Mohon tunggu...
Ridwan Lanya
Ridwan Lanya Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Ridwan Lanya, mahasiswa Universitas Madura, menempuh program studi Pendidikan Bahasa Indonesia. Menulis menjadi hobi untuk meningkatkan kreativitas. MENULISLAH SEBELUM DITULIS

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Dinamik emosi terhadap ketenangan diri

10 Januari 2025   12:07 Diperbarui: 10 Januari 2025   12:06 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Otak Berantakan (Sumber: TikTok/Kredit Foto) 

Dalam buku Filosofi Teras, bahwa merasakan emosi sedikit itu hal yang wajar sebagai manusia. Namun, membiarkan emosi mengambil alih hidup kita? That's another story. Sering kali, kita terlalu cepat bereaksi---baik itu marah, kecewa, maupun sedih---hanya karena opini orang-orang yang bahkan tidak benar-benar memahami apa yang kita alami. Well, let me tell you this: Your peace is not their playground.

Bayangkan hidup seperti sebuah perahu yang berlayar di tengah lautan luas. Ombak emosi akan terus datang, dan tidak ada yang bisa menghentikan gelombang tersebut. Namun, pilihan untuk tetap tenang atau membiarkan diri terombang-ambing ada di tangan kita. So, ask yourself, "Do I let this define me, or do I choose to sail steadily?" Jangan sampai ombak kecil membuat perahumu tenggelam.

Hidup ini soal sudut pandang. Apa yang orang lain pikirkan tidak selalu mencerminkan siapa kita yang sebenarnya. Jadi, biarkan mereka berbicara dan beropini sesuka mereka. At the end of the day, you are the captain of your own ship. Tetaplah tenang, tetap menjadi dirimu sendiri, dan ingatlah, satu-satunya hal yang bisa kamu kendalikan adalah bagaimana kamu merespons segala situasi.

Sering kali dipenuhi dengan hal-hal di luar kendali kita. Banyak opini dan komentar dari orang lain yang tidak relevan dengan realitas yang kita hadapi. Penting untuk diingat, tidak semua pendapat mereka mencerminkan kebenaran. Kamu tidak perlu terus-menerus membuktikan dirimu pada mereka. Hidup bukan tentang membahagiakan semua orang, tetapi tentang menjaga ketenangan dan keseimbangan di tengah berbagai ujian.

Emosi memang sering datang bak badai besar yang membuat kita merasa terombang-ambing. Tetapi, menjadi dewasa berarti mampu mengelola emosi tanpa membiarkannya mendikte kehidupan kita. Kita mungkin tidak dapat menghentikan gelombang yang datang, tetapi kita bisa memilih bagaimana mengatur layar kapal kita. Pilihan untuk tetap berlayar dengan tenang selalu ada di tangan kita.

Setiap individu memiliki perjalanannya masing-masing. Apa yang terlihat mudah bagi seseorang bisa jadi sangat sulit bagi orang lain. Jadi, jangan jadikan standar hidup orang lain sebagai tolak ukur hidupmu sendiri. Fokus pada perjalananmu, bertumbuh sesuai dengan ritme yang kamu miliki, dan hargai setiap proses yang kamu jalani.

Ketenangan adalah kekuatan sejati. Menjaga ketenangan di tengah berbagai situasi bukan berarti mengabaikan masalah, tetapi menunjukkan bahwa kamu cukup kuat untuk tidak membiarkan dunia luar memengaruhi jiwamu. Tidak ada yang benar-benar memahami apa yang kamu alami, jadi berhentilah mencari pengakuan dari luar. Validasi yang sesungguhnya datang dari dalam dirimu sendiri.

Pada akhirnya, seperti yang dikatakan sebelumnya, "You are the captain of your own ship." Kamulah yang memegang kendali penuh atas hidupmu. Tetaplah berlayar, tetap tenang, dan jangan biarkan pendapat orang lain memengaruhi siapa dirimu sebenarnya. Ombak akan selalu ada, tetapi kamu memiliki kuasa penuh untuk menentukan bagaimana kamu berlayar melewatinya. Keep sailing steadily.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun