Penurunan Konsumen: Konsumen cenderung lebih selektif dalam belanja, sehingga memperketat arus kas UMKM.
Studi Kasus: UMKM yang Terkena Dampak Kenaikan PPN
Salah satu contoh nyata adalah sektor kuliner. Banyak pelaku usaha makanan dan minuman mengeluhkan kenaikan harga bahan baku seperti minyak goreng dan gas LPG, yang makin diperparah dengan tambahan beban PPN 12 persen. Akibatnya, mereka terpaksa menaikkan harga jual, meskipun hal ini dapat mengurangi jumlah pelanggan.
Analisis Dampak Ekonomi Kenaikan PPN
Efek Langsung pada Harga Barang dan Jasa
Kenaikan PPN langsung memengaruhi harga barang dan jasa yang dijual di pasaran. Sebagian besar produk UMKM, mulai dari kebutuhan pokok hingga barang konsumsi sehari-hari, kini menjadi lebih mahal karena tambahan pajak. Ini menciptakan efek domino di mana konsumen harus membayar lebih banyak, yang pada akhirnya memengaruhi daya beli masyarakat.
Harga barang naik: Produk UMKM seperti makanan olahan, pakaian, hingga kerajinan tangan mengalami kenaikan harga untuk menutup biaya tambahan PPN.
Kompetisi tidak seimbang: UMKM yang menawarkan produk dengan margin keuntungan kecil menghadapi kesulitan bersaing dengan perusahaan besar yang lebih mampu menyerap biaya tambahan.
Konsumen yang sebelumnya loyal kepada produk UMKM kini beralih ke produk lain yang dianggap lebih terjangkau, bahkan jika itu berasal dari produk impor atau industri besar.
Penurunan Daya Beli Konsumen
Saat harga barang naik, konsumen cenderung mengurangi pengeluaran mereka. Hal ini memengaruhi volume penjualan UMKM yang sudah menghadapi berbagai tantangan sejak pandemi.
Perilaku konsumen berubah: Banyak konsumen kini memprioritaskan kebutuhan pokok, sehingga produk-produk UMKM yang tidak termasuk kategori esensial kehilangan pangsa pasar.
Efek berantai: Ketika UMKM kehilangan pendapatan, mereka kesulitan untuk menggaji karyawan, membeli bahan baku, atau berinvestasi dalam inovasi produk.