Di tengah penderitaan dan kesulitan yang mungkin dialami sebagai akibat dari penjajahan, puasa Ramadhan memberikan umat Muslim harapan dan keyakinan akan masa depan yang lebih baik. Dengan memperkuat iman dan kesabaran melalui ibadah puasa, umat Muslim memelihara semangat perjuangan dan optimisme dalam menghadapi masa-masa sulit.
Dengan demikian, puasa Ramadhan di masa penjajahan tidak hanya merupakan kewajiban agama, tetapi juga simbol perlawanan, solidaritas, dan ketahanan spiritual bagi umat Muslim yang hidup di bawah tekanan penjajah. Praktik ini memperkuat identitas dan keberanian dalam menjaga nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan, serta memperkokoh persaudaraan di antara sesama umat Muslim dalam menghadapi tantangan yang dihadapi bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H