Bila anda adalah orang tua, pernahkan anak anda merasa malas berangkat ke sekolah karena takut dimarahi guru, atau anda pernah dipanggil oleh pihak sekolah karena anak anda bermasalah ?
Ada pengalaman menarik yang bisa dijadikan pelajaran bagi kita semua. Pengalaman ini di dapat dari hasil sesi HIPNOTERAPI yang saya tangani pada bulan November lalu, klien saya adalah seorang anak berusia 11 tahun, sebut saja Doni (nama samaran), dia duduk di kelas 6 SD Swasta di Bekasi dengan Akreditasi A (nama sekolahnya saya rahasiakan).
Keluhan yang saya terima dari orang tuanya adalah Doni ini malas belajar, sulit konsentrasi, tidak pernah mengerjakan tugas dari guru, suka mengganggu teman-temannya, dan pernah menghina guru di depan siswa, dan yang paling mengagetkan, orang tuanya mendapat surat dari pihak sekolah yang menyatakan Doni divonis GAGAL Ujian Nasional (UN), padahal saat itu baru bulan November, sedangkan pelaksanaan UN sendiri akan dilaksanakan pada bulan Mei tahun berikutnya.
Saat diawal sesi Hipnoterapi yang pertama, dilakukan interview dan pre-induction , ada statement Doni yang mengagetkan, ketika saya tanya kenapa dia membuat masalah di sekolah, dia menjawab “ GURU SAYA MONSTER” buat apa saya jadi siswa yang baik, toh nanti juga saya dimarahi dan di cap BANDEL. Kemudian saya tanya lagi, kenapa menyebut gurunya itu “MONSTER” ?, Dia bilang karena gurunya itu galak, tidak bersahabat dan pilih kasih. Dia menambahkan hal ini telah dirasakan selama 2 tahun, Doni beranggapan apapun yang dia lakukan di sekolah, tidak akan diapresiasi oleh guru wali kelasnya, sehingga lambat laun dia berubah menjadi apatis terhadap pelajaran, dan akhirnya membuat labelling di pikirannya, gurunya adalah “MONSTER”.
Ketika saya tanya mulai kapan dia bersikap seperti itu, dia menjawab dari kelas 4, terlebih guru wali kelas nya yang “MONSTER” itu tidak pernah diganti. Lalu saya cek buku raportnya di kelas 1 sampai dengan kelas 3, ternyata Doni memiliki nilai dan karakter yang bagus. Lalu saya tanya , kenapa saat kelas 1-3 nilai kamu bagus dan berperilaku baik ? Dia menjawab karena dulu gurunya asik dan gak bikin stres.
Bayangkan dan rasakan, ternyata sosok guru sangat mempengaruhi psikologi anak terhadap kegiatan belajar. Akibat dari kurang perhatian, apresiasi dan komunikasi guru terhadap siswa, siswa menjadi demotivasi, apatis terhadap pelajaran, bahkan Doni melabel gurunya adalah “MONSTER”
Menurut kamus Merriam-Webster, label adalah deskripsi atau identifikasi melalui kata atau frase. Dalam kasus ini Doni memberikan label gurunya adalah “MONSTER” dan dia meyakini label ini karena gurunya galak dan tidak komunikatif.
Oleh karena itu, suasana kelas yang menyenangkan dan siswa memahami pelajaran, merupakan tolok ukur efektifitas dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Kompetensi dan komunikasi guru adalah salah satu penentu terciptanya pengajaran yang efektif di kelas, oleh karena itu guru yang berkualitas harus menguasai materi dan memahami metode komunikasi dengan siswa.
Menyadari pentingnya kualitas ”sosok guru” sebagai pendidik dan panutan, perlu terus dipelihara, karena emosi dan pikiran bawah sadar siswa dengan mudah merekam dan meniru setiap perkataan-perkataan dan pola bahasa yang diucapkan sehari-hari oleh guru. Oleh karena itu sebaiknya guru harus diberikan pelatihan secara periodik, salah satunya adalah pelatihan Hypnoteaching, yaitu teknik bagaimana mengoptimalkan seni berkomunikasi guru untuk mengekplorasi pikiran bawah sadar siswa, sehingga mereka menjadi fun, focus dan sugestif terhadap materi pelajaran. Hypnoteaching yang biasa saya selenggarakan, mengajarkan bagaimana seorang guru dapat melipat gandakan daya magnetisme nya, sehingga merubah labelling negatif yang diberikan oleh siswanya menjadi positif.
Lalu bagaimana dengan akhir masalah Doni ini, apakah bisa diselesaikan?
Alhamdulillah, setelah Doni menjalani 4 kali sesi hipnoterapi dengan menggunakan teknik regression therapy, part therapy, reframing, anchors dan empowerment symbol, Doni kini menjadi jauh lebih baik. Selain itu saya juga menyarankan orang tua Doni untuk melakukan komunikasi persuasif terhadap pihak sekolah.
Pada awal Januari lalu, orang tuanya menghubungi saya dan mengatakan bahwa Doni kini lebih semangat belajar, tidak lagi berbuat ulah di sekolah, dan tidak lagi membuat labelling “MONSTER” terhadap guru wali kelasnya. Dan yang paling menggembirakan, pihak sekolah memberikan kesempatan kepada Doni untuk mengikuti UN.
Untuk Doni, semoga kamu lulus UN dengan nilai yang memuaskan yah, amiin
Salam,
www.ridwansank.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H