Mohon tunggu...
Ridwan Maya
Ridwan Maya Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Penulis bekerja sebagai guru, dosen dan instruktur dibidang sain dan teknologi \r\n\r\nBuku-buku yang pernah ditulis antara lain: teknologi informasi dan komunikasi SMP kelas 7-9, mudahnya belajar elektronika untuk pemula, pengantar multimedia, pemrograman PHP dan desain website + blog, pengantar teknisi komputer dan jaringan, mudahnya belajar PHP dan database MySQL, Mudahnya belajar Pascal, Membangun Jaringan Komputer di rumah / small office, Pengantar Linux. CD Tutorial Interaktif Full Musik yang pernah dibuat antara lain : Cara Instant Mengenal Linux, Cara Instant Mengenal PHP dan Dreamweaver, Cara Instant Mengenal Hardware dan Merakit PC, serta tutorial- tutorial interaktif yang lain.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Mendaki Gunung Gede Wonogiri (HARI KE 8)

15 Juli 2014   17:39 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:16 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendaki Gunung Gede Wonogiri  (HARI KE 8)

Anda masih menyimak acaraBANG DJ PULANG KAMPUNG hari terakhir aku berada si desa ngluwur, jujur sebenarna akupun masih sangat betah disini nampak tak mau pulang, karena waktu masih banyak. Akupun mendaki gunung gede yang tertingggi di desa ngluwur… gimana sih ceritanya.. eiiit sabar dikit.. ini semua diseponsori oleh : RENTAL ONLINE COURSE COLLEGE, ONE DJ 89.1 FM ON THE ROAD, dan R-TV 388 VHF , untuk cerita, website  / video perjalanan lebih lanjut sobat bisa akses disini :

1.http://rentalonline.comxa.com/wonogiri/index.php

2.http://youtube.com/ridwanAMD/

3.http://facebook.com/dj.buffy

a
a

26/6/2012 ( Mendaki Gunung Gede )

Hari terakhir aku berada di desa Ngluwur… semalam aku melihat mobil melintas perkampungan di Gunung Gede, terlintas dalam benakku akupun ingin sekali mendaki gunung tersebut mumpung ini hari terakhirku, matahari pun mengintip dari selah-selah gunung Gede. Saudaraku Pano sekitar pukul 06.15 sudah asik memandikan burung, memberikan makan ayam dan sapi, sementara itu akupun sarapan pagi dengan teh hangat dan 3 butir bakpia pathuk. Setelah itu sekitar pukul 06.25 Pano mengajakku mengelilingi gunung gede, langsung kami berangkat dengan menggunakan motor, perlahan tapi pasti, jalan terus menanjak mengelilingi sawah-sawah bertemu orang orang mau ke sawah ladang.

15 menit kemudian sekitar pukul 06.40 aku sampai ke lereng gunung gede, namun kendaraan tidak bisa masuk kesana, karena hanya ada jalan setapak, motor diletakkan dihalaman rumah orang yang paling dekat dengan gunung gede, sudah “kulonuwun”berulang kali namun tidak ada orang yang membukakan pintu, kesimpulannya berarti yang punya rumah pergi bersawah atau berladang. Apakah sobat ingat dalam posting sebelumnya saya pernah menulis, bahwa di kampung ini paling aman, jadi tak perlu kawatir kendaraan disini dijamin aman.

a
a

a
a

Langsung aku pergi naik ke gunung, sama seperti mendaki gunung yang sebelum-sebelumnya, namun makin lama makin tinggi, gunung ini curam sekali, aku baru kali ini mendaki gunung se ngeri ini (mungkin karena aku bukan pendaki gunung, heee), aku teruskan akhirnya aku sampai pada sebuah titik dimana sebelah kananku jurang, sekitar 15 – 25 cm lagi jika tidak berhati-hati maka aku bisa masuk jurang!! Tipiiiis sekali, akupun putus asa untuk mendaki Gunung Gede disini,  namun kata sepupuku tanggung sekali jika mendaki gunung tidak sampai puncak, lantas aku pikir untuk memutuskan TIDAK MELANJUTKAN PENDAKIAN, biarkan aku dibilang Chemen alias penakut. Aku langsung mengambil kamera dengan gemetaran

Lumayan lama aku berdiam disana karena meleset dikit aku mungkin tidak dapat menulis cerita ini L, akhirnya setelah kupikir-pikir lebih jauh akhirnya aku putuskan untuk mendaki ke puncak, dan tak lama kemudian ada pak De aku yang sudah diatas yang sedang mengambil kayu untuk kayu bakar, mungkin beliau mendengar obrolanku bersama Pano, akhirnya akupun dijaga dari depan belakang L (seperti anak kecil yang baru belajar jalan, heee) ndak apa-apa dari pada aku tidak bisa kepuncak, selama perjalanan aku tidak berani menengok ke kiri karena langsung jurang…

Sekitar pukul 07.00 aku telah sampai kegunung gede, aku beristirahat dan memandangi indahnya alam, gunung yang lebih rendah, gunung merapi, air terjun, sawah ladang dan semua perkampungan desa Ngluwur terlihat kecil sekali dari puncak gunung, sedangkan Pano dan Pak De sedang mencari jalan yang tidak ketemu dengan jurang, namun setelah 10 menit sayang sekali jalan tersebut malah lebih terjal walau tidak ketemu jurang, dan katanya banyak monyet dan ular ular kecil.. ketika aku mendengar kabar itu akupun keringat dingin sendiri dan ditertawakan oleh beberapa penduduk yang sendang mengambil kayu diatas permukaan gunung gede J namun mau bagaimana lagi aku harus memberanikan diri untuk turun melewati jalan tadi, jika tidak aku tidak akan pulang ke RENTAL ONLINE….

a
a

a
a

Akupun mewawancarai pak De, sementara itu Pano masih mencari jalan alternatif.. kata Pak De dengan bahasa jawa “Gunung ini sudah terkenal dari jaman penjajahan Belanda, karena dahulu dipuncak gunung ini Belanda membuat sebuah TUGU, namun tidak bertahan lama entah karena angin atau apa Tugu tersebut perlahan hancur dan jatuh ke jurang, tak lama dari itu pernah juga dibuat rumah dari seng yang digunakan untuk beristirahat para pendaki maupun para warga yang mengambil rumput atau kayu bakar, namun tak bertahan lama langsung rubuh kembali, akhirnya dibiarkan saja seperti ini. Namun ada pantangan di gunung gede ini tidak boleh menghidupkan petasan, dihimbau bagi pendaki” begitulah cerita tentang gunung gede, jadi saya menghimbau untuk mentaati peraturan yang ada di kawasan tersebut.

Akupun puas dan takjub akan kebesaran Allah SWT, karena aku bisa melihat pemandangan dari ketinggian +/- 1800 atau setengahnya gunung merapi. Setelah jam menunjukkan pukul 07.20 akupun turun dan di bantu oleh Pak De, sedangkan Pano sudah turun duluan dengan lincahnya untuk mengambil gambarku ketika turun.. lalu aku terus menuruni gunung sampai ketempat meletakkan motor, sebelum pulang aku menghabiskan air minum karena haus, tadi waktu digunung haus pun tak terasa karena ketakutan.. heee, lalu aku pulang sampai rumah pukul 07.50, sementara saudaraku Pano bergegas untuk pergi ke Semin Jogjakarta.. akupun berbenah dan bersiap untuk pulang kembali ke Lampung, tapi tidak langsung pulang melainkan ke Hotel dulu untuk menginap dan berjalan-jalan di Wonogiri Kota.

a
a

a
a

26/6/2012 (Meninggalkan Desa Ngluwur untuk ke Kota Wonogiri)

Pukul 11.05 mobil sudah datang menjemput kami, kamipun bergegas untuk menaiki mobil tersebut dan melewati jalan pulang seperti jalan maut yang ada di Bolivia Amerika Selatan, namun sepanjang jalan banyak para warga yang panen, ada cengkeh, lada, cabe dan menggiling padi pun ada. Perjalanan pulang bercampur sedih terharu senang tapi kurang puas, karena kurang lama… jalan pulang seperti biasa aku duduk didepan dan diantar oleh Bu Lek, tak lama sekitar 45 menit perjalanan pas Zuhur kami pun mampir ke RM. Pak Glinding tuk makan siang sebelum pulang, kami pun membeli 3kgikan nila bakar yang sungguh menggoda selera, dan bertemu dengan 2 sinden yang waktu berangkat aku lihat, aku cuci tangan lalu makan dengan lahap aku mendengarkan lagu “Capling Gunung dan Kempling” Setelah makan akupun membeli perbekalan makanan kecil seperti roti, air minum dan wafer untuk dibawa ke Hotel.

Pukul 13.15 aku sampai ke hotel Permata Graha, mau memesan kamar VIP, lagi lagi sudah habis, harusnya kami memesan dari jauh hari, ahirnya kami hanya mendapatkan ruangan yang tidak ber-AC hanya kipas angin, Tempat tidur 1 dan TV KabelL, tak apa lah, sekitar 13.30, akhirnya bu Lek ku pulang dan kami pun tinggal bertiga di dalam hotel tersebut, kami mandi dan karena kelelahan orang tuaku tertidur, sedangkan aku masih di meja masih menulis cerita ini sambil mengantuk, makan cemilan dan mendengarkan radio.

a
a

a
a

Sorepun tiba, aku tertidur di korsi dan bersiap mencari makan untuk makan malam, akupun berjalan ke arah terminal wonogiri sekitar pukul 16.45, tampak dekat dari hotel lampu merah per-empatan disana ada pabrik Jamu Air Mancur, sayang sekali sudah tutup padahal aku ingin liputan kesana. Aku pun terus dan terus berjalan kelihatannya dekat namun jauh juga ada sekitar 2km dan maghrib pun tiba sekitar pukul17.35 setelah aku memsan makanan nasi goreng dan mi goreng spesial akupun shalat, setelah itu aku mengambil makanan tersebut dan kembali ke hotel. Kamipun makan, ayah dan ibu makan dengan ikan nila bakar yang masih tersisa 2KG pemberian dari Bu Lek, sedangkan aku makan dengan Nasi Goreng spesial, yang sedihnya lagi aku udah capek-capek ada tukang nasgor di dalam hotel, jadi tak perlu capek. Capek… malamnya aku membeli eskrip sepesial sebagai makanan penutup, dan Pukul 22.00. kami tertidur…

Bersambung ke cerita berikutnya masih dalam 1 blog

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun