Mohon tunggu...
Ridwan Syam
Ridwan Syam Mohon Tunggu... Akuntan - Accounting Staff di Sebuah Perusahaan Swasta

Saya seorang Karyawan Swasta yang bekerja sebagai Staf Akunting yang mempunyai Hobi Menulis. Semoga Tulisan Ku dapat Memotivasi, Menghibur dan Menambah Informasi Pembaca.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Anomali Dunia

30 Agustus 2018   18:45 Diperbarui: 30 Agustus 2018   19:02 786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemain : 

Lugi karna, Duryudana, Pak Mamat, Bu Miyabi, Tukang Sayur, Bu Misel, Bu Jesi, Tora, Tori, Voni, Drogba, Jason, Pak Drestadyumna, Drupada, Karyawan

Karakter :

Lugi Karna adalah seorang D3 bercita-cita jadi Office Boy tetapi malah menjadi Manager

Duryudana adalah Adik dari Lugi Karna yang masih SMA dan tentunya tampan

Pak Mamat adalah seorang PNS dan dia Ayah dari Lugi Karna & Duryudana

Bu Miyabi adalah Ibu Rumah Tangga dan dia adalah Ibu dari Lugi Karna dan Duryudana

Tukang sayur

Bu Misel adalah Ibu si kembar Tori dan Tora

Bu Jesi adalah Ibunya Voni, mereka Ibu2 yang suka berhutang ke tukang sayur

Tori dan Tora adalah si kembar cewek cowok sekaligus teman Duryudana di SMA

Voni adalah teman Duryudana dan si kembar Tori & Tora juga di SMA

Drogba adalah Direktur Perusahaan

Jason adalah Office Boy di Perusahaan

Drupada adalah Dukun Santet

Pak Drestadyumna adalah seorang Guru Duryudana di SMA

Latar tempat : Sekolah, Gedung besar, Rumah

Sinopsis :

Diceritakan ada satu keluarga kaya yang ingin miskin karena keluarga kaya mendengar ceramah Ustadz bahwa orang miskin 500 Tahun lebih cepat ke surga sehingga keluarga itu mengambil jalan-jalan yang tidak di perbolehkan sama yang maha kuasa tetapi hasilnya tidak miskin.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Alur cerita

(Malam hari di dalam rumah keluarga Lugi Karna)

Lugi Karna : "Pah, Mah, Duryudana, Alhamdulillah Lugi sudah lulus D3 dan Lugi mau melamar kerja di perusahaan untuk jadi Office Boy."

Pak Mamat : "Wah selamat ya Nak semoga kamu bisa jadi Office Boy disana dan kamu bisa hidup miskin."

Bu Miyabi    : "Ya iyalah Lugi harus hidup miskin gak kaya Papah hidupnya berkecukupan."

Pak Mamat : "Mah, jangan ungkit-ungkit kekayaan Papah dong nanti Lugi Karna dan Duryudana tidak ada semangat untuk miskin."

Bu Miyabi   : "Gimana Papah mau miskin, berjudi menang terus, beli rumah butut dengan harga 70 juta ditawar 150 juta juga tetap aja kita masih kaya,                              mau bakar uang pasti diganti sama Bank, mau sedekah pasti makin kaya."

Duryudana : "Ya sudah lah Mah Pah lebih baik doakan supaya aku dan kakak miskin di dunia supaya bisa lebih dahulu ke Surga."

Pak Mamat & Bu Miyabi : "Aamiin..."

Lugi Karna : "Lugi tidur duluan ya."

Dan mereka semua tidur dengan nyenyak

(Keesokan harinya di halaman rumah Lugi Karna)

Tukang Sayur : "Sayur... sayur..."

Bu Jesi                : "Bang sayur."

Bu Misel            : "Ada apa aja Bang?"

Bu Miyabi         : "Bang, saya beli telur 1 kg ya?"

Tukang Sayur : "Mau kontan atau ngutang? kalau mau kontan mending beli di Mini Market atau di Mall aja lah."

Bu Miyabi         : "Kenapa begitu ?"

Tukang Sayur : "Sejujurnya saya sudah bosan dibayar kontan kalau gini kapan saya msikin nya? saya juga mau cepat ke Surga."

Bu Jesi                : "Iya ya Bu Miyabi kan susah miskin makanya bayarnya kontan, makanya miskin dong kaya kita."

Bu Misel            : "Kalau mau belanja kaya kita dong berhutang biar sama-sama enak, pedagang bisa miskin kita juga tetap miskin."

Bu Miyabi kesal lalu berkata

Bu Miyabi          : "Bu Jesi, Bu Misel saya tidak terima dikatain kaya dan susah miskin awas aja nanti kalau saya bisa lebih miskin saya akan menghina                                        kalian balik."

Bu Jesi                 : "Silahkan saja buktikan kalau bisa lebih miskin dari kita."

Bu Misel             : "Gimana mau miskin suaminya aja PNS, contoh dong suami saya tukang becak suami Bu Jesi buruh tani."

Kemudian Bu Miyabi pun pergi ke Mall untuk membeli telur supaya bisa dibayar kontan.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
(Di sebuah Perusahaan)

Lugi Karna sedang antri di lobby untuk wawancara kerja, kemudian Lugi Karna dipanggil oleh direktur perusahaan

Drogba         : "Silahkan masuk!"

Lalu Lugi Karna pun masuk ke ruangan

Drogba         : "Siapa nama anda?"

Lugi Karna : "Lugi Karna, Pak."

Drogba         : "Boleh saya lihat lamaran anda?"

Lugi Karna memberikan berkas lamarannya sambil berkata bahwa di dalam berkas lamaran Dia melamar menjadi Office Boy dan mencantumkan ijazah D3 dengan nilai pas-pasan

Drogba         : "Kenapa kamu ingin jadi Office Boy padahal kamu lulusan D3?

Lugi Karna : "Itu cita-cita saya dari kecil."

Kemudian Drogba mengajak Lugi bercengkrama, tanpa Lugi sadari sikapnya dalam berbicara membuat Drogba suka.

Drogba pun tahu Lugi punya potensi jadi Manager, lalu Drogba berkata bahwa Lugi diterima kerja tetapi bukan sebagai Office Boy melainkan Manager.

Mendengar perkataan itu dalam hatinya Lugi merasa kecewa tapi tidak bisa berbuat apa-apa.

Drogba         : "Setelah saya bicara dengan anda saya putuskan anda diterima disini selamat ya!"

Lugi Karna : "Terimakasih Pak."

Drogba        : "Mulai besok kamu bekerja dan pakai kemeja yang rapih karena kamu akan saya angkat jadi manager di perusahaan ini."

Lalu Lugipun pulang dengan wajah yang sedih karena impiannya jadi Office Boy musnah seketika.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

(Di sekolah)

Duryudana, Tori, Tora, dan Voni sedang istirahat dan sedang membicarakan tentang keadaan Duryudana hingga akhirnya Duryudana dibuli oleh ke tiga temannya

Voni               : "Kita gak kerasa ya udah kelas 12."

Tori, Tora & Duryudana : "Iya ya."

Voni               : "Eh Duryudana jujur aja ya kita bertiga sebenarnya bosan temenan sama loe karena loe gak selevel sama kita, loe itu kaya gak pantas temenan sama orang-orang miskin kaya kita."

Tori               : "Iya iya ke sekolah aja naek sepeda."

Tora              : "Kaya kita dong jalan kaki."

Duryudana : "Teman-teman emang nya gua mau apa hidup kaya, gua juga mau miskin seperti kalian, ke sekolah jalan kaki bawa bekal juga cuma                                       5 ribu tapi orang tua gua gak miskin."

Kemuadian Voni pun memanggil teman-teman yang lain untuk membuli Duryudana

Voni              : "Eh teman-teman kesini deh lihat si Duryudana keadaan kaya juga masih aja sekolah disini."

Lalu teman teman yang dipanggil Voni bilang ah sikaya... sikaya...

Tora              : "Dia itu gak level sama kita benar gak teman-teman?"

Dan teman temanpun meneriaki huuuuuu...

Tori               : "Sana loe pindah sekolah."

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Kemudian datanglah Pak Drestadyumna menenangkan keadaan dan diapun memberi pernyataan yang mengejutkan, lalu Voni, Tora, Tori dan teman-teman yang lain mendengarkan perkataan, sementara Duryudana menangis sambil berkata dalam hati awas aja kalau gua sudah lebih miskin akan ku buli kalian satu persatu.

Pak Drestadyumna               : "Tenang-tenang semuanya diam! Bapak tahu apa yang kalian ributkan tentang kekayaan Duryudana, emangnya maunya                                                              Duryudana hidup kaya dan banyak uang ? kalian enak hidup miskin bisa cepat ke Surga karena orang tua kalian berasal  dari keluarga miskin. Kalian tidak bisa melawan kehendak Tuhan, Bapak juga dulu ingin jadi Penjaga Sekolah tapi malah  jadi Guru dan Bapak pun tidak bisa menjadi Penjaga Sekolah, tapi Bapak masih bisa bersyukur dengan keadaan Bapak sekarang. Lebih baik semuanya bersyukur dengan keadaan masing-masing."

Voni, Tori, Tora, Teman2 : "Baik Pak."

Pak Drestadyumna               : "Sekarang semuanya masuk kelas!"

Voni, Tori, Tora, Teman2 : "Iya Pak Drestadyumna."

Selama sekolah Duryudana dikucilkan oleh teman-temannya karena status sosialnya dan Duryudana bungkam.

Lugi Karna sudah 3 bulan menjadi Manager, Bu miyabi tetap dibuli oleh Bu Jesi dan Bu Misel kalau belanja di Tukang sayur dan Pak Mamat sealu disalahkan Bu Miyabi.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
(Suatu hari di perusahaan)

Lugi Karna : "Jason enak banget ya kerjaan loe?"

Jason            : "Ya begini deh Pak hehehe..."

Lalu Lugi Karna pun selalu kesal dan dengki melihat Jason bekerja hingga akhirnya Lugi Karna memfitnah Jason dengan cara memasukkan dompet Pak Drogba ke tas Jason dan ada Karyawan yang melihat kejadian itu. Karyawan tersebut mau melaporkan kepada Pak Drogba tetapi ketika bertemu Pak Drogba, Karyawan itu malah disuruh pergi ke luar kota selama seminggu dan Karyawan itu pergi saat itu juga untuk siap-siap ke luar kota dan tidak sempat melaporkan Lugi Karna.

Drogba          : "Semuanya berkumpul!"

Lalu semua karyawan berkumpul dan mendengarkan apa yang diumumkan Pak Drogba

Drogba          : "Saya kehilangan dompet, semuanya simpan tas kalian diatas meja!"

Semua karyawan meletakan tas diatas meja.

Drogba         : "Lugi, periksa semua isi tas karyawan!"

Lugi Karna : "Baik Pak."

Drogba         : "Bagaimana?

Lugi Karna : "Wah ini dompet Pak Drogba ada di tas Jason."

Jason            : "Kenapa ada di tas saya?"

Lugi Karna : "Kamu sudah terbukti maling dan pantas dipecat."

Jason tidak bisa berbuat apa-apa karena dompet sebagai barang bukti ada di tas Jason, akhirnya Jason dikeluarkan oleh Pak Drogba hingga akhirnya Lugi Karna berhasil turun jabatan jadi Office Boy mengantikan Jason.

Drogba        : "Jason kamu saya pecat!"

Jason            : "Pak saya mohon jangan pecat saya."

Lugi Karna : "Eh Jason tahu diri dong loe udah dipecat."

Jason            : "Baik saya akan keluar tapi saya akan buktikan kalau saya di fitnah."

Setelah itu Lugipun bahagia dengan statusnya yang berhasil jadi Office Boy dengan cara licik dan Lugipun bilang ke keluarganya bahwa dia berhasil promosi turun jabatan dan semua keluarga bahagia.

(Seminggu kemudian di perusahaan)

Jason datang dan ketemu karyawan yang baru datang dari luar kota diluar gerbang perusahaan dan karyawan itu kaget dengan sikap Lugi Karna yang tega memfitnah Jason demi ingin jadi Office Boy hingga Jason mengetahui semuanya dan memotong pembicaraan Pak Drogba dengan Lugi lalu berhasil masuk kerja lagi.

Drogba         : "Wah tidak salah ya Lugi Karna jadi Office Boy kantor lebih rapih, lebih berkilau dan juga lebih wangi."

Lugi karna : "Iya dong Pak (sambil tersenyum )."

Drogba        : "Baik kalau begitu saya akan beri penghargaan kepada Lugi Karna sebagai Office Boy terbaik."

Lugi Karna : "Siap Pak."

Jason            : "Tidak bisa, Lugi Karna memfitnah saya dengan cara memasukan dompet Pak Drogba ke tas saya."

Lugi Karna : "Jangan sembarangan kamu."

Jason            : "Karyawan yang Bapak suruh keluar kota melihat kejadiannya."

Drogba        : "Apa benar itu?"

Karyawan   : "Benar Pak."

Jason            : "Wah wah bagaimana ini?" (sambil emosi dengan muka marah)

Karyawan   : "Lugi tidak layak jadi office Boy terbaik."

Drogba         : 'Baik kalau begitu saya copot penghargaan Lugi Karna dan Jason boleh jadi Office Boy lagi sementara Lugi Karna jadi Manager lagi."

Lugi Karna : "Pak saya mohon jangan jadikan saya Manager lagi."

Drogba         : "Tidak bisa, kamu itu D3 kalau mau jadi OB minimal SMP atau SMA, salah sendiri sekolah sampai D3, masih mending tidak saya pecat."

Lugi Karna : "Kalau begitu saya memundurkan diri dan akan cari perusahaan lain untuk bisa jadi Office Boy."

Drogba         : "Silahkan! tapi saya akan telepon ke perusahaan lain supaya kamu tidak diterima sebagai OB, sekarang pilih saja mau disini atau keluar?"

Hingga akhirnya Lugipun menerima jadi Manager kembali.

(Malam hari di rumah Lugi Karna)

Lugi Karna  : "Pah, Mah, Duryudana, maafkan aku karena aku jadi manager lagi."

Pak Mamat : "Kenapa Nak?

Lugi Karna  : "Papah tanya kenapa? Pah asal Papah tahu ini semua salah Papah kenapa aku di sekolahkan sampai D3 coba aja kalau aku sekolah sampai SMP atau SMA aku bisa jadi Office Boy Pah."

Pak Mamat : "Itu karena supaya uang cepat habis dan selama kuliah kamu kan suka hura-hura dan belajar juga sengaja tidak benar supaya dapat nilai  pas-pasan."

Lugi Karna : "Iya tapi apa hasilnya sekarang?

Bu Miyabi   : "Sudahlah Mamah juga sudah muak dengan kehidupan ini, Mamah juga sering dibuli sama Bu Misel dan Bu Jesi kalau Mamah bayar kontan sementara mereka berhutang."

Duryudana : "Aku juga benci sama Voni dan si kembar Tori & Tora karena mereka aku dijauhi teman-teman Pah, Mah. Mereka menghina aku karena aku ke sekolah pakai sepeda sementara mereka jalan kaki, bahkan aku jalan kaki pun mereka tidak mau jalan bareng sama aku karena tetap saja aku kaya."

Lugi Karna : "Pokoknya aku harus bisa jadi Office Boy lagi."

Pak Mamat : "Bagaimana kalau kita tanya ke Dukun? bagaimana caranya supaya kita bisa miskin permanen?"

Bu Miyabi   : "Ya sudah kita ke Dukun Drupada saja Mamah tahu alamatnya."

(Malam hari di rumah Dukun Drupada)

Drupada       : "Ada apa kalian semua datang kemari?"

Pak Mamat : "Kami susah miskin Mbah, kami dibuli oleh tetangga, anak saya Duryudana dibuli oleh teman sekolahnya, dan anak saya Lugi Karna sudah berhasil jadi Office Boy malah diangkat kembali jadi Manager, pokoknya berapapun biayanya akan saya bayar Mbah."

Drupada       : "Maksudnya apa mau bayar tinggi? kalau dibayar tinggi saya juga tidak bisa cepat ke Surga, sudah bayar rendah saja."

Pak Mamat : "Baik Mbah."

Drupada       : "Saya sarankan santet saja orang yang menghina keluarga kalian karena untuk msikin permanen saya pun tidak bisa kasih solusi, kalau mereka meninggal karena santet kalian bisa dapat pengakuan miskin dari orang-orang sekitar dan mereka tidak bisa membuktikan ke warga karena mereka sudah tidak ada."

Pak Mamat : "Ide yang bagus Mbah."

Lugi Karna : "Kalau begitu saya ingin Jason mati supaya saya bisa jadi Office Boy dengan cara murni."

Bu Miyabi   : "Saya ingin santet Bu Jesi dan Bu Misel supaya tidak ngatain saya lagi."

Duryudana  : "Saya ingin santet Voni dan si kembar Tori & Tora."

Drupada       : "Baik saya akan santet sekarang."

Dan akhirnya Drupada berhasil menyantet Tori, Tora, Voni, Jesi, Misel, Jason lewat foto tetapi cuma mempan satu hari karena tidak menyebutkan nama lengkap sehingga mereka tetap baik-baik saja, keluarga Pak Mamat kecewa dan sedih karena mereka akan tetap dihina.

(Di rumah Lugi Karna)

Lugi Karna  : "Apakah selamanya kita akan dihina karena kita kaya?"

Pak Mamat : "Sudahlah kita terima saja kalau kita akan lama ke Surga."

Bu Miyabi    : "Baiklah."

Duryudana  : "Aku pindah sekolah aja ya Pah, Mah biar aku gak sakit hati lagi."

Lugi Karna : "Tidak bisa Duryudana karena kau sudah kelas 12, lebih baik kau melamar kerja saja dengan ijazah SMP biar kau bisa jadi Office Boy tidak seperti kakak yang jadi Manager.

Pak Mamat : "Ide yang bagus, Lugi Karna tidak bisa miskin maka Duryudana masih bisa miskin karena pendidikannya SMP.

Kemudian Duryudana keluar dari sekolah dan memutuskan melamar pekerjaan jadi Office Boy dan Duryudanapun menemukan lowongan pekerjaan di sebuah perusahaan tanpa Duryudana tahu perusahaan itu perusahaan apa. Dan salahnya Duryudana malah melamar pekerjaan ke rumah produksi para artis.

Lalu ketika di wawancara Duryudana malah disuruh berakting nangis dan Duryudana berhasil menarik perhatian Produser itu hingga akhirnya Duryudana asal tandatangan kerja dan di dalam surat yang di tanda tangani Duryudana tidak tahu kalau dia dikontrak sebagai artis dan mau tidak mau Duryudana harus jadi artis karena kalau tidak mau Duryudana akan dituntut dan denda 5 milyar dan Duryudanapun punya ide untuk miskin.

(dirumah Lugi Karna)

Duryudana : "Kak, Pah, Mah aku punya ide bagaimana kita bisa miskin permanen."

Lugi Karna : "Bagaimana?"

Duryudana : "Aku di kontrak jadi artis dan kalau aku membatalkan kontrak tersebut maka aku harus denda 5 milyar."

Pak Mamat : "Wah ide bagus itu."

Bu Miyabi    : "Sini ibu baca surat kontraknya."

Bu Miyabi pun membacakan isi surat kontrak itu jika Duryudana tidak mau jadi artis maka akan di denda 5 milyar dan juga ditahan selama 5 tahun. Mendengar itu Pak Mamat akhirnya tidak setuju dengan ide Duryudana dan Lugi Karna menyuruh Duryudana jadi artis saja.

Bersambung...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun