Mohon tunggu...
Dean Ridone
Dean Ridone Mohon Tunggu... Administrasi - Saya Hanya orang Biasa

lesung pipit

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Revolusi Mental ala Arif Kirdiat

19 Desember 2014   21:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:56 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Photo : Best Young Indonesia

Jauh sebelum Jokowi mengkampampanyekan gagasan revolusi mental, seorang pria asal Banten telah mempraktekan gagasan revolusi mental tersebut melalui karya nyata sosial, berupa pembangunan jembatan dan perbaikan jembatan yang rusak di wilayah Banten Selatan. Kini, hasil kerja kerasnya tidak hanya dilaksanakan di wilayah pelosok Banten saja, tetapi sudah  menjangkau wilayah-wilayah lainnya di Indonesia.

Gagasan yang dijalankan oleh  pria yang bernamaMuhammad Arif Kirdiatdapat dikatakan sebuah gagasan revolusi mental, karena pada awalnya, dia membangun jembatan-jembatan yang rusak tanpa bantuan pemerintah, alias dana sendiri dan bantuan dari pihak swasta. Padahal  proyek pembangunan jembatan yang dia bangun diperuntukan untuk kepentingan masyarakat atau negara. Luar biasa bukan.

Sumber Photo : Best Young Indonesia

Muhammad Arif Kirdiat sebeleum terjun pada aktivitas kegiatan sosial pembangunan jembatan rusak, dikenal sebagai salah satu  pengusaha tour and travel di Serang dan Pandeglang, Banten. Usaha terbilang sukses, karena cara Arif menjaring pelanggan dilandasi oleh semangat kekeluargaan. Ibarat kata, kalau pengusaha travel lainnya memperlakukan pelanggan sebagai konsumen, tetapi pelanggan tidak selalu dianggap konsumen. Tak segan-segan, Arif sendiri terjun ke lapangan ikut mengantar rombongan ke daerah-daerah yang eksotis, daerah yang belum dikenal, salah satunya daerah wisata di Banten Selatan.

Selain melayani turis-turis lokal,  Pria lulusan salah satu institut di Singapura melayani turis-turis asing yang akan berkunjung ke Banten.  Kemampuan dia berbahasa asing dan ditunjang dengan pengetahuan budaya Banten menjadikan turis asing betah dipandu olehnya. Tak jarang, beberapa kali tamu asing datang ke Banten, karena mungkin saja merasa mendapat pelayanan informasi yang memuaskan dari seorang Arif Kirdiat.

Proses awal terjunnya dia pada aktifitas sosial bermula saat mengantarkan turis-turis asing ke pelosok desa di Banten. Rasa kemanusiannya mulai tergugah melihat  anak-anak  di pelosok desa yang dikunjungi turis dalam kondisi memperihatinkan. Mereka bersekolah harus mempertaruhkan nyawanya demi sebuah cita-cita. Pergulatan batin pun berkecamuk dalam hati. Dia tidak berharap anak-anak tersebut melepaskan impiannya hanya karena sebuah hambatan sarana dan prasarana. Disisi lain, dia merasa malu terhadap turis yang diantar tentang keterbatasan alam Indonesia, khususnya Banten sehingga berefek buruk kondisi sosial masyarakat.

Sumber Photo : Best Young Indonesia

Antara rasa miris melihat kondisi prihatin anak-anak sekolah dan rasa malu terhadap turis asing akan kondisi sarana dan prasarana masyarakat membuat jiwa seorang Arif bangkit dan bergerak untuk merubah situasi yang sangat memperihatinkan. Sebagai langkah awal dari usahanya, yakni mendatangi DPRD setempat untuk mengajukan permohonan mengenaiperbaikan jembatan-jembatantersebut. Namun sayang, pemerintah setempat tak terlalu menggubrisnya. Menurutnya, pemerintah setempat menganggap itu bukan hal yang prioritas. NamunAriftidak menyerah, hal itu justru membuatnya bergerak untukmembangun jembatanitu. Walaupun ia sadar, ia tak memiliki dana untukmembangun jembatanitu.“Lebih baik menyalakan lilin daripada mencari kegelapan”,Itulah prinsip dari seorang Arif, percuma di memohon -mohon dari pemerintah setempat, kalau saja pemerintah tersebut masih terkungkung oleh aturan birokrasi yang sulit dipahami oleh dirinya dan masyarakat.

Atas dasar dari prinsip tersebut, langkah selanjutnyaArifmengajak teman-temannya untuk mencari dana demimembangun jembatan yang telah rusak.  Maka didirikanlah  Relawan Kampungyang merupakan organisasi sosial untukmembangun jembatan rusak. Tugas dari relawan kampung, yakni ; Mengumpulkan  dana melalui teman-teman, kemudian melalui jejaring sosial ia mengupload foto-foto jembatan yang rusak. Ternyata responnya pun cukup banyak. Banyak orang-orang di luar Banten yang tergugah untuk menyumbang. Bahkan salah satu menteri di Singapura pun tergugah untuk menyumbang.

Dalam jangka waktu target 3 bulan untuk mengumpulkan dana, kenyataannya biaya membangun jembatan sudah terkumpul dalam beberapa minggu. Lalu mereka pun mulai membangun jembatan dengan dibantu oleh masyarakat sekitar. Tak berhenti sampai disitu.Arifkemudian mulai menelusuri daerah lain yang tak memiliki jembatan. lalu berinisitif bersama masyarakat sekitar  membangun jembatanlagi. Dukungan pun semakin banyak termasuk dari Kopassuss dan juga salah satu perusahaan minimarket. Bahkan banyakan donatur dari luar negeri seperti Singapura, Malaysia, Qatar, dan Uni Emirat Arab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun