Sejak awal tahun 2020 hingga saat ini, setidaknya telah terjadi 11 kali letusan. Dua letusan terakhir terjadi pada 21 Juni 2020 dengan tinggi kolom abu mencapai 6000 meter dari puncak. Setelah erupsi ini, deformasi mulai terjadi di Gunung Merapi.
Pada akhir Oktober 2020, laju pemendekan jarak reflektor RB1 dan RB2 meningkat cukup signifikan. Deformasi dan kegempaan juga turut meningkat. Dengan adanya peningkatan aktivitas ini, BPPTKG menyimpulkan bahwa aktivitas vulkanik saat ini dapat berlanjut ke erupsi yang membahayakan penduduk. Melalui siaran pers hari ini, BPPTKG menetapkan kenaikan status aktivitas Gunung Merapi dari Waspada ke Siaga, terhitung mulai Kamis, 5 November 2020 pukul 12.00 WIB.
23.14 Tingkat Aktivitas #merapi dinaikkan dari NORMAL ke WASPADA mulai tanggal 21 Mei 2018 Jam 23.00 WIB @merapi_news @JogjaUpdate @infobencana @infomitigasi @infoseni_ @starjogja @jalinmerapi pic.twitter.com/Zqs0OqDTAU--- BPPTKG (@BPPTKG) May 21, 2018
SIARAN PERS Peningkatan Status Aktivitas Gunung Merapi dari "Waspada (Level II) ke Siaga (Level III)"
Berdasarkan evaluasi data pemantauan, disimpulkan bahwa aktivitas vulkanik saat ini dapat berlanjut ke erupsi yang membahayakan penduduk. pic.twitter.com/5Vt15gatzl--- BPPTKG (@BPPTKG) November 5, 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H