Melawi, 27 Juli 2023 - Dewan Pimpinan Daerah (DPD) TBBR (Tariu Borneo Bangkule Rajakng) Kabupaten Melawi, melalui perwakilannya, Mangku TBBR Antonius dari Desa A.md, dan didampingi oleh pengurus DPD TBBR Kabupaten Melawi, mengeluarkan pernyataan mengejutkan yang menuntut transparansi penuh dari pihak Kepolisian, khususnya Satuan Densus 88, terkait meninggalnya Bripda Rico, seorang anggota polisi Dayak yang diduga tewas ditembak oleh seniornya sendiri .
Pernyataan ini mencuat setelah terdapat dugaan yang mengemuka bahwa Bripda Rico, yang berusia 21 tahun, meninggal akibat tembakan yang berasal dari senjata seorang anggota Satuan Densus 88.
Mangku TBBR Antonius mengekspresikan duka cita yang mendalam, "Kami bersama masyarakat Dayak merasa sangat berduka cita atas meninggalnya Bripda Rico, seorang putra Dayak yang berani melindungi masyarakat dengan mengabdi sebagai anggota polisi. Namun, ada dugaan kuat bahwa beliau tewas akibat tembakan yang dilakukan oleh sesama anggota polisi."
Dalam pernyataan resmi yang disampaikan di rumah duka, Mangku Antonius menegaskan bahwa masyarakat Dayak meminta pihak Kepolisian, terutama Satuan Densus 88, untuk memberikan penjelasan yang jelas dan terbuka terkait penyebab meninggalnya Bripda Rico. Permintaan ini mencakup pengungkapan fakta seputar insiden tersebut, termasuk pengungkapan kebenaran atas dugaan keterlibatan seniornya dalam kematian Bripda Rico.
"Kami meminta pihak Kepolisian agar tidak menyembunyikan apapun dan memberikan informasi yang jujur kepada keluarga dan masyarakat Dayak mengenai tragedi ini. Dalam semangat keadilan, mari bersama-sama mengawal kasus ini untuk memastikan kepastian bagi keluarga dan masyarakat Dayak," tandas Mangku Antonius.
Pernyataan ini juga mencerminkan keinginan dari DPD TBBR Melawi agar kejadian semacam ini tidak terulang di masa depan, sehingga masyarakat Dayak dan seluruh warga Indonesia tidak lagi harus merasakan duka atas kehilangan anak-anak bangsa yang berjuang untuk negara.
Mangku Antonius menambahkan, "Mari kita teguh berpegang pada semangat persatuan dan kesatuan dalam mengawal keadilan. Namun, jika pihak berwenang tidak bersikap transparan, masyarakat Dayak bersama organisasi lainnya bersiap untuk mengambil tindakan besar sebagai bentuk protes terhadap kejadian ini."
sc:detikborneo.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H