Sebuah keniscayaan jika sekolah daring banyak sebabkan banyak hal negatif, sebagai manusia pembelajaran daring gegara korona menjadi hal yang semu seolah ada tapi tiada atau sebaliknya.Â
Banyak orang telepon sekolah khusus memerlukan bantuan emergency setelah anaknya menjadi lepas kontrol di tengah ekspektasi guru dan orang tua bahwa sekolah daring yang menghidupkan kembali otak mereka.
Suatu saat telepon yang berdering ke SMP NU Darul Falah Cimanggu memgabarkan jika seorang ibu nyaris menangis menceritakan anaknya yang berubah pasca belajar daring yang kebablasan.Â
Menjadi tak terkendali, boros, pergaulan malam hingga umpatan kasar kepadanya dan anggota keluarga lain yang membuatnya gabut. Apalagi yang harus kami lakukan pak? Kata dia seperti diceritakan seorang konselor kenakalan remaja di sekolah itu.
Ada lagi anak yang kecanduan smartphone, menjadikan anak tak terkontrol emosinya seolah ada didunianya yang semu.ada kebingungan orangtua dengan perubahan prilaku yang drastis.
Direkomendasi ke lembaga rehab di pondok bukit mahabbah di Majalengka, kehadiran anak ini justru terlihat sedih, galau setelah tak lagi memakai smartphone.Â
Masalah rehab anak remaja bukanlah kali ini saja, banyak lembaga rehab yang merawat memperbaiki mental anak pelajar akibat pergaulan.Â
Kembali ke agama, itulah solusi cerdas yang bukan hanya takut dan ingin sembuh, adanya istilah agama seperti taubat, kiamat, siksa, surga dan neraka merupakan bagian dari upaya agar para pelaku penyimpangan, kriminal dalam.kasus kenakalan anak mau dibimbing dan menjadi baik dengan stigma sembuh dan taubat.
Anak bermasalah memang diurus oleh negara, solusi permasalahan ini bukan hal yang mudah namun para kepala daerah harus menunjukkan keberpihakan terhadap permasalahan kenakalan remaja ini. Karena mereka harapan bangsa ini di masa depan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H