Menurut saya porsi edukasi tentang ajaran islam yang sesungguhnya jauh lebih penting. Dengan porsi yang lebih besar tersebut justru media berperan dalam mencegah penyebaran bibit terorisme.
Sementara itu kekerasan simbolik yang membentuk opini justru lebih mengarah pada penciptaan disintegrasi dan pembelahan di masyarakat. Pembelahan tersebut membuat modal sosial yaitu keakraban bermasyarakat menjadi semakin renggang.
Teringat perkataan tetangga saya yang beragama non islam, saya lebih respect sama orang islam yang tidak berjilbab bajunya sopan tapi ramah sama orang lain. Padahal yang jadi masalahnya kan tidak ramahnya bukan jilbabnya, emang jilbabnya salah apa ? Namun saya bisa memaklumi hal tersebut, mungkin inilah salah satu hasil dari kekerasan simbolik yang menyebabkan pembentukan opini.
Indonesia sekian lama menjadi negara yang masyarakatnya beragam tapi tetap bisa rukun hidup berdampingan. Maka selayaknya media dan para tokoh publik berhenti melakukan pembentukan opini dalam setiap aksi terorisme untuk menjaga kerukunan bangsa. .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H