Dalam mengamati relasi relasi yang terjadi antara kehidupan individual dengan kehidupan sosial yang  sedang terjadi mesti melihatnya menggunakan kacamata imajinasi sosiologi.  Dalam esai ini saya akan membahas terkait satu permasalahan yang terjadi pada masyarakat yang bekerja sebagai penarik becak. Yogyakarta merupakan kota yang terkenal dengan budaya dan pariwisatanya. Setiap hari orang dari berbagai macam daerah bahkan mancanegara datang ke kota ini. Berbagai jenis angkutan mulai dari yang tradisional seperti delman dan becak kayuh hingga angkutan lainnya yang dapat dengan mudah dipesan lewat gadget. Menurut saya ini menjadi permasalahan. Pasalnya para pemberi jasa antar becak kayuh khususnya, mereka mengalami penurunan pendapatan akibat sepinya penumpang. Bahkan semakin sulit untuk mendapatkan penumpang setiap harinya. Jangankan untuk bersaing dengan grab, gojek dan lainnya, untuk bersaing dengan sesama para penarik becak saja kesulitan karena saking banyaknya. Jasa penarik becak kayuh sudah banyak tergantikan oleh adanya Bentor (becak motor), dan jasa antar lainnya. Jika tidak dilihat menggunakan teori imajinasi sosiologi, ini hanya menjadi permasalahan personal. Namun jika menggunakan kacamata imajinasi sosial, ini bukan hanya permasalahan personal saja tapi juga akan menjadi sebagai permasalahan publik. Mungkin jika satu orang penarik becak tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya itu permasalahan personal, tapi jika hal itu (berkurangnya pendapatan) dialami oleh banyak penarik becak kayuh lainnya tentu hal itu menjadi permasalahan publik. karena dengan menurunnya pendapatan para penarik becak ini akan mempengaruhi terhadap perekonomian keluarga mereka. Keluarga para penarik becak kayu akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Bahkan tak jarang kita banyak temui para penarik becak kayuh kita temui di lampu merah untuk meminta sumbangan dari para pengendara yang melintas.
Imajinasi sosiologi pertama kali dikenalkan oleh Charles Wright Mills. Dalam bukunya yang berjudul The Sociological Imagination(1959). Buku in sangat berpengaruh dalam dunia sosiologi. Dalam buku tersebut Mills menekankan pada kemampuan untuk menghubungkan pengalaman individu dan hubungan sosial. Ada tiga komponen yang membentuk teori imajinasi sosiologi yaitu: sejarah, biografi dan struktur sosial. Mills menjelaskan bahwa imajinasi sosiologi bermaksud untuk membedakan permasalahan personal dengan masalah publik. Untuk bisa menganalisis hal tersebut, maka peneliti perlu menggunakan teori imajinasi sosiologi. Teori ini merupakan suatu kemampuan untuk melihat realitas lebih mendalam dari hidup dalam konteks struktur sosial secara umum. Pada prinsipnya Mills bermaksud untuk menghubungkan terkait pengalaman individu dengan kehidupan sosial. Segala macam bentuk fenomena yang seolah-olah tampak bersifat individu, akan tetapi kenyataanya tidak terlepas dari kehidupan sosial yang mengalami perubahan pada setiap saat. Menurut (Schaefer,2012) imajinasi sosiologi membuat kita tidak terperangkap dalam pengamatan individual. Imajinasi sosiologi merupakan kesadaran hubungan antara individu dengan masyarakat yang lebih luas, baik itu terjadi saat ini maupun masa lalu. Seperti contoh yang saya ambil, jika hanya satu orang penarik becak kayuh saja yang mengalami penurunan pendapatan karena sepinya penumpang. Tapi bagaimana jika hal tersebut terjadi pada beberapa penarik becak lainnya? Maka hal ini akan menjadi permasalahan publik.
Charles Wright Mills lahir pada tanggal 26 Agustus 1916 di daerah Waco, Texas. Mills mendapatkan gelas sarjana dan magisternya di Universitas Texas. Dan iapun melanjutkan studi doktoralnya di Universitas Wisconsin. Keluarganya berasal dari kelas menengah. Ayah Mills bekerja sebagai pialang asuransi sementara ibunya sebagai ibu rumah tangga. Max Weber merupakan tokoh sosiologi yang banyak mempengaruhi pikiran Mills. Pada umurnya yang ke 45 tahun, Mills meninggal akibat serangan jantung.
Referensi:
Mills, C. Wright (1959). The Sociological Imagination.Oxford University Press, Inc.
Kholifah, Siti dkk. (2021). Pengantar Sosiologi. Universitas Brawijaya Press.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H