Mohon tunggu...
Ridwan Lanya
Ridwan Lanya Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Ridwan Lanya, mahasiswa Universitas Madura, menempuh program studi Pendidikan Bahasa Indonesia. Menulis menjadi hobi untuk meningkatkan kreativitas. MENULISLAH SEBELUM DITULIS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Seabad pram: "Bumi Manusia" dan Relevansinya di Zaman Sekarang

3 Februari 2025   10:05 Diperbarui: 3 Februari 2025   10:03 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer tidak sekadar merepresentasikan kondisi sosial pada masa kolonial, tetapi juga menjadi refleksi atas ketimpangan yang masih terjadi di era modern. Melalui narasi yang kuat dan karakter yang kompleks, karya ini memberikan wawasan mendalam mengenai dinamika ketidakadilan struktural yang masih relevan hingga saat ini.
Tokoh utama, Minke, merepresentasikan sosok intelektual pribumi yang berusaha melawan sistem kolonial yang diskriminatif. Karakter ini menggambarkan bagaimana pendidikan berperan sebagai alat utama dalam perjuangan melawan ketidakadilan. Relevansi nilai ini masih sangat kuat, mengingat tantangan dalam akses pendidikan dan kesenjangan sosial masih menjadi isu global yang memerlukan perhatian serius.

Selain itu, novel ini juga mengkritik bagaimana sistem hukum dan ekonomi pada masa kolonial lebih menguntungkan kelompok tertentu, sementara masyarakat pribumi berada dalam posisi yang terpinggirkan. Fenomena serupa masih dapat ditemukan dalam berbagai konteks kontemporer, di mana akses terhadap keadilan dan kesetaraan sosial masih menjadi tantangan, khususnya bagi kelompok marjinal. Kisah perjuangan Nyai Ontosoroh, misalnya, menggambarkan bagaimana perempuan pribumi menghadapi ketidakadilan hukum yang berakar pada konstruksi sosial yang patriarkal---isu yang masih relevan dalam diskursus kesetaraan gender saat ini.

Melalui Bumi Manusia, Pramoedya tidak hanya menyampaikan kritik terhadap sistem yang menindas, tetapi juga membangun kesadaran akan pentingnya keberanian dan pemikiran kritis dalam mendorong perubahan sosial. Dengan memperingati 100 tahun kelahiran Pramoedya, kita tidak hanya mengenang karya-karyanya, tetapi juga merefleksikan bagaimana warisan pemikirannya dapat terus menjadi inspirasi dalam perjuangan melawan ketidakadilan di era modern. Dengan demikian, Bumi Manusia tetap memiliki relevansi yang kuat sebagai karya sastra yang mampu mengilustrasikan dinamika ketidakadilan lintas zaman.

#Seabad Pram

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun