Mohon tunggu...
Cah Indo
Cah Indo Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Working employee

Selanjutnya

Tutup

Money

Konsep "Tol Laut" Jokowi Sejalan dengan Kabinet Pak SBY

23 Mei 2014   23:39 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:11 1010
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diharapkan dengan konsep Pendulum nusantara yang dimasukkan dalam konsep MP3EI yang disusun dalam masa kabinet pak SBY ini suatu saat Negara Maritim Indonesia dapat terbentuk sesuai dengan jenis negara indonesia yang berupa kepulauan dan dapat menekan ongkos distribusi barang. Dari hub-hub utama menuju pelabuhan sub hub maupun jaringan jalan darat antar kota yang terintegrasi dengan pelabuhan. Sehingga kedepannya perpindahan barang dari Jakarta ke Surabaya melalui kapal, serta dilanjutkan dengan transportasi darat menuju kota-kota disekitar Surabaya begitupun ke Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Ini pula yang menjelaskan kenapa jika saya mendatangkan jeruk dari Pontianak lebih mahal dibandingkan mendatangkan jeruk mandrin dari Singapura. Bagaimanapun transportasi laut merupakan transportasi yang efisien dalam mengangkut komoditas untuk skala volume yang besar.

Bagaimanapun saya katakan salut untuk pak SBY dengan jalannya proyek mercusuar ini yang menghabiskan dana Rp 20 triliun untuk pembangunan tahap 1 New tanjung Priok, bagaimanapun ini kinerja beliau yang sangat baik beserta jajaran pembantunya (menko perekonomian Pak Hatta Rajasa, Mentri BUMN pak Dahlan Iskan serta Pak RJ Lino). Walaupun banyak cacimaki atas kinerja beliau, namun tidak banyak presiden yang dapat melakukan seperti yang beliau lakukan dalam masa jabatannya.

Siapapun presidennya, semoga Pendulum Nusantara akan tetap berlanjut dengan segala programnya untuk kemandirian logistik tanah air. Dan kebijakan listrik nasional dalam untuk pembangunan pembangkit dapat dipercepat karena seringnya terkendala dengan kebijakan daerah.

#Damniloveindonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun