Mohon tunggu...
Ridwan Malik Akbar
Ridwan Malik Akbar Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia

Hai temen temen.. Kenalin aku Ridwan, Mahasiswa yang suka banget nulis dan bikin konten

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Strukturalisme dalam Teks Sastra Karya Chairil Anwar

30 Oktober 2024   09:11 Diperbarui: 31 Oktober 2024   09:39 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Marhaenpress

Chairil Anwar, salah satu penyair penting dalam sastra Indonesia, terkenal dengan gaya puisinya yang penuh semangat, ekspresif, dan kadang-kadang penuh pertentangan. Dalam pendekatan strukturalis, puisi-puisinya dapat dianalisis melalui struktur yang terdiri dari elemen-elemen seperti alur, karakter, dan latar. Berikut adalah cara pendekatan ini diterapkan:

Alur: Meskipun puisi-puisi Chairil Anwar biasanya tidak memiliki alur cerita konvensional seperti prosa, mereka memiliki "alur emosional" yang dibangun melalui penggunaan bahasa dan susunan bait. Alur ini memandu pembaca dari satu emosi ke emosi lain. Misalnya, dalam puisi "Aku," Chairil Anwar mengekspresikan pemberontakan dan eksistensi pribadi, yang berkembang dari rasa kebebasan menuju semangat pembebasan diri.

Karakter: Dalam puisi "Aku," sang narator atau "aku" adalah karakter sentral yang menyampaikan perasaan yang kuat tentang kehidupan, kemerdekaan, dan kematian. Karakter ini dibangun melalui bahasa yang tegas dan penuh perlawanan. Narator "aku" menjadi representasi dari individu yang menolak segala bentuk penindasan, sekaligus mencerminkan identitas dan semangat pribadi Chairil Anwar.

Latar: Puisi-puisi Chairil Anwar banyak dipengaruhi oleh konteks sosial dan politik Indonesia pada masa penjajahan Jepang dan revolusi kemerdekaan. Latar ini, meskipun tidak selalu secara eksplisit ditulis, sangat terasa dalam suasana puisi-puisinya, misalnya dalam puisi "Krawang-Bekasi." Dalam puisi ini, latar tempat memberikan nuansa sejarah dan kekerasan yang dialami oleh rakyat Indonesia, membangun suasana kepedihan dan penghormatan pada para pahlawan yang gugur.

Melalui pendekatan strukturalis, ketiga elemen ini --- alur emosional, karakter yang mencerminkan identitas, dan latar yang menyiratkan konteks sejarah --- berinteraksi untuk menciptakan struktur puisi yang koheren. Elemen-elemen tersebut bekerja bersama-sama, tidak berdiri sendiri-sendiri, untuk mengekspresikan tema besar tentang perjuangan, kemerdekaan, dan kehidupan yang sangat khas dalam karya-karya Chairil Anwar.

Referensi dan Daftar Pustaka

Endraswara, Suwardi. (2011). Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: CAPS.

Teeuw, A. (1980). Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya.

Pradopo, Rachmat Djoko. (1995). Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sugihastuti. (2007). Stilistika: Teori, Metode, dan Aplikasi Pengkajian Estetika Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Jabrohim (ed.). (2001). Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Hanind

ita Graha Widya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun