Menyapanya dengan ucapan salam, kami langsung berbincang.
"Peue haba (Apa kabar)?" Sapaku
"Haba gèt  (Kabar baik)," Jawabnya.
"Maaf Lon (saya) mengganggu istirahat Abang, sedikit ingin berbincang, boleh?", ungkapku.
"Silahkan", jawabnya dengan tersenyum.
"Saya dari konsultan kementerian Pekerjaan Umum, perlu data untuk persiapan rehab rekon Gampong ini. Berapa penduduk yang tersisa di Gampong Ini Bang?" Tanyaku pada pemuda yang memiliki bola mata biru seperti orang Eropa tersebut.
 "Hanya tinggal 27 Jiwa, 10 diantaranya perempuan dan anak-anak", Jawabnya tenang.
Itupun selamat karena sedang berada di Pasar Lamno dan ladang yang jauh dari Pantai, hampir tidak ada warga selamat yang berada di Gampong ini ketika tsunami menerjang Kuala Daya, tambahnya.
"Lalu, abang sendiri bisa selamat dari tsunami bagaimana? Maaf saya tidak mau buka luka lama", tanyaku.
Dia hanya menarik napas panjang dan tersenyum. Dia tidak jawab pertanyaan saya.
"Ceritanya panjang, dan tidak elok untuk diceritakan" Jawabnya singkat.