Mohon tunggu...
Muhammad Ridwan
Muhammad Ridwan Mohon Tunggu... Relawan - Fungsionaris DPP Aliansi Nasional Indonesia Sejahtera (ANIES)

Orang biasa saja, seorang ayah, sejak tahun 2003 aktif dalam kegiatan community development. Blog : mediawarga.id e-mail : muh_ridwan78@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Orang Sunda: Antara "Sampurasun" dan "Campur Racun"

26 November 2015   19:26 Diperbarui: 4 April 2017   18:06 3473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Assalamualaikum” dan “Sampurasun”

Salam "Sampurasun" sendiri tidak ada masalah bila dihubungkan dengan kebiaasaan seorang Muslim, selama tidak tidak melanggar akidah dan syariat Islam". Tidak ada masalah jika "Sampurasun" menjadi ucapan pengiring setelah "Assalamualaikum". Yang tidak boleh adalah ada upaya mengkampanyekan salam "Sampurasun" sebagai ganti "Assalamualaikum".

Mengucapkan kalimat "Assalamualaikum" harus tetap menjadi kebiasaan Ummat Islam, karena itu adalah doa dan Sunah Nabi. Itu mungkin yang dimaksud Habib Riziq, "Sampurasun" bisa menjadi "Campur Racun" jika sudah melenceng dari akidah umat Islam atau tidak sesuai dengan fungsinya. Tetap kita harus berperasangka baik kepada Ulama.

Penulis sebagai orang Sunda, memohon jangan ada pihak-pihak yang coba "membenturkan" antara ulama atau ajaran Islam dengan budaya Sunda. Semua orang Sunda sudah mengetahui, adat atau budayanya sangat "kompatible" (selaras) dengan ajaran Islam, sehingga sekarang melekat kepada Orang Sunda : "Aneh, Jika ada Orang Sunda tidak beragama Islam, seperti halnya orang Minang atau Aceh".

Muhammad Ridwan

Citizen Reporter di www.mediawarga.info

Bandar Lampung, 26 November 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun