“Assalamualaikum” dan “Sampurasun”
Salam "Sampurasun" sendiri tidak ada masalah bila dihubungkan dengan kebiaasaan seorang Muslim, selama tidak tidak melanggar akidah dan syariat Islam". Tidak ada masalah jika "Sampurasun" menjadi ucapan pengiring setelah "Assalamualaikum". Yang tidak boleh adalah ada upaya mengkampanyekan salam "Sampurasun" sebagai ganti "Assalamualaikum".
Mengucapkan kalimat "Assalamualaikum" harus tetap menjadi kebiasaan Ummat Islam, karena itu adalah doa dan Sunah Nabi. Itu mungkin yang dimaksud Habib Riziq, "Sampurasun" bisa menjadi "Campur Racun" jika sudah melenceng dari akidah umat Islam atau tidak sesuai dengan fungsinya. Tetap kita harus berperasangka baik kepada Ulama.
Penulis sebagai orang Sunda, memohon jangan ada pihak-pihak yang coba "membenturkan" antara ulama atau ajaran Islam dengan budaya Sunda. Semua orang Sunda sudah mengetahui, adat atau budayanya sangat "kompatible" (selaras) dengan ajaran Islam, sehingga sekarang melekat kepada Orang Sunda : "Aneh, Jika ada Orang Sunda tidak beragama Islam, seperti halnya orang Minang atau Aceh".
Muhammad Ridwan
Citizen Reporter di www.mediawarga.info
Bandar Lampung, 26 November 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H