Mohon tunggu...
Ridwan Fauzi
Ridwan Fauzi Mohon Tunggu... Freelancer - Franlace

Penulis Paruh Waktu

Selanjutnya

Tutup

Beauty

Perubahan Persepsi Kecantikan di Era Digital

10 Februari 2024   08:20 Diperbarui: 11 Februari 2024   12:36 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar ( detikcom )

 Memahami Makna kecantikan dan Signifikansinya dalam Budaya Manusia

Kecantikan adalah konsep yang kompleks dan relatif, sering kali memperoleh arti yang berbeda-beda sesuai dengan konteks budaya, sejarah, dan persepsi individu. Secara umum, kecantikan mengacu pada kualitas yang membuat objek, individu, atau karya seni menarik secara visual atau estetis. Namun, kecantikan juga melampaui sekadar penampilan fisik, mencakup karakteristik seperti keanggunan, harmoni, dan kesempurnaan.

Aspek Subjektif dan Objektif

Kecantikan sering dilihat sebagai fenomena subjektif, karena persepsi kecantikan dapat bervariasi dari satu individu ke individu lainnya. Apa yang dianggap indah oleh satu orang mungkin tidak sama bagi yang lain. Namun, ada juga standar kecantikan yang diakui secara luas dalam suatu budaya atau masyarakat tertentu. Misalnya, beberapa atribut fisik seperti kulit bersih, wajah simetris, atau tubuh proporsional sering kali dianggap indikator kecantikan dalam banyak budaya.

Pengaruh Budaya dan Sejarah

Kecantikan juga dipengaruhi oleh norma dan nilai-nilai budaya yang berkembang seiring waktu. Misalnya, pada masa yang berbeda dalam sejarah manusia, standar kecantikan dapat bervariasi secara signifikan. Di beberapa masyarakat, ukuran tubuh yang besar dianggap sebagai simbol kemakmuran dan kecantikan, sementara di tempat lain, tubuh yang lebih ramping dianggap lebih menarik. Selain itu, media, mode, dan industri kecantikan juga berperan penting dalam membentuk persepsi tentang kecantikan dalam budaya kontemporer.

Implikasi Sosial dan Psikologis

Kecantikan sering kali memiliki implikasi sosial dan psikologis yang signifikan. Individu yang dianggap cantik sering kali mendapat keuntungan sosial, seperti peningkatan kesempatan dalam karier atau interaksi sosial yang lebih positif. Di sisi lain, tekanan untuk memenuhi standar kecantikan yang tidak realistis dapat menyebabkan masalah psikologis seperti rendahnya harga diri atau gangguan makan 

Perubahan Persepsi Kecantikan dalam Era Digital

Dengan kemajuan teknologi dan popularitas media sosial, persepsi tentang kecantikan telah mengalami perubahan dramatis. Kini, standar kecantikan semakin didefinisikan oleh gambar-gambar yang dihasilkan oleh media, filter digital, dan selebriti yang seringkali mengalami penyuntingan foto. Hal ini memicu diskusi tentang keaslian dan realitas dalam penampilan fisik, serta menimbulkan tantangan baru terkait citra tubuh dan harga diri.

Kecantikan adalah konsep yang kompleks dan beragam, dengan pengaruh yang kuat dari budaya, sejarah, dan teknologi. Meskipun sering kali dianggap sebagai kualitas subjektif, kecantikan juga dipengaruhi oleh standar sosial dan persepsi kolektif. Penting untuk memahami bahwa kecantikan bukanlah sesuatu yang mutlak, tetapi sebuah konstruksi sosial yang terus berkembang seiring perubahan budaya dan nilai-nilai manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun