Taubat wajib dilakukan dengan segera, tidak boleh ditunda. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,"Sesungguhnya segera bertaubat kepada Allah dari perbuatan dosa hukumnya adalah wajib dilakukan dengan segera dan tidak boleh ditunda.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda,"Hai sekalian manusia! Taubatlah kalian kepada Allah dan mintalah ampun kepadaNya, karena sesungguhnya aku bertaubat kepada Allah dalam sehari sebanyak seratus kali" (HR. Muslim)
Kita tidak luput dari dosa, menunda taubat sendiri menurut Ibnul Qayyim juga merupakan dosa tersendiri. Oleh karena itu kita berharap dengan segera dan selalu bertaubat pada Allah menjadi salah satu sebab yang mendatangkan husnul khatimah. Â
- Menyembunyikan AmalÂ
ada seseorang diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli surga sehingga tidak ada jarak antara dirinya dan surga kecuali sehasta saja, kemudian ia didahului oleh ketetapan Allah lalu ia melakukan perbuatan ahli neraka dan ia masuk neraka. Ada diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli neraka sehingga tidak ada lagi jarak antara dirinya dan neraka kecuali sehasta saja. kemudian ia didahului oleh ketetapan Allah lalu ia melakukan perbuatan ahli surga dan ia masuk surga. (HR. Bukhari)
Ibnu Rajab menjelaskan ini terjadi karena masalah hati, amalan yang dilakukan riya dan bukan karena Allah membuat amalnya tidak diterima di sisi Allah.
 Imam Asy Syafi'i mengatakan, "Sudah sepatutnya bagi seorang alim memiliki amalan rahasia yang tersembunyi, hanya Allah dan dirinya saja yang mengetahuinya. Karena segala sesuatu yang ditampakkan di hadapan manusia akan sedikit sekali manfaatnya di akhirat kelak.
Maka berhati-hatilah dengan masalah keikhlasan, sebisa mungkin kita menyembunyikan amal agar menjauhkan kita dari sifat riya dan insyaallah menjadi sebab kita bisa mendapatkanhusnul khatimah.
    4. Berdoa
Untuk mendapatkan husnul khatimah, tentunya kita harus berdoa kepada Allah dengan sunguh-sungguh. Karena setan tidak akan menyerah menggoda kita, bahkan hingga sakaratul maut.
Rasulullah menyuruh kita berlindung, Aku berlindung kepada-Mu agar tidak disesatkan setan ketika kematian. (HR. Ahmad)
Diceritakan oleh Abdullah putra Imam Ahmad,