Pada sore hari sekitar pukul 16.30 WIB, Kampung Asta Barat di Pamekasan kembali dilanda banjir dengan ketinggian air sekitar 30 cm yang menggenangi sejumlah rumah warga. Peristiwa ini terjadi tanpa hujan deras di wilayah tersebut dan diduga disebabkan oleh luapan sungai akibat tingginya curah hujan di wilayah hulu. Meskipun pengerukan sungai telah dilakukan sebelumnya untuk meningkatkan kapasitas aliran air, banjir ini menunjukkan bahwa langkah tersebut belum sepenuhnya efektif dalam mencegah luapan air ke pemukiman warga.
Kondisi ini mencerminkan kompleksitas masalah banjir yang tidak hanya terkait dengan kapasitas fisik sungai, tetapi juga faktor lain seperti intensitas hujan di hulu, perubahan tata guna lahan, serta penurunan fungsi daerah resapan air di sekitar sungai. Beberapa rumah warga yang terdampak melaporkan kerusakan ringan pada bagian lantai dan perabotan, meskipun ketinggian air tidak terlalu signifikan. Dampak banjir ini tetap mengganggu aktivitas harian masyarakat, terutama dalam akses keluar-masuk rumah dan kegiatan ekonomi lokal.
Secara ilmiah, banjir yang terjadi di Kampung Asta Barat dapat dikategorikan sebagai banjir luapan sungai yang dipicu oleh aliran air dari wilayah hulu. Fakta bahwa pengerukan sungai telah dilakukan tetapi banjir tetap terjadi mengindikasikan perlunya evaluasi terhadap langkah tersebut. Pengerukan mungkin telah meningkatkan kapasitas aliran sungai, tetapi faktor lain, seperti sedimentasi yang cepat kembali terjadi, perubahan ekosistem hulu, atau intensitas hujan ekstrem, bisa menjadi penyebab yang belum sepenuhnya teratasi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI