Mohon tunggu...
Ridwan Sank
Ridwan Sank Mohon Tunggu... Konsultan - Ridwan Sank Hipnovator

Ridwan Sank adalah seorang Penulis Buku, Public Trainer & Hipnoterapis, juga Founder TEH (The Ethnic Hypnoaura) yaitu Mesmerisme Aura Ala Sunda . Silahkan kunjungi web saya www.ridwansank.co.id, WA/Telp. 081310831118

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Waspada dengan Skizofrenia!

26 Maret 2013   08:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:12 2315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada lagi info menarik buat para sobat, sebagai penambahan wawasan. Saya ingin berbagi pengalaman dengan para sobat, karena kejadian ini bisa saja terjadi kepada saudara, tetangga atau orang terdekat anda.

Kemarin saya menangani salah seorang klien Hipnoterapi, dia remaja berumur 17 tahun, saat ini dia memutuskan untuk berhenti sekolah setelah bolos lebih 3 bulan. Dia merasa tidak ada gunanya bersekolah, di rumah dia sering menyendiri, asyik dengan dunianya (bermain game) dan sering larut dalam khayalan, serta sering menyalahkan siapapun yang berada di dekatnya,
Saat bertemu pada sesi pertama, memang sudah terlihat keganjilan dari gesture dan ekspresi wajah nya, terkadang menunjukkan arogansi saat diajak berkomunikasi.

Memang perlu tantangan menghadapi klien seperti ini, perlu kesabaran dan “penyamaan frekuensi” agar dia merasa nyaman dan percaya kepada saya, sebagai Hipnoterapis.
Setelah didiagnosa, remaja ini mengidap Skizofrenia, yaitu gangguan kejiwaan yang bisa mempengaruhi fungsi normal kognitif, emosional dan tingkah laku. Biasanya orang seperti ini sering menarik diri dari lingkungan sosial, dan disimpulkan dia bahwa mengalami gangguan berjenis Paranoid Skizofrenia
Anda harus waspada, karena 75% penderita skizofrenia mulai mengidap pada usia 16-25 tahun. Usia remaja memang berisiko tinggi karena tahap kehidupan ini penuh dengan tekanan, salah satunya karena stres pelajaran di sekolah. Kondisi penderita sering terlambat disadari oleh keluarga dan lingkungannya karena dianggap sebagai bagian dari tahap pubertas dan penyesuaian diri.
Indikator premorbid (pra-sakit) pre-skizofrenia antara lain:
1. ketidakmampuan seseorang mengekspresikan emosi: wajah dingin, jarang tersenyum, acuh tak acuh.
2. Penyimpangan komunikasi: penderita sulit melakukan pembicaraan terarah, kadang menyimpang (tanjential) atau berputar-putar (sirkumstantial).
3. Gangguan atensi: penderita tidak mampu memfokuskan, mempertahankan, atau memindahkan atensi.
4. Gangguan perilaku: menjadi pemalu, tertutup, menarik diri secara sosial, tidak bisa menikmati rasa senang, menantang tanpa alasan jelas, mengganggu dan tak disiplin.

Ada 2 gejala gejala skizofrenia pada umumnya :
1. Gejala-gejala Positif
Termasuk halusinasi, delusi, gangguan pemikiran (kognitif). Gejala-gejala ini disebut positif karena merupakan manifestasi jelas yang dapat diamati oleh orang lain.
2. Gejala-gejala Negatif
Gejala-gejala yang dimaksud disebut negatif karena merupakan kehilangan dari ciri khas atau fungsi normal seseorang. Termasuk kurang atau tidak mampu menampakkan/mengekspresikan emosi pada wajah dan perilaku, kurangnya dorongan untuk beraktivitas, tidak dapat menikmati kegiatan-kegiatan yang disenangi dan kurangnya kemampuan bicara (alogia).

Para sobat, Bila anda memiliki anak remaja, berilah perhatian yang cukup, karena usia remaja perlu diperhatikan kepribadian pra-sakit nya yang merupakan faktor predisposisi skizofrenia, yaitu gangguan kepribadian paranoid atau kecurigaan berlebihan, menganggap semua orang sebagai musuh. Gangguan kepribadian skizoid yaitu emosi dingin, kurang mampu bersikap hangat dan ramah pada orang lain serta selalu menyendiri, maka tidak heran bila salah satu penyalurannya dengan bermain game online

Pada gangguan skizotipal orang memiliki perilaku atau tampilan diri aneh dan ganjil, percaya hal-hal aneh, pikiran magis yang berpengaruh pada perilakunya, persepsi pancaindra yang tidak biasa, pikiran obsesif tak terkendali, pikiran yang samar-samar, penuh kiasan, sangat rinci dan ruwet

Tidak semua orang yang memiliki indikator premorbid pasti berkembang menjadi skizofrenia. Banyak faktor lain yang berperan untuk munculnya gejala skizofrenia, misalnya stresor lingkungan dan faktor genetik. Sebaliknya, mereka yang normal bisa saja menderita skizofrenia jika tekanan batinnya terlalu berat.
Penderita skizofrenia memerlukan perhatian dan empati, namun keluarga juga perlu menghindari reaksi yang berlebihan seperti sikap terlalu mengkritik dan mengekang, atau sebaliknya terlalu memanjakan dan terlalu mengontrol yang justru bisa menyulitkan penyembuhan.

Perawatan terpenting dalam menyembuhkan penderita skizofrenia adalah perawatan obat-obatan antipsikotik yang dikombinasikan dengan Hipnoterapi.
Kesabaran dan perhatian yang tepat sangat diperlukan oleh penderita skizofrenia. Keluarga perlu mendukung serta memotivasi penderita agar bisa cepat sembuh.
Semoga bermanfaat. Salam.

www.ridwansank.com
# 7 Pusaka Penarik Rezeki#

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun