Mens Sana in Corpore Sano
Kita semua tahu dengan jelas apa maknanya. Juvenal bicara itu berabad-abad lalu. Namun, menurut saya tubuh yang kuat juga butuh kebahagiaan. Di mana sebagai makhluk sosial, sering sekali kebahagiaan didapat didapat dari orang lain. Dan pada minggu ini (30/07/2023) kami mendapatkannya dengan cara demikian.
Memulai semuanya dari hati, ke kepala, lantas dibawa darah ke seluruh tubuh. Kami melangkah mengitari RW 06 Kelurahan Jayamekar yang sedang sibuk. Sibuk, karena kerja bakti sedang berlangsung. Ada yang mengarit, mencabuti, menceburkan setengah badannya ke kali, dan sebagainya. Sungguh damai dalam cangkang ruwet, bukan sebaliknya.
Langkah kami berhenti di sebuah pinggiran kali yang ramai kala itu. Pak Agus, salah satu pendiri dan relawan dari Yayasan Sehati Gerak Bersama menyambut kedatangan kami. Beliau mengamini hasrat kami buat turut serta membersihkan kali yang tengah digarapnya. Senang sekali melihat antusias orang menular ke dalam sukma pribadi. Beberapa dari kami pun ikut berbasahan. Mengangkuti sampah, rumput liar, atau apapun yang dianggap menghalangi aliran kali. Sedangkan sebagian lainnya fokus bersih-bersih jalan.
Benar saja, kebahagiaan kami temukan di sini. Tawa, gelak, dan canda berhamburan ke seluruh arah mata memandang. Selagi bersamaan, diskusi, cerita, serta bincang mengalir lebih deras dari aliran kali. Senang-senang, seakan meringankan sampah-sampah yang diberatkan air, melunakkan genggam akar rumput liar, dan menyerap cahaya matahari pagi yang hangat. Hingga tanpa terasa, gerak kami harus berhenti sebab tugas yang menyenangkan itu rampung juga.
Seakan tidak pernah bosan di satu tempat, kami berpindah memenuhi janji. Membantu Pak Epy Mahbub (Ketua RW 04) dan koleganya. Di mana sesampainya kami di sana, setengah target terselesaikan. Pacul-memacul rumput liar, arit-mengarit, hingga membakar sampah kami lakukan dengan penuh semangat. Peluh mengucur lebih sering kali ini, namun tak menutupi wajah ceria.
Selepas tuntas kedua kerja, kami mengisinya dengan runtutan menenangkan. Membasuh diri, mengopi dan tukar tutur, hingga jamuan makan liwet yang rasanya meningkat berkali-kali lipat.
Dengan begitu, benar sudah teoriku. Bahwa kebahagiaan juga dibutuhkan tubuh yang sehat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H