Mohon tunggu...
Ridwan Arifin
Ridwan Arifin Mohon Tunggu... Dosen - Munsyi dan Narablog

Bahasa, Penerjemahan, Linguistik, Keimigrasian, Blog di https://ridwanbahasa.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Awas, Inilah Kesalahan Penggunaan Kata "Erupsi"

15 Januari 2018   16:21 Diperbarui: 15 Januari 2018   21:57 1425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejumlah warga menyaksikan asap disertai abu vulkanis keluar dari kawah Gunung Agung yang masih berstatus awas, di Pos Pengamatan Gunung Api Agung, Desa Rendang, Karangasem, Bali, Sabtu (9/12/2017). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi sejak Jumat lalu mengamati beberapa kali terjadi letusan bersifat efusif sesaat yang disertai hembusan asap dan abu vulkanis hingga ketinggian 2.000 meter dari kawah Gunung Agung.(ANTARA FOTO/NYOMAN BUDHIANA)

Nah, mengapa pewarta menempatkan kata "erupsi" sebagai verba? "Erupsi" sebagai nomina dapat ditulis dengan "Erupsi Gunung Agung Terjadi Kembali" atau "Lagi, Erupsi Gunung Agung". Tulisan judul berita dapat lebih pas apabila menjadi "Gunung Agung Meletus Kembali" atau "Gunung Agung Meletus" sebagai verba.

Cara menggunakan kata Erupsi

 Lagi-lagi kali ini berusuan dengan diksi sebagai sebuah pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan). Faktanya, kata "erupsi" gunung api lebih kekinian ketimbang "letusan". 

Mungkin, "erupsi" adalah fenomena letusan gunung api zaman now. "Letusan" memang mempunyai beberapa sinonim, tetapi "ledakan", "detonasi", ataupun "eksplosi" merupakan diksi yang kurang tepat untuk gunung api.

PVMBG menyebut letusan gunung Agung ini berjenis letusan freatik. Sebaliknya, "erupsi" pun menjadi kurang enak di telinga bila ditulis "erupsi freatik". Padahal, dalam bahasa Inggris istilah letusan freatik disebut phreatic eruption

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun