Mohon tunggu...
Rido Nugroho
Rido Nugroho Mohon Tunggu... Lainnya - Public Policy and ESG Enthusiast

Tulisan adalah awal dari perubahan, tulisan dapat memengaruhi pikiran, hati, dan tindakan orang banyak. Semua dimulai dari tulisan untuk merubah dunia yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Khutbah Jumat: Kiat Mendapatkan Husnul Khatimah

30 Desember 2021   11:57 Diperbarui: 30 Desember 2021   23:22 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Innal hamdalillah
Nahmaduhu wanasta'inuhu wa nastaghfiruhu
Wana'udzubillahi min syururi anfusinaa
Wamin sayyi-ati a'malinaa
Man yahdihillahu falaa mudhillalah
Waman yudhlil falaa haadiyalah

Wa asyhadu alla ilaha illallah
Wahdahulaa syariikalah
Wa asyhadu anna muhammadan abduhu wa rasuluh

Allahumma shali 'ala muhammad wa 'ala alihi wa shahbihi wa man tabiahum bi ihsanin ilaa yaumiddiin

Yaa ayyuhalladziina aamanuuttaqullaha haqqa tuqaatih

wa laa tamuutunna illa wa antum muslimuun

 Robbis rohlii shodrii, wa yassirlii amrii, wahlul 'uqdatam mil lisaani yafqohu qoulii' [Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku" (QS. Thoha: 25-28)

 amma ba'd

Ibadallah,

Jamaah shalat jum'at  yang semoga ALLAH berkahi dan rahmati

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada ALLAH SW, Tuhan yang telah memberikan kita nikmat yang paling besar yaitu nikmat iman, yang nikmat tersebut merupakan bekal kita di kehidupan akhirat nanti.

Dan kita berharap semoga  ALLAH SWT tidak akan meninggalkan kita walupun hanya sekejap mata, kepadanya kita bersyukur dan kepadanya kita menggantungkan segala urusan dalam kehidupan kita.

Shalawat dan salam semoga tercurah kepada suri tauladan kita Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Seorang nabi dan seorang rasul yang sempurna dan paripurna, yang di utus oleh ALLAH dalam kehidupan sebagai contoh kita dalam menjalani kehidupan.

Semoga kita mendapatkan syafaat dan pertolongan dari beliau di hari akhir nanti di saat tidak adalagi makhluk yang dapat memberikan pertolongan kepada kita.

  • tak lupa khatib berwasiat kepada diri khatib pribadi dan jamaah sekalian untuk senantiasa meningkatkan kualitas iman dan taqwa sebagai dasar dari diterimanya amal ibadah yang selama ini kita lakukan, [Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam]

~(QS Al-Imran [3] : 102).~

 

Hadirin yang dimuliakan oleh Allah

Tidak terasa kita sudah berada di jumat terakhir sekaligus hari terakhir di tahun 2021. Sebagai muslim hendaknya kita tidak larut dalam seremonial saja dan justru menjadikan momen tahun baru ini sebagai renungan tentang hakikat waktu dan umur.

Bagi seorang muslim waktu begitu berharga dan menjadi modal penting untuk mengumpulkan bekal amal di kehidupan akhirat kita kelak.

Dalam konsep barat waktu adalah uang namun dalam islam Imam Syafii mengatakan bahwa waktu bagaikan pedang. Jika kamu tidak memotongnya (memanfaatkannya), maka dia akan memotongmu

Imam Hasan Al Bashri mengatakan "Wahai manusia, sesungguhnya kalian hanyalah kumpulan hari. Tatkala satu hari itu hilang, maka akan hilang pula sebagian dirimu

Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata,  "Renungkanlah wahai manusia, (sebenarnya) kamu akan dapati dirimu dalam bahaya, karena kematian tidak ada batas waktu yang kita ketahui, Dan sudah sepantasnya manusia selalu merasa dirinya bertaubat, kembali, menghadap kepada Allah, sehingga datang ajalnya dan dia dalam sebaik-baiknya keadaan yang diinginkan.

Dalam mengawali tahun, banyak diantara kita biasanya membuat resolusi-resolusi dalam kehidupan dunianya, namun apakah kita juga melakukan hal yang sama untuk akhir kehidupan kelak.

"Seandainya dunia ini di sisi Allah senilai harganya dengan sayap nyamuk niscaya Allah tidak akan memberi minum barang seteguk sekalipun kepada orang kafir" (HR. Tirmidzi, dan dia berkata: 'hadits hasan sahih')

"Demi Allah. Bukanlah kemiskinan yang aku khawatirkan menimpa kalian. Akan tetapi aku khawatir ketika dibukakan kepada kalian dunia sebagaimana telah dibukakan bagi orang-orang sebelum kalian. Kemudian kalian pun berlomba-lomba dalam mendapatkannya sebagaimana orang-orang yang terdahulu itu. Sehingga hal itu membuat kalian menjadi binasa sebagaimana mereka dibinasakan olehnya" (HR. Bukhari dan Muslim)

Padahal jika kita semua muslim pastinya memiliki cita-cita untuk bisa mengakhiri hidup kita dalam keadaan husnul khatimah, namun seberapa serius kita meraih hal tersebut ?

Lalu apa itu husnul khatimah ?

"Apabila Allah menghendaki kebaikan pada hambanya, maka Allah memanfaatkannya". Para sahabat bertanya,"Bagaimana Allah akan memanfaatkannya?" Rasulullah menjawab,"Allah akan memberinya taufiq untuk beramal shalih sebelum dia meninggal." [HR Imam Ahmad, Tirmidzi)

Pada kesempatan kali ini, khatib akan menyampaikan beberapa kiat untuk mendapatkan kematian husnul khatimah.

                                              

  1. Perbanyak Mengingat Kematian 

Oleh karena itu "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan", yaitu kematian". (HR. Tirmidzi)

Yang paling banyak mengingat mati, kemudian yang paling baik dalam mempersiapkan kematian tersebut, itulah orang yang paling cerdas.' (HR. Ibnu Majah)

Inilah salah satu kiat untuk mendapatkan husnul khatimah, karena dengan memperbanyak mengingat kematian, kita akan lebih semangat beribadah, merasa dunia ini kecil dan memiliki sifat qanaah atau bersyukur atas segala kehendak Allah.

  1. Segera Taubat

Taubat wajib dilakukan dengan segera, tidak boleh ditunda. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,"Sesungguhnya segera bertaubat kepada Allah dari perbuatan dosa hukumnya adalah wajib dilakukan dengan segera dan tidak boleh ditunda.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda,"Hai sekalian manusia! Taubatlah kalian kepada Allah dan mintalah ampun kepadaNya, karena sesungguhnya aku bertaubat kepada Allah dalam sehari sebanyak seratus kali" (HR. Muslim)

Kita tidak luput dari dosa, menunda taubat sendiri menurut Ibnul Qayyim juga merupakan dosa tersendiri. Oleh karena itu kita berharap dengan segera dan selalu bertaubat pada Allah menjadi salah satu sebab yang mendatangkan husnul khatimah.  

  1. Menyembunyikan Amal 

ada seseorang diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli surga sehingga tidak ada jarak antara dirinya dan surga kecuali sehasta saja, kemudian ia didahului oleh ketetapan Allah lalu ia melakukan perbuatan ahli neraka dan ia masuk neraka. Ada diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli neraka sehingga tidak ada lagi jarak antara dirinya dan neraka kecuali sehasta saja. kemudian ia didahului oleh ketetapan Allah lalu ia melakukan perbuatan ahli surga dan ia masuk surga. (HR. Bukhari)

Ibnu Rajab menjelaskan ini terjadi karena masalah hati, amalan yang dilakukan riya dan bukan karena Allah membuat amalnya tidak diterima di sisi Allah.

 Imam Asy Syafi'i mengatakan, "Sudah sepatutnya bagi seorang alim memiliki amalan rahasia yang tersembunyi, hanya Allah dan dirinya saja yang mengetahuinya. Karena segala sesuatu yang ditampakkan di hadapan manusia akan sedikit sekali manfaatnya di akhirat kelak.

Maka berhati-hatilah dengan masalah keikhlasan, sebisa mungkin kita menyembunyikan amal agar menjauhkan kita dari sifat riya dan insyaallah menjadi sebab kita bisa mendapatkanhusnul khatimah.

        4. Berdoa

Untuk mendapatkan husnul khatimah, tentunya kita harus berdoa kepada Allah dengan sunguh-sungguh. Karena setan tidak akan menyerah menggoda kita, bahkan hingga sakaratul maut.

Rasulullah menyuruh kita berlindung, Aku berlindung kepada-Mu agar tidak disesatkan setan ketika kematian. (HR. Ahmad)

Diceritakan oleh Abdullah putra Imam Ahmad,

Aku menghadiri proses meninggalnya bapakku, Ahmad. Aku membawa selembar kain untuk mengikat jenggot beliau. Beliau kadang pingsan dan sadar lagi. Lalu beliau berisyarat dengan tangannya, sambil berkata, "Tidak, menjauh.... Tidak, menjauh..." beliau lakukan hal itu berulang kali. Maka aku tanyakan ke beliau, "Wahai ayahanda, apa yang Anda lihat? Beliau menjawab,

"Sesungguhnya setan berdiri di sampingku sambil menggingit jarinya, dia mengatakan, 'Wahai Ahmad, aku kehilangan dirimu (tidak sanggup menyesatkanmu).  Aku katakan: "Tidak, masih jauh.... Tidak, masih jauh...."

      5. Istiqamah dalam Ketaatan

Al-Hafidz Ibnu Katsiir pernah menasehatkan,

 "Peliharalah Islam ketika kamu sehat wal afiat, agar engkau mati di atas islam. Sesungguhnya Dzat yang Maha mulia dengan kemurahan-Nya akan memberlakukan seseorang sesuai kebiasaannya. Bahwa orang yang memiliki kebiasaan tertentu dalam hidup, dia akan mati sesuai kebiasaannya. Dan siapa yang mati dalam kondisi tertentu, dia akan dibangkitkan sesuai kondisi matinya. Sungguh kita berlindung kepada Allah, jangan sampai menyimpang dari kebenaran. (Tafsiir Ibnu Katsir, 2/87)

Maka buatlah kebiasaan ibadah yang kita harapkan bisa menjadi posisi kita saat akhir hayat kelak, sehingga kita bisa mendapatkan husnul khatimah.

Semoga Allah izinkan kita kelak bisa mendapatkan kematian yang husnul khatimah.

Baarakallaahu lii wa lakum fil quraanil 'adziim, wa nafa'anii wa iyyakum bimaa fiihi minal aayati wa dzikril hakiim. Aquulu qaulii haadzaa wastaghfirullaahal'adziima lii wa lakum wa lisaa-iril muslimiina, fastaghfiruuhu innahu huwal ghafuururrahiim. (duduk sejenak)

 

 Khutbah Kedua:

Innal hamdalillah
Nahmaduhu wanasta'inuhu wa nastaghfiruhu
Wana'udzubillahi min syururi anfusinaa
Wamin sayyi-ati a'malinaa
Man yahdihillahu falaa mudhillalah
Waman yudhlil falaa haadiyalah

Wa asyhadu alla ilaha illallah
Wahdahulaa syariikalah
Wa asyhadu anna muhammadan abduhu wa rasuluh

Allahumma shali 'ala muhammad wa 'ala alihi wa shahbihi wa man tabiahum bi ihsanin ilaa yaumiddiin
Yaa ayyuhalladziina aamanuuttaqullaha haqqa tuqaatih

wa laa tamuutunna illa wa antum muslimuun

Allahummagh fir lilmuslimiina wal muslimaati, wal mu'miniina wal mu'minaat. Al ahyaa'I minhum wal amwaati, Rabbana la tuzigh qulubana ba'da idz-hadaitana wa hablana min ladunka rahmah. Robbana 'aatinaa fiddunyaa hasanah wa fil aakhiroti hasanah wa qinaa 'adzaabannaar. Walhamdulillaahi robbil 'aalamiin.

Wa Shallahu Ala Nabina Muhammadin wa ala ilahi wasohbihi waman tabi ikhsani ilayaumidin

Wa akhiru da'wana anilhamdulillahirabbil alamin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun