Mohon tunggu...
Dean Ridone
Dean Ridone Mohon Tunggu... Administrasi - Saya Hanya orang Biasa

lesung pipit

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

PERSIK Bubar, PSSI Dapat Pelajaran Penting

18 Januari 2015   05:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:54 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jawara ISL 2003 dan 2007 Persik Kediri menyatakan diri membubarkan diri. Bubar mereka sifatnya sementara. Bilamana kondisi keuangan mereka membaik, Persik akan kembali ikut kompetisi lagi.
Sebenarnya PSSI menawarkan kepada Persik untuk turun tahta ikut berkompetisi di Divisi Utama. Akan tetapi tawaran tersebut ditolak. Pengurus klub lebih memilih mundur dan diikuti dengan membubarkan diri.
Bubarnya Persik dipicu dari tidak lolosnya verifikasi yang disyaratkan oleh PSSI. PSSI mensyaratkan semua tim yang ikut kompetisi diharuskan memiliki anggaran keuangan yang cukup. Persik beserta Persiwa Wamena dikeluarkan karena memiliki kondisi keuangan yang paling buruk diantara tim-tim lainnya.
Beberapa pemain asing yang dikontrak oleh Persik telah bergabung dengan tim lain paska Persik bubar. Ada yang bergabung dengan MU, ada dengan Barito. Masih ada sebagian lainnya menunggu tawaran klub-klub lainnya.
Terlepas dari persoalan bubarnya Persik, langkah yang dilakukan oleh PSSI dalam menerapkan aturan ketat soal kondisi keuangan sangatlah tepat. Memang sudah saatnya kompetisi sepak bola di Indonesia harus dibangun dengan kondisi keuangan yang sehat. Keuangan sehat menjamin tidak tertunggak gaji pemain.
Cerita-cerita sedih tentang pemain asing yang hidup merana di Indonesia lantaran persoalan gaji. Salah satunya adalah pemain Persis Solo asal Uruguay yang harus meregang nyawa. Dia meninggal lantaran kena typhus berat yang awalnya karena tertunggak gajinya selama 6 bulan mengharuskan dia mendapat pelayanan yang buruk. Kisah lainnya masih terjadi di kota yang sama. Seorang pemain asing asal Rusia harus bekerja nyambi jadi penjual jus buah lagi-lagi alasannya karena tertunggak gaji. Dua kasus ini adalah contoh kasus yang diungkap ke media, masih banyak kasus yang sama terjadi di negeri. Klub mapan seperti Persija dan Persebaya pernah mengalaminya.
Apa yang dilakukan Persik adalah tepat. Daripada dirundung malu di tengah kompetisi karena tak mampu menggaji pemain ebih baik bubar tidak terlibat di arena laga sepak bola di Indonesia. PSSI dapat pelajaran penting dari bubarnya Persik. Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun