Mohon tunggu...
Dean Ridone
Dean Ridone Mohon Tunggu... Administrasi - Saya Hanya orang Biasa

lesung pipit

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Di Antara ANTV Terselip Kasus Diperkosanya Wanita Jepang

6 Januari 2015   23:25 Diperbarui: 4 April 2017   16:57 1070
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber Photo : Antv. com

Di Indonesia, Aktor India begitu digilai oleh para perempuan Indonesia. pastinya mereka menilai pria-pria India yang menjadi bintang film adalah ganteng dan menarik. ANTV salah satu stasiun televisi mencium gejala ketertarikan perempuan Indonesia pada hal-hal yang berbau dan berwajah India. Maka disulaplah ANTV sebagai TV Indianya Indonesia.

Sepertiga acara ANTV didominasi telenovela dan film-film India, dimulai dari jam 10.30 dengan Little Khrisna, lalu sejam kemudian dilanjut dengan Chhota Bheem. Pada jam19.30 lewat Navya, dilanjut sejam kemudian Jodha Akbar, berhenti 2 jam, kemudian pada pukul 23.00 ditayangkan Ramayana dan diakhiri dengan Mahadewa setengah jam kemudian ditayangkan.

ANTV berencana untuk terus menayangkan acara-acara televisi berbau India. Sepertinya ANTV tak peduli dengan cibiran publik dianggap sebagai representasi TV India-Indonesia. Apalagi ANTV dengan sengaja mengundang aktor India untuk ikut tampil di beberapa acara lokal, seperti eat bulaga, guna menarik perhatian para perempuan Indonesia, baik yang keturunan India maupun yang bukan.

Gambaran pria India yang gagah seperti dalam halnya film-film India yang ditayangkan ANTV tidak mewakili keadaan yang sebenarnya. Sosok pria India saat ini lebih banyak digambarkan seorang pesakitan yang haus akan sex. Gambaran tersebut muncul ketika saat seorang mahasiswi India diperkosa mati oleh sekumpulan pria buas di dalam bus. Kejadian tersebut disusul dengan kejadian berikutnya, seorang turis Inggris mengalami nasib serupa diperkosa masal. Tidak hanya perempuan dewasa yang jadi sasaran, tetapi terkadang anak-anak pun jadi korban. Miris benar.

Siswa India membawa poster dan meneriakkan slogan-slogan dalam sebuah protes yang diselenggarakan untuk menimbulkan kesadaran tentang kekerasan berdasarkan gender terhadap perempuan di Mumbai, 10 Desember 2014 (photo AP, kompas.com)

Belakangan berita terakhir pemerkosaan terjadi lagi. Kali ini yang menjadi korban wisatawan perempuan asal Jepang. Kejadiannya bermula tiga pria yang menawarkan akan memandu wisata. Mereka membawa wisatawan Jepang yang tinggal di Kalkuta itu keliling India timur dan kemudian ke Bodh Gaya, satu dari candi Buddha tersuci di India, di negara bagian Bihar, kemudian di Bihar bergabung dua pria yang lainnya. Tak berapa lama si turis ditangkap, lalu diperkosa berkali-kali. Untung saja, Polisi India berhasil membekuk lima laki-laki, pelaku pemerkosaan.

Meski aturan dan hukum sudah diterapkan sejak mulai terjadinya kekerasan seksual yang menimpa gadis berusia 23 tahun di dalam bus pada tahun 2012,  akibat diperkosa  segerombolan laki-laki  di dalam bus pada tahun 2012, tetapi kekerasan seksual masih saja terjadi.

Memang kekerasan seksual bisa saja terjadi di negara mana saja, tetapi apa yang terjadi dengan India di luar dari nilai-nilai keprimanusiaan. Bayangkan bila saja, anak perempuan kita datang ke India sebagai turis, tiba-tiba ada pria yang menawarkan diri jadi guide, kemudian tak berapa lama kemudian, anak permpuan kita mengalami nasib yang sama seperti yang dialami oleh perempuan Jepang dan Inggris tentu rasanya kita sangat sedih.

Jika India disorot dunia oleh beragam kasus pemerkosaan. ANTV malah menjadikan televisinya jadi budak India. Mungkin di dunia, diluar India dan sekitarnya, hanya ANTV satu-satunya televisi yang sering menayangkan telenovela dan film-film berbau India. Apakah tidak ada cara lokal yang bisa digali atau menarik daripada sekedar menampilkan telenovela dan film India yang menghadirkan jualan mimpi.

Apa mungkin ANTV akan menghentikan acara berbau India, jika saja ada anak gadis Indonesia mengalami nasib serupa seperti yang dialami oleh wisatawan Jepang. Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun