diperbarui: 13 Februari 2023   01:59 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Tidak bisa dipungkiri bahwa orang tua adalah sekolah pertama bagi anaknya, terutama seorang ibu. Hal itu dimulai ketika anak masih didalam kandungan, secara tidak langsung, seorang ibu telah mengajarkan buah hatinya tentang cinta, kasih sayang, perjuangan, dan lainnya. Maka dari itu, sebagai orang tua dan calon orag tua, kita harus menjadi madrasah yang positif bagi anak-anak kita.

Para orang tua, perlu kita ketahui bahwa anak adalah peniru ulung. Mereka akan menirukan suatu hal yang menarik perhatian dan rasa penasaran mereka. Maka tak bisa dipungkiri bahwa ada istilah "buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya.". Anak mulai meniru sejak ia lahir ke dunia. Mulai dari meniru ekspresi wajah orang tua dan orang disekitarnya. Ketika orang tersenyum, anak akan ikut tersenyum. Ketika orang mengernyitkan dahi, anak pun akan melakukan hal yang sama. Begitu juga ketika orang tertawa dan berbicara. Karena anak belajar lewat meniru, tak bisa dipungkiri apabila anak yang terlahir tuli dengan otomatis akan bisu. Bukan karena pita suaranya yang bermasalah, tetapi karena bayi tuli tidak bisa mendengar kata, sehingga tak bisa menirukan yang ia lihat dan dengar.

Ketika usia anak mulai bertambah, sifat meniru masih terus berkelanjutan. Apa yang orang tua atau orang lain ucapkan, sikap yang ditunjukkan, tanpa disadari akan ditiru oleh si buah hati. Anak belajar dari apa yang dilihat dan didengarnya. Apa yang orang lakukan, baik itu gestur tubuh, ucapan, atau ekspresi, semuanya menjadi sarana belajar untuk sang anak.

Ketika anak menginjak usia tiga tahun, anak akan meniru perilaku, tatakrama dan bahasa orang terdekatnya. Jika orang-orang itu adalah orang yang baik dan tutur katanya selalu sopan pada setiap orang, maka sangat mungkin anak pun akan tumbuh menjadi orang yang seperti yang ia contoh. Pada usianya itu, anak mungkin belum mengerti kenapa orang-orang berperilaku baik dan sopan pada orang lain, akan tetapi anak akan tetap meniru perilaku orang yang ia contoh. Begitupun sebaliknya, apabila orang-orang disekitarnya adalan pribadi yang kurang baik, tidak memiliki rasa simpati  dan sopan santun terhadap orang lain, dan selalu melakukan hal negative, maka sifat itulah yang akan anak tiru dan ia bawa sampai ia besar nanti.

Maka dari itu, kita sebagai orang tua dan calon orang tua harus sangat memperhatikan dan memberikan contoh yang baik untuk anak. Karena baik buruknya seorang anak adalah dari bagaimana cara orang tua mendidik dan memberikan contoh yang baik agar anak tidak salah meniru sesuatu. Begitupun lingkungan, para orang tua harus sangat memperhatikan lingkungan sekitar, karena anak akan berbaur dengan orang lain yang mungkin akan lepas dari pengawasan orang tua.

semoga kita dan keluarga kita dijadikan keluarga dan keturunan yang baik, aamiin...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun