Supaya terlepas dari kehidupan yang menyulitkan, Kohar kemana? Curhat? Ahh nggak, mana mau curhat, ketika pergi saja, dia diam-diam atau sembunyi-sembunyi, padahal saya tahu perginya sama siapa dan kemana. Heem.
Kalau nggak curhat, terus? Seperti yang tertulis di buku Psikologi Komunikasi (edisi revisi) Jalaluddin Rahmat, Bab Internet, kalau seseorang sudah lelah dengan dunia nyata, mereka akan pindah ke dunia maya atau virtual.
Di area virtual, Kohar nggak perlu pusing, tak ada yang mengkritik atau marah, mungkin beberapa, tapi jarang. Kohar kan susah beli paket, untuk memenuhi rasa menyelam ke dunia mayanya dimana? Lagi-lagi Wifi ATK Kito.
Saya juga mau mengkritik diri sendiri. Ketika ke ATK Kito, waktu saya lebih banyak terbuang karena wifi. Wifi tidak salah, internet pun nggak salah, mereka hanya alat. Yang tak mampu mengatur ritme wifian ya saya. Yang salah jadi siapa? Tetap saya.
Niat saya di ATK Kito, sebenarnya sederhana, "Melihat informasi baru, agar saya dapat ide untuk menulis,". Tapi saya kebablasan, maunya lihat Najwa Shihab, eh malah ke Tiktok Truth or Dear.
Alhamdulillahnya, belakangan ini, saya mulai kritis terhadap kebiasaan nebeng Wifi ATK Kito.
Saya berpikir, "Wifian ngapain? Lihat Tiktok atau Facebook dan Instagram? Lebih baik jangan. Kalau mau istirahat, silahkan, atau ngeprint boleh, download buku digital? Nah ini bagus. Download anime? Hehe, boleh yaa, asal setelah selesai download, kembali ke habitat lain, silaturahim kek, ngobrol, diskusi atau semacamnya,".
Karena, kalau saya tidak mempertanyakan setiap sesuatu yang dilakukan pada Wifi ATK Kito, bisa gawat dikemudian hari, bakal percuma usia produktif ini.
Muhammad Ridho
20 Desember 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H