3. Distorsi Pasar  Implementasi Pilpers yang tidak tepat atau tidak efisien dapat menciptakan distorsi pasar, seperti meningkatnya permintaan terhadap barang tertentu secara artifisial atau penurunan insentif untuk berproduksi atau bekerja.
4. Ketergantungan Jika penerima Pilpers mengandalkan terlalu banyak pada bantuan tersebut tanpa upaya untuk meningkatkan kemandirian ekonomi mereka sendiri, hal ini dapat menciptakan ketergantungan jangka panjang yang merugikan bagi pertumbuhan ekonomi.
5. Mengurangi Insentif untuk Bekerja Pilpers yang besar atau tidak terbatas dapat mengurangi insentif bagi individu untuk mencari pekerjaan atau meningkatkan keterampilan mereka, terutama jika manfaat Pilpers lebih besar daripada potensi penghasilan dari pekerjaan.
6. Mengurangi Efisiensi dan Produktivitas Jika Pilpers tidak dikelola dengan baik, hal ini dapat mengurangi efisiensi alokasi sumber daya dan menghambat produktivitas ekonomi secara keseluruhan.
7. Potensi Memburuknya Masalah Struktural: Pilpers yang digunakan sebagai solusi jangka pendek untuk masalah struktural yang lebih dalam dalam perekonomian, seperti ketidaksetaraan pendapatan atau ketidakadilan sosial, mungkin tidak efektif dalam mengatasi akar penyebab masalah tersebut.
Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk mempertimbangkan dengan hati-hati desain, skala, dan implementasi Pilpers agar dapat meminimalkan dampak negatifnya sambil memaksimalkan manfaat positifnya bagi perekonomian dan masyarakat secara keseluruhan. Evaluasi terus-menerus dan penyesuaian yang diperlukan juga penting untuk memastikan bahwa program tersebut berjalan secara efektif dan berkelanjutan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI