Namun, melihat Danau Toba juga membuat kamu sebagai saksi bahwa segelap-gelapnya dunia dan sedahsyat-dahsyatnya bencana, manusia tetap bisa bangkit dan bertahan hidup. Danau Toba seharusnya menjadi laboratorium dunia tentang bagaimana manusia bisa bertahan hidup lalu bangkit untuk kemudian menyaksikan eksotisme Danau Toba.
Lebih dari itu, Danau Toba harus menjadi pusat studi agar ia tak meledak lagi. Pada intinya, sebagai yang terbesar di dunia, sangat rugi jika kamu tak datang ke Danau Toba. Seperti yang saya sebutkan di awal tulisan ini, Danau Toba lebih dari yang kita imajinasikan. Apalagi jika kita bahu-membahu untuk menyandingkan modernisme dan keasrian di sana.
Perlu diinformasikan, jejak jalur rempah di titik nol Islam di Barus bisa dilacak di Danau Toba. Humbang Hasundutan. Dari sana, kamu akan menyaksikan getah kemenyan terbaik di seluruh dunia yang sudah sangat terkenal ke seluruh dunia bahkan sebelum negara kita lahir. Ya, di Danau Toba, tepatnya di bagian Barat di Humbang Hasundutan, kamu akan menemukan kemenyan: pohon keramat dan bermanfaat.
Â
Jadi, apa lagi yang mau dicari? Alam? Budaya? Agraria? Maritim? Sejarah, bahkan sejaraha kebangkitan manusia dari "kiamat" bencana besar? Semuanya ada di Danau Toba. Danau Toba sudah semakin indah. Ia semakin jauh dari imajinasi kita. Apalagi belakangan ini, Sang Danau sudah masuk prioritas. DSP Toba... Â