Konflik di Suriah sudah berlangsung 4 tahun dengan korban ratusan ribu orang. Amerika dan sekutunya mungkin tidak menduga bahwa, konflik di Suriah menjadi konflik Sekretarian yang sangat bar-bar dan merembet sampai Irak, Yaman dan negara-negara lainnya.
Imbasnya, ratusan ribu pengungsi Suriah bermigrasi ke Eropa, sebuah tragedi kemanusiaan terbesar abad ini. Uni Eropa harus membayar mahal atas peran mereka di Suriah dengan menerima para pengungsi ini di beberapa negara, seperti Jerman dan Yunani.
Bagi masyarakat Eropa yang konservatif, kehadiran ratusan ribu Pengungsi Timur Tengah adalah sebuah ancaman. Sehingga ada upaya-upaya untuk menolak masuknya imigran Muslim ke negara-negara tertentu di Eropa.
Serangan Paris ini juga akan berimbas kepada kebijakan Uni Eropa terkait Imigran. Negara Uni Eropa akan memberlakukan aturan ketat. Â Tidak menutup kemungkinan para Imigran akan dideportasi kembali.
ISIS Dibiarkan Menyerang Eropa?
Pasca serangan Paris 13/11, ada pertanyaan besar. Kenapa Intelijen Prancis bisa "kebobolan"? Sehingga dengan mudahnya Paris diserang dua kali dalam tempo 10 bulan.
Apakah monster ISIS yang diciptakan sendiri oleh Eropa dan Amerika dibiarkan untuk menyerang Eropa? Seperti pada saat Peristiwa 9/11, Al-Qaeda dibiarkan menyerang Kota New York.
Bisa jadi, ISIS dibiarkan untuk menyerang Eropa, tujuannya agar Amerika dan sekutunya kembali memiliki justifikasi melancarkan serangan pre-text ke basis-basis  Jihadis di Suriah, Irak dan negara lainnya. Dulu, Taktik ini sukses setelah Al-Qaeda menyerang New York, Amerika leluasa merangsek ke Timur-Tengah. Tujuan akhirnya adalah penguasaan sumber-sumber Sumber Daya Alam (SDA) baik Minerba maupun Migas di Timur Tengah.
Terbukti, deklarasi perang telah dinyatakan Hollande."This is act of war," kata Presiden Perancis Francois Hollande. Dengan wajah geram, ia mengumumkan status keamanan Perancis ke tingkat paling tinggi, Keadaan Darurat Nasional, melalui TV Nasional yang direlai Al-Jazeera dan BBC.
Sekali lagi, Perancis dan Eropa sangat Hipokrit. Mereka mau memerangi Jihadis yang mereka "buat" sendiri, seperti halnya dulu mereka memerangi Al-Qaeda pasca 9/11. Â (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H