Sedangkan sisi positif-nya, dengan adanya jalur sutra Tiongkok, dapat mendorong Indonesia membangun kekuatan maritim secara mandiri, karena secara geografis posisi Indonesia yang sangat strategis sebagai poros atau sumbu jalur pelayaran dan perdagangan dunia.
Jika ekonomi negara-negara Asia Tenggara terkoneksi dengan Tiongkok melalui jalur sutra baik darat maupun maritim, potensi GDP ASEAN plus Tiongkok adalah sebesar US$ 50-60 Triliun di 2030. Mengalahkan GDP gabungan Amerika Serikat, Jepang, India bahkan Uni Eropa.
Kalau kita kesampingkan terlebih dahulu sisi kerentanannya baik dari sisi ideologi, politik dan pertahanan keamanan, Ekonomi Jalur Sutra dengan konsep One Belt, One Road (OBOR) ini bisa menjadi peluang besar Indonesia agar menjadi poros maritim dunia yang disegani.
Muhammad Ridwan, Pewarta Warga di www.mediawarga.info
Berdomisili di Bandar Lampung.
Baca juga:
Kontrak Karya Freeport Tidak Diperpanjang, NKRI Terancam Bubar?
Indonesia Darurat Mafia Migas: Ini 25 Kontrak Kerjasama yang Perlu Diawasi Publik
Paket Kebijakan Ekonomi Jokowi Saran dari IMF?
Dari Tun Abdul Razak ke Najib Razak, Lompatan Besar Mahathir dan Relasi Sosial di Malaysia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H