Mohon tunggu...
Dean Ridone
Dean Ridone Mohon Tunggu... Administrasi - Saya Hanya orang Biasa

lesung pipit

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jakarta Termehek-mehek

15 Oktober 2014   16:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:56 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemacetan di Tanah Abang, Senin (9/6/2014)

Kondisi jalan di kawasan pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, yang selama ini dijadikan bahan bukti keberhasilan Jokowi pada tiap kampanye pilpres lalu masih berkubang pada kemacetan. Namun demikian, Jokowi tidak menunjukan rasa malunya ketika dia mengundang bos facebook untuk blusukan di daerah macet tersebut. Hebatnya, bos facebook meresponnya tanpa merasa risih. Mungkin, dalam pikirannya, Inilah upaya Jokowi menunjukan kepada dunia bahwa keberhasilan dia memimpin Jakarta selama 2 tahun adalah memperparah kemacetan.

Boss Facebook, jelas orang asing mana peduli dengan kemacetan di Jakarta. Yang dia pikirkan bagaimana caranya anak-anak kumuh di kawasan Tanah Abang agar makin kerajingan ber-facebook ria, yang akhirnya makin mengalirnya uang rupiah mereka masuk ke kantong pribadinya. Kemacetan Jakarta hanya bikin miris semua orang, tak terkecuali seorang pedagang asongan, sebut saja namanya Rosmi, menuturkan bahwa sebelumnya kendaraan yang lewat di sana tidak seramai sekarang. Saking ramainya, tambah Rosmi, beberapa trayek angkot dan bus serta bajaj jadi gemar ngetem di sana lalu menutup dua per tiga badan jalan (kompas, 14/10/2014).

"Dulu kan (kendaraan umum) pada muter enggak lewat sini (Blok A), belum semacet sekarang. Tapi sejak dipegang Pak Jokowi kok jadi makin macet ya?" tanya Rosmi kepada Kompas.com, Selasa (14/10/2014).

Rosmi hanya pedagang asongan, tentu dia berkata tanpa ada maksud menyudutkan Jokowi. Kata-kata "sejak dipegang Pak Jokowi kok jadi macet ya?" meluncur tanpa tendensi politik, tetapi lahir dan berkembang dari keseharian hidupnya berjualan disana. Rosmi yang sudah berjualan jauh sebelum Jokowi jadi gubernur, menjelaskan bahwa kemacetan di Tanah Abang ketika masih ada pedagang yang turun ke jalan, kebanyakan angkutan umum dialihkan ke tempat lain dan tidak lewat depan Blok A. Namun usai pedagang ditertibkan dan jalan sudah steril, malahan kawasan tersebut kini macet karena kendaraan umum yang bandel.

Akibat dari kendaraan umum yang bandel dan tidak berfungsinya syaraf pengawasan dari dishub setempat sehingga Tanah Abang makin liar kembali pada habitat lama, yakni kemacetan, bahkan dari olah pantauan seorang Rosmi yang sudah berumur 60 tahun menilai kemacetan Jokowi kian parah. Dari penjelasan dia lebih lanjut bahwa  kemacetan mulai tampak sekitar jam 13:00 setiap Senin sampai Sabtu. Macet itu disebabkan sopir angkot yang mulai ngetem mencari penumpang, baik bagi yang akan menuju ke dan pergi dari Tanah Abang. (kompas, 14/10/2014).

Dampak parah dari kemacetan baru di Tanah Abang paska  Jokowi jadi presiden RI, makin menjadi-jadi. Seorang Pengendara yang hanya akan melewati Blok A, dapat menghabiskan waktu sekitar setengah jam pada jam padat dan macet dibandingkan dengan saat sepi yang hanya membutuhkan waktu tempuh selama kurang lebih lima menit. Ucapan Adian Napitupulu, politisi PDIP, beberapa lalu mengatakan Jokowi akan mengendalikan Jakarta dari istana tampaknya hanya omongan kampanye saja, terbukti Tanah Abang makin berkubang dengan kemacetan. Tapi lucunya, Jokowi menutupi janji kosongnya dengan upaya mempromosikan diri Tanah Abang kepada bos facebook. Apakah ini sekedar menutupi kebodohannya? Wallahualam, hanya Jokowilah yang tahu.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun