Mohon tunggu...
Muhammad Ridwan
Muhammad Ridwan Mohon Tunggu... Relawan - Fungsionaris DPP Aliansi Nasional Indonesia Sejahtera (ANIES)

Orang biasa saja, seorang ayah, sejak tahun 2003 aktif dalam kegiatan community development. Blog : mediawarga.id e-mail : muh_ridwan78@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Pesawat F-16 Singapura Provokasi Indonesia?

8 Februari 2014   00:27 Diperbarui: 26 Oktober 2015   23:07 4569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_321307" align="aligncenter" width="645" caption="Ilustrasi/Tribunnews"][/caption]

 

Setelah Australia melakukan provokasi di laut selatan Indonesia dalam rangka menghalau pencari suaka, beredar berita di media online dan social media  Singapura melakukan hal yang sama dengan melakukan "Show of Force" angkatan udara-nya dilangit Pulau Batam. Kalau hal ini benar,  Singapura mungkin jengkel, karena TNI-AL tetap bersikeras menamai sebuah Korvet Ragam Class dengan nama KRI Usman-Harun. Usman-Harun merupakan dua orang marinir asal Indonesia yang dihukum gantung di Singapura karena dituduh melakukan pengeboman di Singapura pada era Operasi Dwikora tahun 1965. Tapi, di Indonesia Usman - Harun di anggap Pahlawan Nasional.

Seperti diberitakan Tribunnews.com, Jumat (7/2/2014), sekitar pukul 14.30 WIB diduga sebuah pesawat tempur Singapura yang diperkirakan jenis F-16 terbang rendah diatas langit Batam dengan kecepatan sedang. Menurut saksi mata, saking rendahnya, sisi kanan dan kiri sayap pesawat itupun dapat jelas terlihat, dan selang beberapa detik berikutnya, pesawat serupa menyusul di bagian belakang.  Seperti pesawat sebelumnya, sisi kanan dan kiri pesawat tampak kosong alias tak membawa peralatan tempur semisal bom.

Saya kira, diluar benar tidaknya berita tersebut, ketegangan Indonesia dengan negara tetangga baik di Utara maupun selatan akan terus berlanjut. Aktor intelektual yang menyebabkan mulai memanasnya kawasan ASEAN adalah Australia. Hal ini tidak terlepas sikap keras kepala Tony Abbot terkait operasi kedaulatan perbatasan Ausralia. Bahkan untuk memperluas operasi tersebut, Australia berusaha mendekati Malaysia dengan cara menghibahkan dua buah kapal patroli ke Angkatan Laut Malaysia. Sudah jelas kemana langkah Australia! Malaysia dan Singapura sebagai negara persemakmuran akan ditarik ke aliansi Ausi-AS dalam rangka menghadapi ancaman musuh dari utara Australia, yakni China dan Indonesia.

Jika benar Angkatan Udara Singapura telah melanggar batas udara Indonesia, maka Indonesia harus tegas terhadap Singapura.

Beberapa waktu lalu Indonesia telah mengirimkan KRI Kelas Ahmad Yani dan beberapa KRI lainnya mendekati perairan Darwin ketika mengetahui Angkatan Laut Australia menerobos wilayah Indonesia saat mendorong balik kapal pencari suaka. Hal yang sama harus dilakukan Indonesia terhadap Singapura  dengan memindahkan armada tempur lautnya disekitar selat Malaka.

Pangkalan TNI-AU di Pekan Baru, dan Supadio Pontianak yang dihuni Pesawat Hawk 100/200  harus segera diganti dengan pesawat tempur baru seperti SU-35. Pesawat tempur F-16 block 52 Singapura bukan lawan tanding Hawk sebagai tulang punggung Kohanudnas di bagian Barat Indonesia.

Kemudian Markas Marinir di Pulau Nipah perlu ditempatkan sebuah peluru Kendali atau roket seperti MLRS Altros yang bisa menjangkau Pulau Singapura. Sebenarnya dengan Artileri Medan buatan Prancis saja sudah bisa menjangkau Singapura. Hanya dengan tembakan roket MLRS Marinir atau Artileri dari Batam, Singapura yang wilayahnya se-upil bisa dengan mudah dibumi-hanguskan, apalagi jika dilakukan operasi amphibi dan serangan udara. Indonesia juga harus segera merealisasikan Kapal Selam Kilo untuk menghadapi Kapal Selam Kelas Collin Australia dan Singapura. Kemudian Personil Paskhas di Batam, Pekan Baru dan Medan perlu dibekali dengan rudal anti pesawat Qian Wei seri 2 dan 3 buatan RRC. Indonesia juga harus memiliki rudal jelajah S-300 dan Yakhont untuk ditempatkan di Pulau Sumatera dan Kalimantan.

Jangan main api Singapura dan Australia, kalau bisa Malaysia jangan terjebak politik adu domba Ausralia. Penamaan sebuah KRI dengan nama Pahlawan Nasional adalah hak Indonesia, Singapura tidak boleh intervensi.

Baca juga:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun