Mohon tunggu...
Rido Nugroho
Rido Nugroho Mohon Tunggu... Lainnya - Public Policy and ESG Enthusiast

Tulisan adalah awal dari perubahan, tulisan dapat memengaruhi pikiran, hati, dan tindakan orang banyak. Semua dimulai dari tulisan untuk merubah dunia yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Lima Kesalahan Mental yang Membunuh Produktivitas

8 Desember 2021   04:13 Diperbarui: 9 Desember 2021   17:00 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika anda terkadang frustrasi tentang betapa sedikit pekerjaan yang dicapai selama hari kerja, anda tidak sendirian. Penelitian menunjukkan bahwa hanya 26 persen orang yang sering meninggalkan kantor setelah menyelesaikan tugas yang telah direncanakan.

Umum rasanya untuk merasa seolah-olah sibuk tetapi belum melakukan sesuatu yang penting. Tentu saja, hidup bukan tentang menjadi robot produktivitas yang setiap detiknya dioptimalkan. Namun kita ingin merasa terorganisir dengan baik dan efisien dalam mengejar tujuan utama dan memecahkan masalah kritis. 

Oleh karena itu penting untuk memahami kesalahan mental yang biasanya menghalangi kita untuk fokus dalam menyelesaikan pekerjaan penting. Berikut adalah lima yang umum:

1. Melebih-Lebihkan Jumlah Waktu Fokus Yang Kita Miliki 

Pekerjaan yang bersifat strategis, kompleks serta memerlukan kreativitas tentu membutuhkan porsi konsentrasi yang lebih besar.

Seringkali kita optimis bahwa akan punya waktu seharian atau bahkan beberapa jam untuk fokus menyelesaikan pekerjaan yang membutuhkan tingkat konsentrasi tinggi tersebut. Namun, email, panggilan telepon, dan "pertanyaan singkat" menghabiskan sebagian besar waktu kita di kantor.

Data gabungan dari aplikasi pelacakan waktu RescueTime menunjukkan bahwa orang-orang hanya memiliki satu jam dan 12 menit waktu tanpa gangguan dalam sehari.

Jika kita mengakui waktu terbatas yang kita miliki untuk pekerjaan yang terfokus, kita perlu lebih ketat memilih prioritas utama pekerjaan dan melindungi diri kita dari gangguan selama periode tertentu.

2. Mengabaikan Metode Yang Terbukti Karena Dianggap Terlalu Membosankan Atau Terlalu Sederhana.

Kita semua mungkin tahu bahwa ketika mengerjakan tugas yang lebih mudah, kita akan lebih semangat untuk memulai. Namun, begitu kita mendengar prinsip-prinsip ini, kita sering menganggapnya sebagai "cerita lama" bahkan ketika kita belum sepenuhnya menerapkannya atau mencobanya sama sekali.

Mungkin kita tidak ingin melakukan solusi membosankan tersebut karena dianggap terlalu sederhana dan tidak tidak suka terlihat seperti orang lain. Ini adalah jebakan. Pastikan menggunakan strategi yang membosankan, tetapi mudah dan telah terbukti. Terapkan ide-ide sederhana yang lebih baik daripada mencari yang kompleks.

3. Membuat Perubahan Yang Menyulitkan

Perubahan kebiasaan tertentu akan berpengaruh pada produktivitas kita, tetapi secara psikologis kita sering merasa menolak untuk melakukannya. Misalnya, anda meyakini bahwa tidur lebih banyak akan membantu produktivitas, tetapi anda adalah orang yang suka tidur di malam hari dan bingung dengan saran untuk tidur lebih awal.

Carilah perubahan yang ingin kita buat yang tidak terasa seperti masalah besar. Kumpulkan kemenangan mudah yang tidak memicu resistensi psikologis. Ketika kita berhasil membuat perubahan sederhana, kesediaan kita untuk membuat perubahan lain mungkin akan berkembang secara alami.

4. Lupa Caranya Melakukan Tugas Yang Berulang Tetapi Jarang Dilakukan.

Jika melakukan tugas yang sama setiap hari, mungkin memiliki proses yang efisien untuk menyelesaikannya. Jika melakukannya sekali atau beberapa kali dalam setahun, sangat sedikit kemungkinan untuk melakukannya secara efisien.

Misalnya setiap kali saya perlu membersihkan drum printer saya, saya akan menghabiskan setidaknya 10 menit untuk menemukan petunjuk online tentang cara melakukannya.

Sekarang saya memiliki instruksi yang disimpan dalam email ke diri saya sendiri di bawah baris subjek "cara membersihkan drum printer" jadi saya tidak lagi harus melalui semua langkah untuk menemukan nomor model printer saya dan Googling

Oleh karena itu, setelah menyelesaikan proses apa pun yang sekiranya kemungkinan akan diulangi, tulis cara yang paling efisien untuk melakukannya dan simpan di tempat yang mudah dicari.

5. Terlalu Meremehkan Kebocoran Waktu/Energi Yang Kecil.

Kebocoran waktu dan energi yang kecil dapat memiliki dampak negatif yang lebih besar daripada yang dirasakan orang. Sepuluh menit yang kita habiskan untuk mencari kunci atau menanggapi email yang tidak memerlukan balasan segera.

Banyak dari kejadian ini umumnya menguras energi kita. Menyikapi hal tersebut kita harus membuat sistem (misalnya, mengurangi keputusan yang tidak perlu, merampingkan dan menyederhanakan tugas, mengelompokkan, mengotomatisasi, mengalihdayakan, atau menggunakan daftar periksa) yang menangani kebocoran waktu/energi kecil.

Dengan tidak meremehkan kebocoran waktu kita bisa menghemat waktu lebih banyak waktu dan akan merasakan manfaat kejernihan mental.

Meskipun tips dalam artikel ini tidak akan menyelesaikan semua masalah produktivitas, tips ini dapat memberikan kesempatan yang lebih baik untuk menyelesaikan hal terpenting.


Sumber : Harvard Business Review

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun