Mohon tunggu...
Ridwan Kusuma
Ridwan Kusuma Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

hai saya ridwan, saya seorang penulis

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Bisnis Kelapa Kopyor Yang Menjanjikan

5 Februari 2024   09:53 Diperbarui: 6 Februari 2024   10:21 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini permintaan kelapa untuk minuman air kelapa sangat tinggi, hampir semua restoran dan juga tempat rekreasi memerlukan, karena itu budidaya kelapa pasti untung. Apalagi kalau yang dibudidayakan adalah bibit kelapa kopyor. Hal tersebut diungkapkan oleh Dr. Agus Susanto atau peneliti senior Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) kepada perkebunannews.com, di Purwakarta.

Saat ini harga kelapa kopyor sangat menjulang tinggi atau berkisaran antara Rp 25.000 – 30.000/butir di kebun. Nilai ekonominya sangat jauh lebih tinggi , sehingga bisnis kelapa kopyor sangat menggiurkan.

“Selain itu, kelapa kopyor itu sendiri termasuk varietas asli Indonesia yang berasal dari Pati, Jawa Tengah. Tetapi karena sifatnya yang homozigot resesif maka peluang terjadinya kopyor hanya 25% saja,” jelas Agus.

Di Pati sendiri, Agus mengatakan bahwa dalam satu janjang hanya 1-2 buah saja yang kopyor. Itulah sebabnya meskipun permintaan yang tinggi tetapi penambahan pasokan tidak naik signifikan. Apalagi areal kebun kelapa milik seorang petani luasannya kecil-kecil. .

PPKS sudah bisa mengatasi masalah yang ini dengan teknologi kultur embrio. Melalui kultur embrio yang dihasilkan bibit yang mampu menghasilkan kopyor 100%.

Saat ini Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) mengelola kebun kelapa kopyor sekaligus pembibitan lewat kultur embrio bekerjasama dengan PTPN VIII seluas 3 ha di Purwakarta, daerah Jawa Barat.

Dedi Waskito, Kepala Kebun Kelapa Kopyor PPKS, menambahkan bahwa saat ini PPKS mampu menghasilkan bibit kelapa kopyor sebanyak 1.500 bibit/bulan.

“Saat ini banyak orang yang ingin menanam sehingga harus mengantri. Setiap ada bibit yang siap untuk tanam sudah langsung diambil konsumen,” kata Dedi.

Sedang produksi kelapa kopyor dengan luas kebun sebesar 3 ha, setiap bulan mampu menghasilkan 1.500 – 1.700 butir buah kelapa kopyor. Pembeli kelapa juga harus antri tiap ada produksi 500 butir langsung diangkut.

 “Tapi harus diakui meskipun permintaan sangatlah tinggi tetapi dengan luas kebun 3 ha hanya ini kemampuan kita. Bahkan permintaan dari sebuah perusahaan ice cream kita tidak bisa mempenuhi,”

Melihat situasi pasar dan juga pasokan, Agus menyarakan kepada masyarakat untuk menanam kelapa kopyor karena dengan permintaan yang tinggi bisa meningkatkan kesejahteraanya. Kuncinya adalah menggunakan bibit yang berasal dari kultur embrio PPKS yang 100% kopyor.

Adapun masalah utama budidaya kelapa adalah kumbang Oryctes . Banyak orang menanam kelapa dan hancur karena hama ini. “Maka dalam hal ini kita PPKS sudah menyediakannya teknologi yang bisa mengatasinya yaitu penggunaan feromon.

Bertanam kelapa kopyor 1 ha itu sudah sangat bagus sekali. Pada luas lahan 1 rante atau 400 m2 bisa menanam 9 batang pohon. Karena harga bibit yang mahal biaya awal investasi tahun pertama sampai Rp 12 juta, dengan komponen terbesar untuk bibit sedang sisanya untuk penanaman, perawatan, pupuk organik dan juga feromon.

 Tahun ke empat kalau menggunakan kopyor genjah sudah bisa berbuah banyak. Dengan harga kelapa kopyor sebesar Rp 25.000/butir maka setiap tahun bisa menghasilkan sebanyak Rp 12.150.000, maka dalam lima tahun total pengeluaran Rp 17.580.000 sedang pendapatan Rp 24.300.000, sehingga keuntungannya bisa mencapai sebesar Rp 6.720.000.

Kemudian untuk tahun ke enam total pendapatan sebesar Rp 12.150.000 sedang pengeluaran Rp 1.700.000, maka keuntuntungannya bisa mencapai Rp10.450.000/tahun atau perbulan bisa menghasilkan sebesar Rp 870.833,33. 

“Dengan begitu tahun ke 7 sudah bisa mendaftar haji. Ini dengan luas lahan sebesar hanya 20 x 20 m saja . Kalau punya 1 hektar maka keuntungan per bulan mencapai sekitar Rp20 juta,”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun