Mohon tunggu...
Ridwan
Ridwan Mohon Tunggu... Guru - Guru

I am Ridwan, S.Pd., Gr., a high school teacher who passionately lives in learning, traveling, and writing. In my opinion, education is the most important thing for everyone to educate and develop the potential that exists within themselves. By growing and developing, each individual can have creativity, knowledge, good personality and become a responsible person.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ancaman Konflik di Laut China Selatan Terhadap Kedaulatan Indonesia

9 Mei 2024   18:45 Diperbarui: 9 Mei 2024   18:46 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Laut China Selatan bukan hanya sekumpulan air yang membujur diantara berbagai negara. Ia adalah nadi penting bagi keberlangsungan aktivitas perdagangan dunia, pelindung sumber daya alam yang melimpah, dan rumah bagi keanekaragaman hayati maritim. Dalam konteks Indonesia, wilayah ini jelas menandakan lebih dari sekedar potensi kekayaan alam dan jalur dagang penting; ia adalah bagian tak terpisahkan dari kedaulatan nasional yang mesti dirawat dengan ketulusan dan kecermatan.

Namun, seperti lanskap yang menghadap angin kencang, Laut China Selatan dilanda oleh guncangan klaim teritorial dan tensi geopolitik. Ancaman kontinu atas kedaulatan mengisyaratkan perlunya Indonesia dan negara-negara sekitar untuk meningkatkan perhatian dan melibatkan diri dalam dialog serta mekanisme hukum internasional. Pemerintah Indonesia menunjukkan komitmennya dengan upaya diplomasi cerdas dan penguatan kerja sama pertahanan yang solid, menjunjung tinggi prinsip-prinsip hukum internasional dan kerjasama antarnegara.

Melalui koridor diplomasi, Laut China Selatan bukan hanya arena kompetisi, tapi bisa menjadi contoh bagi penyelesaian konflik dengan hormat dan adil. Natuna, sebagai permata di utara kepulauan Indonesia, menjadi perwakilan tangan yang terentang, berdiri di garis depan konflik yang berkecamuk. Dengan segala kekayaan alamnya, Natuna merupakan simbol konkrit yang harus dijaga Indonesia: kedaulatan wilayah, kekayaan sumber daya, dan kelangsungan ekosistem laut.

Ketika hiruk pikuk klaim teritorial membayangi, Indonesia bukan sekadar penonton pasif. Keputusan tribunal arbitrase pada tahun 2016 adalah penegasan bahwa klaim bersejarah yang tidak berbasis prinsip hukum dan keadilan internasional bukanlah pemilik legitimitas. Dengan ini, negara kepulauan ini dibekali dengan landasan moral dan hukum untuk terus maju.

Fokus pada kerjasama regional dan internasional bukanlah sekadar strategi, melainkan survival: sebuah perwujudan bahwa keamanan dan perdamaian bukan dapat dicapai melalui kekuatan militer semata, melainkan juga melalui solidaritas dan kesatuan visi. Dalam membentangkan jaringan aliansi, Indonesia memperkuat kedudukannya melalui hubungan bilateral dengan negara-negara tetangga dan dukungan dari kekuatan global seperi Amerika Serikat, Australia, India, dan Jepang, mendemonstrasikan bahwa kepentingan bersama untuk perdamaian dan stabilitas adalah prioritas yang mengatasi segala.

Indonesia, dalam perjuangan ini, harus selalu siap dengan inovasi dan adaptasi. Meningkatkan kecerdasan diplomasi, memperkuat pertahanan militer, dan memperdalam kerjasama multilateral merupakan langkah-langkah yang harus terus dijalankan. Konflik di Laut China Selatan bukan hanya tentang siapa yang menang atau kalah, tetapi tentang bagaimana kita, sebagai masyarakat global, menegosiasikan, berinteraksi, dan akhirnya bersatu untuk menciptakan dunia yang lebih damai bagi generasi yang akan datang. Peranan strategis Indonesia, sekali lagi, bukan hanya dalam menjaga kedaulatan terbatas pada peta geografis, melainkan dalam mengukir jejak kebijakan luar negeri yang memberikan dampak luas bagi perdamaian dan keamanan internasional.

Indonesia, sebagai bangsa yang besar, diakui bukan karena luasnya teritori ataupun kekayaannya yang melimpah, melainkan oleh kegigihan dan kebijaksanaan dalam memperjuangkan nilai-nilai kedamaian dan keadilan. Berdiri di tengah-tengah gugatan yang berat di Laut China Selatan, Indonesia tidak pernah gentar, melainkan tetap teguh memperjuangkan kedaulatan dan prinsip-prinsip yang menaungi hukum internasional.

Memandang ke depan, langkah Indonesia harus diimbangi dengan pengembangan kekuatan pertahanan yang tangguh dan adaptif. Tidak hanya dalam kapasitas konvensional, tetapi juga dalam aspek cyber dan teknologi yang dapat menunjang pengelolaan maritim dan pengawasan perbatasan. Indonesia patut bangga dan yakin dengan posisi pentingnya dalam menentukan arah pertumbuhan regional, memastikan bahwa setiap negara memiliki kesempatan berbicara dan berperan serta dalam menciptakan kestabilan.

Potret konflik di Laut China Selatan memang kompleks dan menantang. Namun, Indonesia telah dan akan terus berdiri sebagai satu-satunya negara di penghubung laut yang kritis ini, yang selalu berusaha dengan penuh kearifan dan ketegasan. Keandalan dan kelugasan bangsa akan menentukan hasil dalam permainan global, dimana Indonesia bukan hanya berperan sebagai penentu, tetapi sebagai pelopor perdamaian yang abadi dan dinamis, memastikan Laut China Selatan tetap menjadi wilayah keramahtamahan dan perdamaian bagi semua bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun