Mohon tunggu...
Dean Ridone
Dean Ridone Mohon Tunggu... Administrasi - Saya Hanya orang Biasa

lesung pipit

Selanjutnya

Tutup

Politik

Fahri Hamzah Bersuara, Kepemimpinan Jokowi Baru Sekelas Walikota

19 Oktober 2016   15:04 Diperbarui: 19 Oktober 2016   15:15 1587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Masih hangat-hangatnya kepemimpinan Jokowi yang baru saja memasuki 2 tahun, banyak kalangan, baik tokoh-tokoh negara, maupun masyarakat memberi andil urun pandangannya terkait dua tahun kepemimpinan Jokowi menduduki kursi Presiden RI. Tentu setiap pandangannya berbeda satu dengan yang lainnya, tergantung dari sudut mana memandang. Bagi mereka yang masih menikmati bulan madu dengan euforia kemenangan Jokowi pada pilpres dua tahun lalu, maka apa yang dilakukan Jokowi terlepas dari apa yang menjadi kontroversi dianggap sebagai prestasi.

Sedangkan bagi kalangan yang kritis, pasti akan jernih  menemukan satu sisi kelemahan kepemimpinan Jokowi selama 2 tahun terakhir ini. Salah satu orang yang sangat cerdas mengkritisi Jokowi adalah Fahri Hamzah (FH). Dua tahun pemerintahan Jokowi, FH tak mau kehilangan daya penciumannya, untuk  menelisik  kinerja Jokowi. Dari hasil penelisikan mantan politisi PKS, dalam hal memimpin RI Jokowi dinilai FH  masih menggunakan  “gaya kota”, dan belum masuk skala negara. Bahkan, lebih parah lagi, menurut peneropongan FH, untuk skala kota saja Jokowi masih dibawah kepemimpinan Walikota Surabaya Tri Rismaharini dan Walikota Bandung Ridwan Kamil.

“#2tahunjokowi ini masih memimpin dengan gaya kota..belum masuk skala negara. Maafkan, belum nampak beda dengan Risma atau RK ini semua terlalu diseret ke bawah.. Padahal ini negara adalah organisasi raksasa..kita adalah bangsa terbesar ke-4 setelah RRC, India dan USA….#2tahunjokowi,” beber Fahri Hamzah di akun Twitter ‏@Fahrihamzah.

Bukan masalah gaya kepemimpinan, yang dikritik FH. FH pun turut menyoroti  jargon “Revolusi Mental” yang diusung Jokowi di awal kekuasaannya. “Skala Presiden tidak nampak merombak sesuatu yang sejak awal ditunggu-tunggu. Misalnya #RevolusiMental justru semakin tidak terdengar setelah #2tahunjokowi,” tulis ‏@Fahrihamzah.

@Fahrihamzah juga menulis: “Kita menunggu sebuah revolusi sejak awal tapi yang datang adalah basa basi…#2tahunjokowi.”

Apa yang menjadi kritik FHharus jadi cambuk buat pemerintahan Jokowi atau kepada siapa saja yang ingin menjadi calon pimpinan. Dan para pendukung Jokowi sangat tidak elok membalas kritik FH. FH bicara berdasarkan pada pengamatannya. Kalau saja tidak setuju dengan pendapat FH, berikan argumentasi yang bisa diterima berdasarkan data dan fakta yang benar. 

Jokowi seharusnya bersyukur masih ada warga negara yang sebaik FH begitu perhatian pada Jokowi. Perhatian ke Jokowi bukan sekedar kata-kata manis dan halus didengar, tetapi kata-kata yang keras dan pedas mengandung kebenaran tidak ada salahnya untuk kiranya dapat diterima. Kata-kata yang manis dan halus tidak akan mengangkat pemerintah Jokowi ke arah yang lebih baik, malah sebaliknya akan menjerumuskan Jokowi ke lubang kehancuran. Sebaliknya kritik tajam dan pedas seperti halnya ucapan dari FH,justru akan jadi cambuk Jokowi kedepannya harus lebih baik.

Bila saat ini FH menyebut gaya kepemimpinan Jokowi sekelas walikota, terima saja, tidak usah malu, karena kenyataan yang terjadi di lapangan menurut pandangan FH ya... demikian adanya. Tetapi itu pun pendapat FH. Anda sebagai pendukung Jokowi punya alasan yang berbeda dengan FH. Argumentasikan pendapat anda, hingga menjadi satu bahan sanggahan buat FH. Tapi rasanya akan sulit menyaingi kecerdasan FH.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun